Sebagian
besar pemain video game tentu sudah tak asing lagi dengan jenis game survival
horror. Selama ini game dengan genre tersebut biasanya berasal dari luar
negeri, namun tak lama lagi akan tersedia judul dengan "cita rasa"
Indonesia.
Adalah
Digital Happiness, tim developer asal Bandung yang membuat kreasi game horor
bernama "Dreadout". Game 3D yang mengusung perspektif 3rd person ini
mengkisahkan petualangan sekelompok anak SMA yang terjebak di sebuah kota
misterius.
Di
dalamnya, pemain mengendalikan tokoh
utama bernama Linda yang terpisah dari teman-temannya dan berusaha mencari mereka. Nah, cewek yang satu
ini ternyata memiliki kemampuan supranatural, yaitu bisa memburu hantu dengan
cara membidiknya melalui kamera.
Linda
pun berkeliling kota dan bertemu berbagai hantu lokal, seperti pocong dan
sejumlah dedemit lainnya. Akhir petualangan Linda cs. bakal bisa diketahui
setelah Dreadout resmi rilis pada awal 2013 nanti.
Dekat Dengan Masyarakat
Horor
adalah tema yang dipilih Digital Happiness untuk game komersil pertama
buatannya ini. Alasannya, menurut Managing Director Digital Happiness Rachmad
Imron, adalah karena masyarakat Indonesia relatif akrab dengan tema tersebut.
"Di semua daerah, kebudayaan-kebudayaan
kita pasti ada hal-hal yang berkaitan dengan mistik, makanya kami bikin yang
bertema horor," ujarnya ketika ditemui di sela-sela ajang perlombaan
Indonesia ICT Award 2012, Sabtu (15/9/2012).
Soal
cerita, Imron yang juga berperan sebagai produser game di Digital Happiness ini
memilih tokoh anak-anak Sekolah Menengah Atas lantaran belum pernah dijumpai
dalam game sebelumnya. "Kalau tidak salah, ini adalah game pertama yang
mengangkat tokoh anak SMA," kata Imron.
Jadilah,
Dreadout game horor yang diperani oleh satu geng anak SMA. Dalam cerita,
disebutkan juga ada sesosok guru wanita yang menemani petualangan mereka.
Dia
menjanjikan bahwa Dreadout yang akan dirilis untuk platform PC ini bakal
"bersahabat" soal tuntutan kebutuhan sistem. "Modal Pentium IV
sudah bisa jalan lah, tidak terlalu berat, masih bisa di-tweak juga."
Dijual Ritel, Cegah Pembajakan
Ketika
sudah selesai dikembangkan nanti, Imron berencana menjual game Dreadout secara
eceran dalam bentuk keping DVD di lokasi-lokasi seperti toko retail dan toko
buku. "Keinginan kami adalah bekerja sama dengan jaringan franchise
minimarket untuk mendistribusikan game ini," jelasnya.
Untuk
mencegah pembajakan, Digital Happiness akan mematok harga yang ramah di
kantong, sekitar 70-100 ribu atau tak jauh dari harga game bajakan.
"Inisiatif lain termasuk value-added berupa konten-konten tambahan dalam
kemasan game aslinya," ujar Imron.
Nantiya,
akan disediakan juga metode pembelian lewat Steam sehingga peminat bisa
memperoleh Dreadout secara online.
Dreadout
sendiri adalah proyek komersil "B-to-C" pertama dari Digital
Happiness. Pendanaan untuk produk game ini masih ditopang oleh proyek-proyek
lain garapan developer tersebut, yang aktif membuat pesanan animasi-animasi 3D.
Sebelumnya,
Digital Happiness sudah pernah membuat game 3D gratis Hallway Raid untuk
platform PC dan iOS.
Dengan
menawarkan pengalaman bermain yang sebanding dengan game buatan luar negeri,
Imron optimis game bikinannya bisa menuai sukses.
Tim
Digital Happiness yang berjumlah empat orang bekerjasama dengan pihak-pihak
lain seperti artis pengisi suara dalam pembuatan game itu. Imron mengaku enjoy
dengan proses pengembangan Dreadout. "Ini proyek idealisme, jadi kami pun
sangat senang mengerjakannya."
0 comments:
Post a Comment