Wednesday 11 May 2011

Filsafat Sebagai Pandangan Hidup


           Diartikan sebagai pandangan hidup karena filsafat pada hakikatnya bersumber pada hakikat kodrat pribadi manusia (sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan). Hal ini berarti bahwa filsafat mendasarkan pada penjelmaan manusia secara total dan sentral sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk monodualisme (manusia secara kodrat terdiri dari jiwa dan raga). Manusai secara total (menyeluruh) dan sentral didalamnya memuat sekaligus sebagai sumber penjelmaan bermacam-macam filsafat sebagai berikut :
  1. Manusia dengan unsur raganya dapat melahirkan filsafat biologi.
  2. Manusia dengan unsur rasanya dapat melahirkan filsafat keindahan (estetika).
  3. Manusia dengan monodualismenya (kesatuan jiwa dan raganya) melahirkan filsafat antropologi.
  4. Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk Tuhan dapat melahirkan filsafat ketuhanan.
  5. Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial dapat melahirkan filsafat sosial.
  6. Manusia sebagai makhluk yang berakal dapat melahirkan filsafat berpikir (logika).
  7. Manusia dengan unsur kehendaknya untuk berbuat baik dan buruk dapat melahirkan filsafat tingkah laku (etika).
  8. Manusia dengan unsur jiwanya dapat melahirkan filsafat psikologi.
  9. Manusia dengan segala aspek kehidupannya dapat melahirkan filsafat nilai (aksologi).
  10. Manusia dengan dan sebagai warga Negara dapat melahirkan filsafat Negara.
  11. Manusia dengan unsur kepercayaannya terhadap spiritual dapat melahirkan filsafat agama.
            Filsafat sebagai pandangan hidup (Weltsanchaung) merupakan suatu pandangan hidup yang dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, juga dipergunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam kehidupan. Pandangan hidupnya itu akan tercermin didalam sikap hidup dan cara hidup. Sikap dan cara hidup tersebut dapat muncul apabila manusia memikirkan dirinya sendiri secara total.

Asmara Achmadi. “Filsafat Umum”. Jakarta: Rajawali Pers. 2010.

1 comment: