Wednesday 2 May 2012

7 Versi Kematian Syekh Siti Jenar



Mendiskusikan tentang wafatnya Syekh Siti Jenar memang cukup menarik. Sebagaimana banyaknya versi yang menjelaskan tentang asal-usul dan sosol Syekh Siti Jenar, maka demikian pula halnya tentang varian versi yang menerangkan tentang proses kematiannya. Secara umum kesamaan yang diperlihatkan oleh berbagai literatur seputar kematian Syekh Siti Jenar hanyalah yang berkaitan dengan masanya saja, yakni pada masa kerajaan Islam Demak di bawah pemerintahan Raden Fatah sekitar akhir abad XV dan awal abad XVI. Tentu hal ini juga masih mengecualikan sebagian kisah versi Cirebon, yang menyebutkan bahwa wafatnya Syekh Siti Jenar terjadi pada masa Sultan Trenggono. Sedangkan yang berkaitan dengan proses kematiannya, berbagai sumber yang ada memberikan penjelasan yang berbeda-beda. Sampai saat ini, paling tidak terdapat beberapa asumsi (tujuh versi) mengenai proses meninggalnya Syekh Siti Jenar.

Versi Pertama
Bahwa Syekh Siti Jenar wafat karena dihukum mati oleh Sultan Demak, Raden Fatah atas persetujuan Dewan Wali Songo yang dipimpin oleh Sunan Bonang. Sebagai algojo pelaksana hukuman pancung adalah Sunan Kalijaga, yang dilaksanakan di alun-alun kesultanan Demak. Sebagian versi ini mengacu pada “Serat Syeikh Siti Jenar” oleh Ki Sosrowidjojo.

Versi Kedua
Syekh Siti Jenar dijatuhi hukuman mati oleh Sunan Gunung Jati. Pelaksana hukuman (algojo) adalah Sunan Gunung Jati sendiri, yang pelaksanaannya di Masjid Ciptarasa Cirebon. Mayat Syekh Siti Jenar dimandikan oleh Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Kudus, dan Sunan Giri, kemudian dimakamkan di Graksan, yang kemudian disebut sebagai Pasarean Kemlaten. Hal ini tercantum dalam Wawacan Sunan Gunung Jati Pupuh ke-39 terbitan Emon Suryaatmana dan T.D Sudjana (alin bahasa pada tahun 1994). 

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudirman Tebba (2000: 41), Syekh Siti Jenar dipenggal lehernya oleh Sunan Kalijaga. Pada awalnya mengucur darar berwarna merah, kemudian berubah menjadi putih. Syekh Siti Jenar kemudian berkata: “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya”. Kemudian tubuh Syekh Siti Jenar naik ke surga seiring dengan kata-kata: ”Jika ada seorang manusia yang percaya kepada kesatuan selain dari Allah Yang Mahakuasa, dia akan kecewa, karena dia tidak akan memperoleh apa yang dia inginkan”. 

Untuk kisah yang terdapat dalam versi pertama dan kedua masih memiliki kelanjutan yang hampir sama. 

Sebagaimana dikemukakan dalam Suluk Syekh Siti Jenar, disebutkan bahwa setelah Syekh Siti Jenar meninggal di Krendhawasa tahun Nirjamna Catur Tunggal (1480 M. Tahun yang tentu saja masih terlalu dini untuk kematian Syekh Siti Jenar), jenazahnya dibawa ke Masjid Demak, karena saat itu magrib tiba, maka pemakaman dilakukan esok paginya agar bisa disaksikan oleh raja. Para ulama sepakat untuk menjaga jenazah Syekh Siti Jenar sambil melafalkan pujian-pujian kepada Tuhan. Ketika waktu shalat tiba, para santri berdatangan ke masjid. Pada saat itu tiba-tiba tercium bau yang sangat harum, seperti bau bunga Kasturi. Selesai shalat para santri diperintahkan untuk meninggalkan masjid. Tinggal para ulama saja yang tetap berada di dalamnya untuk menjaga jenazah Syekh Siti Jenar. 

Bau harum terus menyengat, oleh karena itu Syekh Malaya mengajak ulama lainnya untuk membuka peti jenazah Syekh Siti Jenar. Tatkala peti itu terbuka, jenazah Syekh Siti Jenar memancarkan cahaya yang sangat indah, lalu muncul warna pelangi memenuhi ruangan masjid. Sedangkan dari bawah peti memancarkan sinar yang amat terang, bagaikan siang hari. 

Dengan gugup, para ulama mendudukkan jenazah itu, lalu bersembah sujud sambil menciumi tubuh tanpa nyawa itu bergantian hingga ujung jari. Kemudian jenazah itu kembali dimasukkan ke dalam peti, Syekh Malaya terlihat tidak berkenan atas tindakan rekan-rekannya itu. 

Dalam Suluk Syekh Siti Jenar dan Suluk Walisanga dikisahkan bahwa para ulama telah berbuat curang. Jenazah Syekh Siti Jenar diganti dengan bangkai anjing kudisan. Jenazah itu dimakamkan mereka di tempat yang dirahasiakan. Peti jenazah diisi dengan bangkai anjing kudisan. Bangkai itu dipertontonkan keesokan harinya kepada masyarakat untuk mengisyaratkan bahwa ajaran Syekh Siti Jenar adalah sesat. 

Digantinya jenazah Syekh Siti Jenar dengan bangkai anjing ini ternyata diketahui oleh salah seorang muridnya bernama Ki Luntang. Dia datang ke Demak untuk menuntut balas. Maka terjadilah perdebatan sengit antara Ki Luntang dengan para Wali yang berakhir dengan kematiannya. Sebelum dia mengambil kematiannya, dia menyindir kelicikan para Wali dengan mengatakan (Sofwan, 2000: 221):

“...luh ta payo totonen derengsun manthuk, yen wus mulih salinen, bangke sakarepmu dadi. Khadal, kodok, rase, luwak, kucing kuwuk kang gampang lehmu sandi, upaya sadhela entuk, wangsul sinantun gajah, sun pastheake sira nora bisa luruh reh tanah jawa tan ana...”

