Nasab Abu Hasan
Al-Syadzili r.a
Nama Lengkap al-Syadzili adalah Abu Hasan
al-Syadzili al-Hasani bin Abdullah Abdul Jabbar bin Tamim bin Hurmuz bin Hatim
bin Qushay bin Yusuf bin Yusya’ bin Ward bin Baththal bin Ahmad bin Muhammad
bin Isa bin Muhammad anak pemimpin pemuda ahli surge dan cucu sebaik-baik
manusia: Abu Muhammad Hasan bin Ali bin Abi Thalib r.a dan bin Fatimah
al-Zahra’ bin Rasulullah SAW.
Nama kecil Abu Hasan al-Syadzili adalah
Ali, gelarnya adalah Taqiyuddin, julukannya adalah Abu Hasan. Dan, nama
populernya adalah al-Syadzili.
Kelahiran Abu Hasan
Al-Syadzili r.a
Sebagian besar sumber yang berbicara
tentang sejarah al-Syadzili sepakat bahwa dia lahir di negeri Maghrib pada
tahun 593 H (1179 M), di sebuah desa yang bernama Ghumarah, dekat kota Sabtah.
Dia tumbuh di desa ini. Dia mengapal Al-Qur’an Al-Karim dan mulai mempelajari
ilmu-ilmu syariat. Kemudian, dai pergi ke kota Tunis ketika masih sangat muda.
Dia tinggal di sebuah desa yang bernama Syadzilah. Oleh karena itu, dia
dinisbatkan kepada desa tersebut meskipun dia tidak berasal dari sana,
sebagaimana dikatakan oleh penulis al-Qamus.
Ada juga yang mengatakan bahwa dia dinisbatkan kepada desa tersebut karena
dia tekun beribadah di sana.
Di sana al-Syadzili bertemu dengan para
ulama untuk memuaskan dahaga ilmunya dan mereguk pengetahuan sebanyak yang
Allah kehendaki baginya. Di sana dia belajar fikih berdasarkan mazhab Imam
Malik, serta memperoleh ilmu naqli
dan aqli yang bermacam-macam,
sehingga dia mampu mengungguli pembesar-pembesar ulama pada masanya. Oleh
karena itu, Imam Ibnu Atha’illah al-Sakarinda berkata, “Ia tidak memasuki jalan
kaum sufi sebelum mempesiapkan diri untuk berdebat tentang ilmu-ilmu zahir.”
Kemasyhuran al-Syadzili tersebar keseluruh
penjuru. Para syekh datang kepadanya untuk berguru. Kadang sebagian orang ingin
berdebat dengannya untuk memastikan kedudukan ilmiyahnya, maka orang tersebut
pun duduk di hadapannya. Dan tiba-tiba, si pendebat itu merasa bahwa dia berada
di hadapan sebuah lautan yang menenggelamkannya, yang tidak mungkin didekati
kecuali untuk menciduk sebagian dari limpahan ilmunya.
Ciri Fisik Abu Hasan
Al-Syadzili r.a
Kulit al-Syadzili sawo matang, badannya
kurus, perawakannya tinggi, pipinya tipis, jari-jari kedua tangannya panjang
seakan-akan dia adalah orang Hijaz, lidahnya fasih, dan perkataannya manis.
Penampilannya menarik. Dia tidak terlalu
membatasi diri dalam makan dan minum. Dia selalu mengenakan pakaiannya yang
indah setiap kali memasuki masjid. Tidak pernah sekalipun ia terlihat memakai
baju-baju yang penuh tambalan sebagaimana yang dipakai oleh sebagian sufi,
bahkan dia selalu berhias dengan pakaian yang bagus. Dia menyakai kuda,
memeliharanya, dan menungganginya selayaknya seorang penunggang kuda. Dia
selalu menasihatkan untuk bersikap moderat. Dalam semua ini dia berpegang pada
firman Allah swt, “Katakanlah: Siapakah
yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk
hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik? Katakanlah
semua itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia,
khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat.” (QS. Al-A’raf: 32)
Sumber :
Muhammad Ibn Abi Qasim al-humairi.Jejak-jejak Wali Allah: Melangkah Menuju Gerbang Kewalian Bersama Syekh
Abu Hasan Al-Syadzili. PT. Gelora Aksara Pratama