Dalam pandangan ulama, jin memiliki kemampuan membentuk dirinya dalam berbagai bentuk. Memang dari Alquran tidak ditemukan penjelasan tentang hal ini, tetapi banyak riwayat yang menginformasikannya.
Allah SWT berfirman (yang artinya), "(Ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik Pembalas tipu daya." (Al-Anfal: 30).
Pakar tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ketika pemuka-pemuka suku di Mekah berunding untuk menghadapi Nabi saw., Iblis tampil dalam bentuk seorang tua terhormat dari suku Najed dan memberikan mereka saran agar memilih dari setiap suku, seorang pemuda, kemudian pemuda-pemuda pilihan itu secara bersamaan membunuh Muhammad. Dengan demikian, suku Nabi Muhammad saw. (Quraisy) tidak bisa membalas, karena bila menuntut, mereka akan menghadapi banyak suku.
Ibnu Katsir mengemukakan juga riwayat yang dinisbahkan kepada Ibnu Abbas r.a. bahwa dalam Perang Badar, Iblis tampil dalam gabungan tentara setan dalam bentuk seorang yang mereka kenal bernama Suraqah bin Malik bin Ju'syum yang ditakuti oleh suku Quraisy, karena ada dendam antarmereka.
Suraqah berkata kepada kaum musyrikin, "Tidak ada seorang manusia pun yang dapat mengalahkan kamu pada hari ini dan aku adalah pembela kamu."
Tetapi, ketika perang berkecamuk, Rasulullah saw. mengambil segumpal tanah dan melemparkannya ke muka orang-orang musyrik, sehingga mereka kacau-balau. Ketika itu juga Malaikat Jibril menuju ke arah Iblis yang berpenampilan seperti Suraqah. Ketika ia, yang memegang tangan salah seorang musyrik, melihat Malaikat Jibril, makhluk terkutuk itu melepaskan tangan yang dipegangnya dan meninggalkan medan pertempuran bersama kelompoknya.
Orang yang dipegang tangannya tadi berkata, "Wahai Suraqah, bukankah engkau berjanji membela kami?"
Iblis menjawab, "Sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihatnya; sesungguhnya saya takut kepada Allah."
Inilah menurut Ibnu Katsir yang dimaksud dengan firman Allah dalam Alquran surah Al-Anfal: 48, "Dan, ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan, 'Tidak ada seorang manusia pun yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu.' Maka, tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata, 'Sesungguhnya saya berlepas diri dari kamu; sesungguhnya saya melihat apa yang kamu sekalian tidak lihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah.' Dan, Allah sangat keras siksa-Nya."
Sebelum ini telah dikemukakan hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari bahwa Abu Hurairah menangkap jin yang berbentuk manusia ketika ia mencari kurma sedekah. Rasulullah saw. juga menyampaikan kepada para sahabatnya bahwa, "Semalam tiba-tiba muncul di hadapanku jin ifrit untuk membatalkan salatku, maka Allah menganugerahkan aku kemampuan menangkapnya dan aku bermaksud mengikatnya pada salah satu tiang masjid, hingga kalian semua di pagi hari dapat melihatnya. Tetapi, aku mengingat ucapan (permohonan) saudaraku (Nabi) Sulaiman, 'Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku'," (38: 35). Berkata perawi hadis ini, "Maka, Nabi mengusirnya (tidak mengikatnya) dalam keadaan hina dan terkutuk."
Imam Bukhari juga menyebutkan sekian riwayat menyangkut perubahan bentuk jin, antara lain dalam bentuk ular.
Ibnu Taimiyah menulis dalam kumpulan fatwanya bahwa jin dapat mengambil bentuk manusia atau binatang, seperti ular, kalajengking, sapi, kambing, kuda, dll.
Sahabat Nabi Ibnu Umar menyampaikan perintah Nabi untuk membunuh ular yang ditemukan di rumah. Demikian diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Di tempat lain termaktub juga riwayat bahwa Nabi saw. melarang membunuh ular yang ditemukan di rumah tanpa peringatan, karena penghuni rumah dari jenis jin sering mengambil bentuk ular-ular kecil. Bukhari dan Muslim meriwayatkan juga bahwa Nabi saw. bersbda, Ibnu Umar membunuh semua ular sampai sahabat Nabi saw. Abu Lubabah menyampaikan kepada kami bahwa Rasulullah saw. melarang membunuh ular-ular yang ditemukan di rumah (sebelum memberinya peringatan), dan sejak itu ia (Ibnu Umar) tidak lagi membunuhnya."
Imam Muslim menjelaskan, peringatan yang dimaksud tersebut adalah dengan ucapan, "Aku mengimbau kalian, demi janji yang telah diambil dari kalian oleh Nabi Sulaiman putra Daud, agar kalian tidak mengganggu kami dan tidak pula menampakkan diri kepada kami."
Hal serupa diriwayatkan oleh Abu Daud dalam kitab Sunannya melalui Abi Laila, bahwa nsa ketika ditanya tentang ular-ular kecil yang ditemukan di rumah, maka beliau bersabda, "Kalau kalian menemukannya di rumah kalian, maka ucapkanlah, 'Ansyudu kunna bil ahed allazy akhaza 'alaikunna Nuh, …. Ansyudu kunna bil ahed allazy akhaza 'alaikunna Sulaiman bin Daud an laa tu'zuuna!' (Aku mengimbau demi janji yang telah diambil dari kalian oleh Nabi Nuh, aku mengimbau demi janji yang telah diambil dari kalian oleh Sulaiman, agar kalian tidak mengganggu kami dan bila ia kembali lagi, maka bunuhlah)."
Jin atau setan--katanya--jika mampu berbentuk manusia secara sempurna, maka ini dapat menjadikan kita meragukan setiap orang yang kita lihat. Apakah dia manusia yang kita kenal atau setan. Jin atau setan dapat menyerupai manusia secara sempurna, tetapi menyerupai Rasulullah saw. tidaklah bisa. Karena, Rasulullah saw. telah bersabda, "Siapa yang melihatku dalam mimpi, maka dia benar-benar telah melihatku (dalam mimpinya), karena setan tidak dapat menyerupakan dirinya dengan aku." (HR Bukhari melalui Anas bin Malik).
Sumber :
- Yang Tersembunyi: Jin, Iblis, Setan & Malaikat dalam Al-Qur'an-As-Sunnah serta Wacana Pemikiran Ulama Masa Lalu dan Masa Kini, M. Quraish Shihab
- Luqath al-Marjan fi al-Ahkam al-Jan, Imam Jalaluddin as-Suyuthi
Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
0 comments:
Post a Comment