...nah silahkan lihat diriku yang hendak menjemput kematian. Jika nanti aku telah mati, kau boleh mengganti jasadku sekehendakmu, kadal, kodok, rase, luwak atau kucing tua yang mudah kau peroleh. Tapi, jika hendak mengganti dengan gajah, kau pasti tidak akan bisa karena di tanah Jawa tidak ada...”

Seperti halnya sang guru, Ki Luntang pun mati atas kehendaknya sendiri, berkonsentrasi untuk menutup jalan hidup menuju pintu kematian.

Versi Ketiga
Bahwa Syekh Siti Jenar meninggal karena dijatuhi hukuman mati oleh Sunan Giri, dan algojo pelaksana hukuman mati tersebut adalah Sunan Gunung Jati. Sebagian riwayat menyebutkan bahwa vonis yang diberikan Sunan Giri atas usulan Sunan Kalijaga (Hasyim, 1987: 47).

Dikisahkan bahwa Syekh Siti Jenar mempunyai sebuah pesantren yang banyak muridnya. Namun sayang, ajaran-ajarannya dipandang sesat dan keluar dari ajaran Islam. Ia mengajarkan tentang keselarasan antara Tuhan, manusia dan alam (Hariwijaya, 2006: 41-42).

Hubungan manusia dengan Tuhannya diungkapkan dengan “Manunggaling kawula-gusti” dan “Curiga Manjing Warangka”. Hubungan manusia dengan alam diungkapkan dengan “Mengasah Mingising Budi, Memasuh Malaning Bumi”, dan “Hamemayu Hayuning Bawana”, yang bermuara pada pembentukan “Jalma Sulaksana”, “Al-insan Al-kamil”, “Sarira Bathara”, “Manusia Paripurna”, “Adi Manusia” yang imbang lahir batin, jiwa-raga, intelektual spiritual, dan kepala dadanya. 

Konsep manunggaling kawula gusti oleh Syekh Siti Jenar disebut dengan “uninong aning unong”, saat sepi senyap, hening, dan kosong. Sesungguhnya Zat Tuhan dan zat manusia adalah satu, manusia ada dalam Tuhan dan Tuhan ada dalam manusia. 

Sunan Giri sebagai ketua persidangan, setelah mendengar penjelasan dari berbagai pihak dan bermusyawarah dengan para Wali, memutuskan bahwa ajaran Syekh Siti Jenar itu sesat. Ajarannya bisa merusak moral masyarakat yang baru saja mengenal Islam. Karenanya Syekh Siti Jenar dijatuhi hukuman mati. 

Syekh Siti Jenar masih diberi kesempatan selama setahun untuk memperbaiki kesalahannya sekaligus menanti berdirinya Negara Demak secara formal, karena yang berhak menentukan hukuman adalah pihak negara (Widji saksono, 1995: 61). Kalau sampai waktu yang ditentukan ia tidak mengubah pendiriannya, maka hukuman tersebut akan dilaksanakan.

Sejak saat itu, pesantren Syekh Siti Jenar ditutup dan murid-muridnya pun bubar, menyembunyikan diri dan sebagian masih mengajarkan ajaran wahdatul wujud meskipun secara sembunyi-sembunyi. Setelah satu tahun berlalu, Syekh Siti Jenar ternyata tidak berbubah pendiriannya. Maka dengan terpaksa Sunan Gunung Jati melaksanakan eksekusi yang telah disepakati dulu. Jenazah Syekh Siti Jenar dimakamkan di lingkungan keraton agar orang-orang tidak memujinya.

Versi Keempat
Syekh Siti Jenar wafat karena vonis hukuman mati yang dijatuhi Sunan Giri sendiri. Peristiwa kematian Syekh Siti Jenar versi ini sebagaimana yang dikisahkan dalam Babad Demak. Menurut babad ini Syekh Siti Jenar meninggal bukan karena kemauannya sendiri, dengan kesaktiannya dia dapat menemui ajalnya, tetapi dia dibunuh oleh Sunan Giri. Keris ditusukkan hingga tembus ke punggung dan mengucurkan darah berwarna kuning. Setelah mengetahui bahwa suaminya dibunuh, istri Syekh Siti Jenar menuntut bela kematian itu kepada Sunan Giri. Sunan Giri menghiburnya dengan mengatakan bahwa dia bukan yang membunuh Syekh Siti Jenar tetapi dia mati atas kemauannya sendiri. Diberitahukan juga bahwa suaminya kini berada di dalam surga. Sunan Giri meminta dia melihat ke atas dan di sana dia melihat suaminya berada di surga dikelilingi bidadari yang agung, duduk di singgasana yang berkilauan (Sofwan, 2000: 218).

Kematian Syekh Siti Jenar dalam versi ini juga dikemukakan dalam Babad Tanah Jawa yang disandur oleh S. Santoso, dengan versi yang sedikit memiliki perbedaan. Dalam babad ini disebutkan Syekh Siti Jenar terbang ke surga, tetapi badannya kembali ke masjid. Para ulama takjub karena dia dapat terbang ke surga, namun kemudian marah karena badannya kembali ke masjid. Melihat hal yang demikian, Sunan Giri kemudian mengatakan bahwa tubuhnya harum ditikam dengan sebuah pedang, kemudian dibakar. Syekh Maulana kemudian mengambil pedang dan menikamkannya ke tubuh Syekh Siti Jenar, tetapi tidak mempan. Syekh Maulana bertambah marah dan menuduh Syekh Siti Jenar berbohong atas pernyataannya yang menegaskan bahwa dia rela mati. 

Syekh Siti Jenar menerima banyak tikaman dari Syekh Maulana, tetapi dia terus berdiri. Syekh Maulana kian gusar dan berkata, “Itu luka orang jahat, terluka tapi tidak berdarah”. Dari luka-luka Syekh Siti Jenar itu seketika keluar darah berwarna merah. Seketika Syekh Maulana berkata lagi, ”Itu luka orang biasa, bukan kawula gusti, karena darah yang keluar berwarna merah”. Dari merah yang mengucur itu seketika berubah berwarna putih. Syekh Maulana berkata lagi. “Ini seperti kematian pohon kayu, keluar getah dari lukanya. Kalau ‘insan kamil’ betul tentu dapat masuk surga dengan badan jasmaninya, berarti kawula gusti tidak terpisah”. Dalam sekejap mata tubuh Syekh Siti Jenar hilang dan darahnya sirna.

Syekh Maulana kemudian membuat muslihat dengan membunuh seekor anjing, membungkusnya dengan kail putih dan mengumumkan kepada masyarakat bahwa mayat Syekh Siti Jenar telah berubah menjadi seekor anjing disebabkan ajarannya yang bertentangan dengan syariat. Anjing itu kemudian di bakar. 

Beberapa waktu setelah peristiwa itu, para ulama didatangi oleh seorang penggembala kambing yang mengaku sebagai murid Syekh Siti Jenar. Dia berkata, ”Saya dengar para Wali telah membunuh guru saya, Syekh Siti Jenar. Kalau memang demikian, lebih baik saya juga Tuan-tuan bunuh. Sebab saya ini juga Allah, Allah yang menggembalakan kambing”. Mendengar penuturannya itu kemudian Syekh Maulana membunuhnya dengan pedang yang sama dengan yang digunakan untuk membunuh Syekh Siti Jenar. Seketika tubuh mayat penggembala kambing itu lenyap. (Tebba, 2003: 43).

Versi Kelima
Bahwa vonis hukuman mati dijatuhkan oleh Sunan Gunung Jati, sedangkan yang menjalankan eksekusi kematian (algojo) adalah Sunan Kudus. Versi tentang proses kematian Syekh Siti Jenar ini dapat ditemukan dalam Serat Negara Kertabumi yang disunting oleh Rahman Selendraningrat. Tentu bahwa kisah eksekusi terhadap Syekh Siti jenar yang terdapat dalam versi ini berbeda dari yang lainnya. Nampaknya kisah ini bercampur aduk dengan kisah eksekusi Ki Ageng Pengging yang dilakukan oleh Sunan Kudus. 

Kisah kematian Syekh Siti Jenar dalam sastra “kacirebonan” ini diawali dengan memperlihatkan posisi para pengikut Syekh Siti Jenar di Cirebon sebagai kelompok oposisi atas kekuatan Kesultanan Cirebon. Sejumlah tokoh pengkutnya pernah berusaha untuk menduduki tahta, tetapi semuanya menemui kegagalan. Tatkala Pengging dilumpuhkan, Syekh Siti Jenar yang pada saat itu menyebarkan agama di sana, kembali ke Cirebon diikuti oleh para muridnya dari Pengging. Di Cirebon, kekuatan Syekh Siti Jenar menjadi semakin kokoh, pengikutnya meluas hingga ke desa-desa. Serelah Syekh Datuk Kahfi meninggal dunia, Sultan Cirebon menunjuk Pangeran Punjungan untuk menjadi guru agama Islam di Padepokan Amparan Jati. 

Pangeran Punjungan bersedia menjalankan tugas yang diembankan sultan kepadanya, namun dia tidak mendapatkan murid di sana karena orang-orang telah menjadi murid Syekh Siti Jenar. Bahkan panglima bala tentara Cirebon bernama Pangeran Carbon lebih memilih untuk menjadi muridnya Syekh Siti Jenar. Dijaga oleh muridnya yang banyak, Syekh Siti Jenar merasa aman tinggal di Cirebon Girang. 

Keberadaan Syekh Siti Jenar di Cirebon terdengar oleh Sultan Demak. Sultan kemudian mengutus Sunan Kudus disertai 700 orang prajurit ke Cirebon. Sultan Cirebon menerima permintaan Sultan Demak dengan tulus, bahkan memberi bantuan untuk tujuan itu. 

Langkah pertama yang diambil Sultan Cirebon adalah mengumpulkan para murid Syekh Siti Jenar yang ternama, antara lain Pangeran Carbon, para Kyai Geng, Ki Palumba, Dipati Cangkuang dan banyak orang lain di istana Pangkuangwati. Selanjutnya bala tentara Cirebon dan Demak menuju padepokan Syekh Siti Jenar di Cirebon Girang. Syekh Siti Jenar kemudian di bawa ke masjid Agung Cirebon, tempat para Wali telah berkumpul. 

Dalam persidangan itu, yang bertindak sebagai hakim ketuan adalah Sunan Gunung Jati. Melalui perdebatan yang panjang, pengadilan memutuskan Syekh Siti Jenar harus dihukum mati. Kemudian Sunan Kudus melaksanakan eksekusi itu menggunakan keris pusaka Sunan Gunung Jati. Peristiwa itu terjadi pada bulan Safar 923 H atau 1506 (Sofwan, 2000: 222). 

Pada peristiwa selanjutnya, mulai diperlihatkan kecurangan yang dilakukan oleh para ulama di Cirebon terhadap keberadaan jenazah Syekh Siti Jenar. Dikisahkan, setelah eksekusi dilaksanakan, jenazah Syekh Siti Jenar dimakamkan di suatu tempat yang kemudian banyak diziarahi orang. Untuk mengamankan keadaan, Sunan Gunung Jati memerintahkan secara diam-diam agar mayat Syekh Siti Jenar dipindahkan ke tempat yang dirahasiakan, sedangk di kuburan yang sering dikunjungi orang itu dimasukkan bangkai anjing hitam. 

Ketika para perziarah menginginkan agar mayat Syekh Siti Jenar dipindahkan ke Jawa Timur, kuburan di buka dan ternyata yang tergeletak di dalamnya bukan mayat Syekh Siti Jenar melainkan bangkai seekor anjing. Para peziarah terkejut dan tak bisa mengerti keadaan itu. Ketika itu Sultan Cirebon memanfaatkan situasi dengan mengeluarkan fatwa agar orang-orang tidak menziarahi bangkai anjing dan agar meninggalkan ajaran-ajaran Syekh Siti Jenar (Sulendraningrat, 1983: 28).

Versi Keenam
Bahwa Syekh Siti Jenar dijatuhi hukuman mati oleh Wali Songo. Pada saatu hukuman harus dilaksanakan, para anggota Wali Songo mendatangi Syekh Siti Jenar untuk melaksanakan hukuman mati. Akan tetapi kemudian para anggota Wali Songo tidak jadi melaksanakan hukuman tersebut, karena Syekh Siti Jenar justru memilih cara kematiannya sendiri, dengan memohon kepada Allah agar diwafatkan tanpa harus dihukum oleh pihak Sultan dan para Sanan, sekaligus Syekh Siti Jenar menempuh jalan kematiannya sendiri, yang sudah ditetapkan oleh Allah. Versi ini mengacu pada Serat Seh Siti Jenar yang digubah oleh Ki Sosrowidjojo, yang kemudian disebarluaskan kembali ileh Abdul Munir Mulkan (t.t). 

Sofwan (2000: 215-217) mengutip Suluk Walingsanga (sebagaimana juga yang terdapat dalam Serat Seh Siti Jenar dalam berbagai versi) yang di dalamnya terdapat cerita yang mengisahkan bahwa kematian Syekh Siti Jenar berawal dari perdebatan yang terjadi antara Syekh Siti Jenar dengan dua orang utusan Sultan Demak, yakni Syekh Domba dan Pangeran Bayat sebagai utusan Sultan Fatah dan Majelis Wali Songo. Dua orang utusan ini diperintah Sultan atas persetujuan Majelis Wali Songo untuk mengadakan tukar pikiran (lebih tepatnya menginvestigasi) dengan Syekh Siti Jenar mengenai ajaran yang dia sampaikan kepada murid-muridnya. 

Disinyalir bahwa ajaran yang telah disampaikan oleh Syekh Siti Jenar menyebabkan terganggunya stabilitas keamanan dan ketertiban di wilayah Demak. Hal ini disebabkan ulah para muridnya yang berbuat kegaduhan, merampok, berkelahi, bahkan membunuh. Bila ada kejahatan atau keonaran, tentu murid Syekh Siti Jenar yang menjadi pelakunya. Ketika pengawal kerajaan menangkap mereka, maka mereka bunuh diri di dalam penjara. Bila dikorek keterangan dari mereka, dengan angkuh mereka mengatakan bahwa mereka adalah murid Syekh Siti Jenar yang telah banyak mengenyam ilmu makrifat, dan selalu siap mati bertemu Tuhan. 

Mereka beranggapan bahwa hidup sekedar menjalani mati, oleh karena itu mereka merasa jenuh menyaksikan bangkai bernyawa bertebaran di atasnya. Dunia ini hanya dipenuhi oleh mayat, maka mereka lebih memilih meninggalkan dunia ini. Mereka juga mengejek, mengapa orang mati diajari shalat, menyembah dan mengagungkan nama-Nya, padahal di dunia ini orang tidak pernah melihat Tuhan. 

Berkenaan dengan pemahaman yang demikian ini, maka Syekh Domba dan Pangeran Bayat diutus oleh Sultan Demak untuk menemui Syekh Siti Jenar. Dalam pertemuan itu terjadi perdebatan antara utusan Sultan dengan Syekh Siti Jenar. Dalam perdebatan itu, terlihat bahwa kemahiran Syekh Siti Jenar berada di atas Syekh Domba dan Pangeran Bayat. Pada akhirnya, Syekh Domba merasa kagum atas uraian dan kedalaman ilmu Syekh Siti Jenar, bahkan dia bisa menyetujui kebenarannya. Dia ingin menjadi muridnya secara tulus, kalau saja tidak dicegah oleh Pangeran Bayat. 

Selanjutnya, kedua utusan itu kembali ke Demak melaporkan apa yang telah mereka saksikan tentang ajaran Syekh Siti Jenar. Setelah berunding dengan Majelis Wali Songo, Sultan kemudian mengutus lima orang Wali untuk memanggil Syekh Siti Jenar ke istana guna mempertanggungjawabkan ajarannya. Kelima utusan itu adalah Sunan Kalijaga, Sunan Ngudung, Pangeran Modang, Sunan Geseng, dan Sunan Bonang sebagai pemimpin utusan itu. Mereka diikuti oleh empat puluh orang santri lengkap dengan persenjataannya untuk memaksa Syekh Siti Jenar datang ke istana. Sesampainya di kediaman Syekh Siti Jenar, kelima Wali tersebut terlibat perdebatan sengit. Perdebatan itu berakhir dengan ancaman Sunan Kalijaga. Sekalipun mendapatkan ancaman dari Sunan Kalijaga, Syekh Siti Jenar tetap tidak bersedia datang ke istana karena menurutnya Wali dan raja tidak berbeda dengan dirinya, sama-sama terbalut darah dan daging yang akan menjadi bangkai. Lalu dia memilih mati. Mati bukan karena ancaman yang ada, tetapi karena kehendak diri sendiri. Syekh Siti Jenar kemudian berkonsentrasi, menutup jalan hidupnya dan kemudian meninggal dunia.

Versi Ketujuh
Bahwa terdapat dua orang tokoh utama, yang memiliki nama asli yang berdekatan dengan nama kecil Syekh Siti Jenar, San Ali. Tokoh yang satu adalah Hasan Ali, nama Islam Pangeran Anggaraksa, anak Rsi Bungsi yang semula berambisi menguasai Cirebon, namun kemudian terusir dari Keraton, karena kedurhakaan kepada Rsi Bungsi dan pemberontakannya kepada Cirebon. Ia menaruh dendang kepada Syekh Siti Jenar yang berhasil menjadi seorang guru suci utama di Giri Amparan Jati. Tokoh yang satunya lagi adalah San Ali Anshar al-Isfahani dari Persia, yang semua merupakan teman seperguruan dengan Syekh Siti Jenar di Baghdad. Namun ia menyinpan dendang pribadi kepada Syekh Siti Jenar karena kalah dalam hal ilmu dan kerohanian. 


Ketika usia Syekh siti Jenar sudah uzur, dua tokoh ini bekerja sama untuk berkeliling ke berbagai pelosok tanah Jawa, ke tempat-tempat  yang penduduknya menyatakan diri sebagai pengikut Syekh Siti Jenar, padahal mereka belum pernah bertemu dengan Syekh Siti Jenar. Sehingga masyarakat tersebut kurang mengenal sosok asli Syekh Siti Jenar. Pada tempat-tempat seperti itulah, dua tokoh pemalsu ajaran Syekh Siti Jenar memainkan perannya, mengajarkan berbagai ajaran mistik, bahkan perdukunan yang menggeser ajaran tauhid Islam. 

Hasan Ali mengaku dirinya sebagai Syekh Lemah Abang, dan San Ali Anshar mengaku dirinya sebagai Syekh Siti Jenar. Hasan Ali beroperasi di Jawa bagian Barat, sementara San Ali Anshar di Jawa Bagian Timur. Kedua orang ini sebenarnya yang dihukum mati oleh anggota Wali Songo, karena sudah melancarkan berbagai fitnah keji terhadap Syekh Siti Jenar sebagai guru dan anggota Wali Songo. 

Kemungkinan karena silang sengkarut kemiripan nama itulah, maka dalam berbagai Serat dan babad di daerah Jawa, cerita tentang Syekh Siti Jenar menjadi simpang siur. Namun pada aspek yang lain, ranah politik juga ikut memberikan andil pendiskreditan nama Syekh Siti Jenar. Karena naiknya Raden Fatah ke tampuk kekuasaan Kesultanan Demak, diwarnai dengan intrik perebutan tahta kekuasaan Majapahit yang sudah runtuh, sehingga segala intrik bisa terjadi dan menjadi “halal” untuk dilakukan, termasuk dengan mempolitisasi ajaran Syekh Siti Jenar yang memiliki dukungan massa banyak, namun tidak menggabungkan diri dalam ranah kekuasaan Raden Fatah. 

Jadi dikaitkan dengan kekuasaan Sultan Trenggono, sebagaimana tercatat dalam berbagai fakta sejarah, naiknya Sultan Trenggono sebagai penguasa tunggal Kesultanan Demak, adalah dengan cara berbagai tipu muslihat dan pertumpahan darah. Karena sebenarnya yang berhak menjadi Sultan adalah Pangeran Suronyoto, yang dikenal dengan sebutan Pangeran Sekar Seda Ing Lepen, kakak laki-laki Sultan Trenggono yang seharusnya menggantikan Adipati Unus. “Seda Ing Lepen” artinya meninggal di sungai. 

Sebenarnya Pangeran Suronyoto tidak meninggal di sungai, namun dibunuh oleh orang-orang suruhan Pangeran Trenggono, baru setelah terbunuh, mayatnya dibuang ke sungai (Daryanto, 2009: 215-278). Kematian kakaknya tersebut diduga atas strategi Sultan Trenggono. Sultan Trenggono sendiri, pada mulanya tidaklah begitu disukai oleh para adipati dan kebanyakan masyarakat, karena sifatnya yang ambisius, yang dibingkai dalam sikap yang lembut. 

Salah satu tokoh penentang utama naiknya Trenggono sebagai Sultan adalah Pangeran Panggung di Bojong, salah satu murid utama Syekh Siti Jenar. Demikian pula masyarakat Pengging yang sejak kekuasaan Raden Fatah belum mau tunduk pada Demak. Banyak masyarakat yang sudah tercerahkan kemudian kurang menyukai Sultan Trenggono. Mungkin oleh karena faktor inilah, maka Sultan Trenggono dan para ulama yang mendekatinya kemudian memusuhi pengikut Syekh Siti Jenar. Maka kemudian dihembuskan kabar bahwa Syekh Siti Jenar dihukum mati oleh Dewan Wali Songo di masjid Demak, dan mayatnya berubah menjadi anjing kudisan, dan dimakamkan di bawah mihrab pengimaman masjid. Suatu hal yang sangat mustahil terjadi dalam konteks hukum Islam, namun tentu dianggap sebagai sebuah kebenaran atas nama kemukjizatan bagi masyarakat awam. 

Keberadaan para ulama “penjilat” penguasa, yang untuk memenuhi ambisi duniawinya bersedia mengadakan fitnah terhadap sesama ulama, dan untuk selalu dekat dengan penguasa bahkan bersedia menyatakan bahwa suatu ajaran kebenaran sebagai sebuah kesesatan dan makar, karena menabrak kepentingan penguasa itu sebenarnya sudah digambarkan oleh para ulama. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ “Ulum al-Din menyebutkan sebagai al-‘ulama’ al-su’ (ulama yang jelek dan kotor). Sementara ketika Sunan Kalijaga melihat tingkah laku para ulama pada zaman Demak, yang terkait dengan bobroknya moral dan akhlak penguasa, disamping fitnah keji yang ditujukan kepada sesama ulama, namun beda pendapat dan kepentingan, maka Sunan Kalijaga membuatkan deskripsi secara halus. Sesuai dengan profesinya dalam budaya, utamanya sebagai dalang, Sunan Kalijaga menggambarkan kelakuan para ulama yang ambisi politik dan memiliki karakter jelek sebagai tokoh Sang Yamadipati (Dewa Pencabut Nyawa) dan Pendeta Durna (ulama yang bermuka dua, munafik). 

Kedua tokoh tersebut dalam serial pewayangan model Sunan Kalijaga digambarkan sebagai ulama yang memakai pakaian kebesaran ulama; memakai surban, destar, jubah, sepatu, biji tasbih dan pedang. Pemberian karakter seperti itu adalah salah satu cara Sunan Kalijaga dalam mencatatkan sejarah bangsanya, yang terhina dan teraniaya akibat tindakan para ulama jahat yang mengkhianati citra keulamaannya, dengan menjadikan diri sebagai Sang Yamadipati, mencabut nyawa manusia yang dianggapnya berbeda pandangan dengan dirinya atau dengan penguasa di mana sang ulama mengabdikan dirinya. Hal tersebut merupakan cara Sunan Kalijaga melukiskan suasana batin bangsanya yang sudah mencitrakan pakaian keulamaan, dalil-dalil keagamaan sebagai atribut Sang Pencabut Nyawa. Atas nama agama, atas nama pembelaan terhadap Tuhan, dan karena dalil-dalil mentah, maka aliran serta pendapat yang berbeda harus dibungkus habis. 

Gambaran pendeta Durna adalah wujud dari rasa muak Sunan Kalijaga terhadap para ulama yang menjilat kepada kekuasaan, bahkan aktivitasnya digunakan untuk semata-mata membela kepentingan politik dan kekuasaan, menggunakan dalil keagamaan hanya untuk kepentingan dan keuntungan pribadi dengan mencelakakan banyak orang sebagai tumbalnya. Citra diri ulama yang ‘tukang’ hasut, penyebar fitnah, penggunjing, dan pengadu domba. Itulah yang dituangkan oleh Sunan Kalijaga dalam sosok Pendeta Durna. 

Berbagai versi tentang kematian Syekh Siti Jenar menunjukkan bahwa tokoh Syekh Siti Jenar memang sangat kontroversional. Berbagai literatur yang ada tidak dapat memastikan tentang asal-usul keberadaannya hingga proses kematian yang dialaminya, disebabkan oleh banyak faktor dan kepentingan yang mengitarinya. Walaupun demikian, sejumlah besar keterangan yang mengisahkan tentang keberadaannya memerlihatkan ajarannya yang selalu dipertentangkan dengan paham para Wali, namun sekaligus tidak jarang membuat para Wali itu sendiri “kagum” dan “mengakui” kebenaran ajarannya. Tentu saja, “pengakuan” dan “kekaguman” itu tidak pernah diperlihatkan secara eksplisit karena akan mengurangi “keagungan” mereka, disamping kurang objektifnya penulisan serat dan babad Jawa, yang terkait dengan Syekh Siti Jenar. 

Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa dalam berabgai Serat dan Babad tersebut, akhir dari kisah Syekh Siti Jenar selalu dihiasi dengan usaha-usaha intrik politik para Wali. Bisa jadi hal ini memang dilakukan oleh para ulama penjilat kekuasaan, oleh murid-murid generasi penerus para ulama yang pernah memusuhi ajaran Syekh Siti Jenar, atau para penulis kisah yang juga memiliki kepentingan tersendiri terkait dengan motif politik, ideologi, keyakinan, dan ajaran keagamaan yang dianutnya. 

Pada sisi lain, disamping disebabkan banyaknya referensi yang berbeda dalam menjelaskan kisah Syekh Siti Jenar, pemahaman mereka yang membaca akan memberikan pemahaman baru dari bacaan tersebut sehingga memperbanyak versi. Misalnya, tentang pemahaman salah satu versi mengenai asal-usul Syekh Siti Jenar yang dalam Serat Syekh Siti Jenar, sebagaimana juga disadur dalam Falsafah Syekh Siti Jenar disebut “berasal dari caing (elur)”. 

Sebagian penafsir mengatakan bahwa memang Syekh Siti Jenar bukanlah berasal dari manusia, namun semula ia adalah seekor cacing yang disumpah oleh Sunan Bonang menjadi manusia. Padalah, jika cara pembacaan ini dilakukan dengan cara referensi silang, kita mendapatkan penjelasan dari sumber lain, misalnya dalam Serat Seh Siti Jenar yang tersimpan di musem Radya Pustaka Surakarta, bahwa yang dimaksud “elur” (cacing) tidak lain adalah “wrejid bangsa sudra” (yang berasal dari rakyat jelata). Maksudnya Syekh Siti Jenar adalah masyarakat biasa yang berhasil menjadi Wali, atau seorang Wali yang menjelata (menempatkan dirinya berada di tengah-tengah mansyarakat jelata) (lihat misalnya Sujamto, 2000: 87). 

Sumber : K.H. Muhammad Sholikhin. Ternyata Syekh Siti Jenar Tidak Dieksekusi Wali Songo. Erlangga. Boyolali: 2008.

327 comments:

  1. iya ,, lumayan .. thnx tas kunjungan'y ..

    ReplyDelete
  2. hmmm......
    gud gud gud...
    tambah ilmu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sipp ,, betul itu .. thnx yh tas kunjungan n' komentar'y
      :)

      Delete
  3. ASS..jadi gmn mas tentang film yang pernah di putar
    oleh salah satu stasion televisi bahwa ia di vonis hukuman mati dgn memenggal lehernya oleh salah satu
    sunan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wss..
      itu termasuk salah satu versi kematian syekh siti jenar ..
      jd gni, setiap penulisan sejarah tergantung pd ke objektivitas sang penulis,.
      jd yg d tv itu bisa saja salah satu versi kematian'y .. tinggal bagaimana kita mnerima'y, klo perlu kita cari sumber yg paling kuat mengenai hal itu ..

      Delete
    2. Di mana bisa dipelajari ajaran ini?

      Delete
    3. dlu sih d daerah cirebon .. klo skrg mh kurng tau ..

      Delete
  4. pengarang buku diatas itu orang JIL (Jaringan Islam Liberal) jadi wajar klo trus mengagung-agungkan dan membenarkan ajaran Jenar itu yang sudah jelas sesat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hmm, bisa jadi mas, klo soal itu saya kurang tau .. :)

      Delete
    2. tong kosong lo

      Delete
    3. klw menurut saya pribadi,,,ga ada salahnya kok mempelajari SEJARAH,,setidaknya menambah pengetahuan

      Delete
    4. Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. Q.S Al Israa’ (17) : 84


      .. ... ...Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. Q.S An Najm (53) : 32


      Jangan mengambil alih apa yang menjadi otoritas Tuhan, hanya Tuhanlah yang tahu siapa yang kafir atau tidak, siapa yang sesat atau tidak.




      Delete
    5. yang mengatakan ajaran syech siti jenar adalah ANJING BABI, SETAN,IBLIS BODOH................

      Delete
    6. Biasa aje Kaleeeee......

      Delete
    7. saya jadi penasaran crita riely gmn masalahy apa,..alasanya shinnga syeh st znar mati/d bnuh
      apa karna syeh siti znar dari rakyat jelata sehingga tidak pantas jadi wali

      Delete
    8. sesat tidak nya hanya gusti allah yang menentukan. kita manusia tidak berhak memutusi nya sendiri

      Delete
  5. salah satu bukti islam yang ada di indonesia ini adalah ajaran sembilan wali / sunan yang berhati culas ..
    buktinya ya FPI dan semua ormas islam yang brutal itu ..
    saya ingin memiliki catatan ajaran Syekh Siti Jenar yang asli ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. sperti yg d katakan sebelumnya , penulisan ttg sejarah itu tidak terlepas dari ke objetivitas dari sang penulis .. jd, hal yg mngkin d anggp salah oleh kita malah jd benar, begitupun sebaliknya .. so, trgantung bgaimana kita mencari keberanan yg sesungguhnya .. smpai saat ini pun ane sndiri msh mncari sumber2 lainnya .. krna memang cukup menarik untuk d kaji :) ..
      salam kenal, thnx yh tas komentar'y .. hihihi
      :)

      Delete
    2. ajaran islam di indonesia ya ajaran nabi muhammad, kl fpi ormas brutal laennya ya berarti ada y kelakuannya anggotanya y belum sesuai dengan tuntunan islam y sebenarnya... kek kamu y berhati culas itu.

      Delete
    3. Islam itu ' rahmatan lil alamin' adalah sangat bijaksana kalau kita tidak menghakimi suatu perkara berdasarkan literatur yang subyektif apalagi menghubungkan wali dengan tindakan brutal suatu ormas tertentu sebagai bukti. Adalah pula mulia hati orang yang tahu berterima kasih kepada mereka yang telah mengabarkan islam hingga seperti saat sekarang ini menjadikan Indonesia adalah negara dengan penduduk Islam terbesar didunia

      Delete
    4. Tu yang " Anonim " sarap bener ya klo komen...masyarakat nomer brapa sih loe..

      Delete
    5. bedakan dulu mana santri salafi dan modern , FPI termasuk lulusan para santri modern, sedangkan santri salafi senang menyendiri seperti para ulama" banten yg menjauhi dunia, bahkan setiap kerajaan jaman wali songo bukan mereka yg memimpin .

      Delete
  6. dalam fikih,ajaran syeih siti jenar itu benar,menurut imam gozali,ambil untuk makan dan pakaian,selebihnya sedekahkan,karena klo agama untuk jln politik pasti jd kotor,menibulkan penyimpangan. mtur nuwun

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah, lantas yg salah siapa ? para wali ataukah ajaran syekh siti jenar itu sendiri ? hehehehehe

      Delete
    2. Yg salah penulis yg kgk obyektif jadi nulis untuk kepentingan tertentu sebagai pewaris tulisan yg sudah ditulis berbagai versi marilah kita telaah secara bijaksana tanpa tendensi yg gak jelas ......thx mas imam jd tambah pengetahuan..trus gali...s

      Delete
    3. Guru saya berpesan'jangan ngomong benar ;nanti yang lain salah..biar benar yang ngomong..jadi klo kebenaran yg ngomong tdk ada yg mbantah.kataRosulullah SAW.manusia yang baik itu yang berguna bagi manusia lainnya.

      Delete
  7. tidak ada yg salah, gak usah pusing, ambil semua histori sejarah manusia untuk diri anda sendiri. buang kebencian, ulama bukan tuhan, pendeta bukan tuhan, allah swt membuka pintu untuk orang terpilih yg bisa masuk ke surga, sekarang pikirkan tentang diri anda, apakah layak hari ini...

    ReplyDelete
    Replies
    1. sip ,, bener gan !!!..
      mudah2an dpt d ambil pelajaran dr setiap sejarah yg terjadi .. :)

      Delete
  8. ajaran kejawen kayaknya deh.....cuman pake islam aja, tapi rukunnya ga dipake.
    wallahu alam.

    ReplyDelete
  9. Bila diantara Anda ada yang ingin menyelami kedalaman pemahaman Syekh Siti Jenar, saya bersedia kirimkan buku tentang Guru Sejati yang dapat memberikan petunjuk Cahaya dan Suara Bathin, petunjuk awal pintu gerbang bathin mengenali kesejatian diri Anda. Silahkan SMS ke 0817 689 3113. Buku (edisi bahasa Indonesia) dikirimkan gratis sampai ke alamat Anda tanpa embel apa-apa.

    Tersedia juga buku spiritual pencerahan yang membahas syair pujian Jalaluddin Rumi kepada Gurunya, berjudul “Shams-e Tabrizi” (khusus bagi pembaca yang menguasai bahasa Inggris, sebab belum diterjemahkan). Buku ini juga gratis dan dikirimkan dalam jumlah terbatas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, bagus tuh kayak nya .. mudah2an ja da yg berminat mas ,..
      :)

      Delete
    2. Masih ada nggak ea....

      Delete
    3. saya mas.. sangat berminat.. pecinta tulisan rumi.. nnti saya sms mas...

      Delete
  10. Tambahan referensi:
    menurut laku spiritual...Syech Siti Jenar lebih tepatnya Muksa.. dengan tingkat kesaktiannya. walauhualam

    ReplyDelete
  11. wah....2 memang susahya cri rowi yng jlas, gamblang, benar, q klo nanya tau baca buku mesti da perbedaan, kra2 rowi yng soheh yg gy mana y....?

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang begitulah keadaan nya .. ambil ja semua sejarah nya sebagai bahan referensi, tinggal tar gmn kita menyimpulkan nya :)

      Delete
  12. siPP... nambah pengetahuan nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. sipp,, thnx y tas kunjungan & komentar nya .. d tnggu knjungan2 berikut nya
      :)

      Delete
  13. woww good good pisan euy..
    namun seyogyanya baca juga buku Prof. Hasanu Simon "Misteri Syekh Siti Jenar Peran Wali Songo dalam Mengislamkan Tanah Jawa", penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, pastu seru tuh rekomendasi buku dr anda, mudah2an scepatnya sya bisa mmbaca bku tersebut ^_^)
      trima kasih atas kunjungan dan komentarnya :D

      Delete
  14. klw menurut saya semuany itu benar karena semua itu berasal dari allah tergantung bagaimana anda bs menyikapinya tapi klw bs jgn hanya bs mengoreksi pendapat atw tingkah laku orang lain tapi koreksi dulu diri anda sehingga anda akan mengerti tentang islam yang sebenarnya amin....

    ReplyDelete
    Replies
    1. aminnn .. mksh bang ats saran dan komentar'y ..
      ^_^)

      Delete
  15. selain versi yg di atas, pa ada yg lainnya mas...?

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya rasa, versi yg d atas udh mencakupi semua versi yg da .. tapi untuk versi yg lain nya blm d temukan .. ^_^)
      coba anda k perpus cari refrensi ttg vesi d atas :)

      Delete
  16. kemungkinan keputusan yang dipilih para wali songo adalah demi sebuah kebijakan, karena tidak semua manusia memiliki kecerdasan yang sama, jadi salah tafsir bisa berakibat zallim, ketika membaca kisah Syekh Siti Jenar, beliau merupakan pribadi yang cerdas dan pemahaman hakikahnya tidak bisa diragukan lagi wallahu' alam...

    ReplyDelete
  17. GUE LAGI BUTUH PINJEMAN DUIT . 10 JUTA . JAMINAN LAPTOP . BUNGA 10% PERBULAN . HUBUNGI : 031-92091826 .

    ReplyDelete
    Replies
    1. BANGGA... ??????
      MAKAN DARI HASIL RIBA ????????

      Delete
    2. ckckck .. bunga nya gede banget ..
      gmn tar pertanggung jawaban nya d akhirat ..

      Delete
  18. ajaran Manunggaling Kawula Gusti. itu benar...
    tpi itu tdak bisa di sebarkan langsung dalam masyakat luas.
    wali 9 itu, sebnarnya mengerti dan paham, tpi kenap para wali takut dan angap itu ajarn sesat. karna para wali takut masyarat, salh mengartikanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sip,, betul itu .. klo ga kyk gt masyarakat awam bisa slh menghartikan nya ..

      Delete
    2. setuju bisa jadi benar...tapi buktinya ajaran para wali yang langgeng sekarang membuat nergara kita 99% islam tapi,,,,,100 korup...mana yang benar kalo gitu?

      Delete
    3. ISLAM KITA KAN ALA USTMAN, JADI PEJABAT TUH HARUS GLAMOUR YA GINI JADINYA COBA KALO NCONTOH NABI DAN SAHABAT ALI BIN ABU THOLIB...? APALAGI ISLAM YG MASUK JG ASAL ERA MU'AWIYAH ......., KAN GAWAT...!!

      Delete
  19. kita hanya bisa membayangkan ...ketahuilah ini hanya bersifat pengetahuan saja bukan kebenaran ..karena apapun yang ditulis manusia masih disifati nafs ( jiwa = nafsu ).....maka berhati hati lah ...jauhilah diri dari yang namanya angen-angen...

    ReplyDelete
    Replies
    1. bner, yg pnting dpt pengetahuan tmbahan .. setuju !!

      Delete
    2. BENER SAMPEAN MAS, KARENA SEJARAH DITULIS PARA YANG MENANG DAN BERKUASA. JADI HIJAU DITULIS BIRU YA..... GAK APA2. CONTOH PAK HARTO DENGAN FILM JANUR KUNINGNYA, TRUS CRITA ABU NAWAS DENGAN RAJA DUNGU HARUN AL FASIQ TUH CONTOOOOOHHHH.

      Delete
  20. menurut ane neh agan2, sejarah syeh sj itu adalah rahasia allah secara mutlak.. hingga gak ada yg bisa memastikan kebenaran para ahli sejarah hingga hanya jadi buah bibir saja. klo kita ingin memastikan keberadaanya secara hakiki ilmunya cuma satu, bangkitkan sifat2 keillahin tuhan pada diri kita. Karena tuhan telah menitipkan ruhnya di setiap anak manusia,hehe mudah2 dalam pencarian kita akan merasakan seperti minum obat yg paling pahit sejagat alam raya. selamat mencoba..

    ReplyDelete
  21. Manusia dibumi awalnya ada dua. jika kita yakini berarti semua manusia bersaudara (saya yakini itu), nafsulah yg membuat semua jadi berbeda baik agama ataupun ajaran, kebenaran untuk dijalankan atas keyakinan krn smua diawali oleh yakin. Sejarah, semua ilmu untuk menjadikan memahami dan bisa menjalankan apa yg dipahami. "PINTU HATI SESEORANG TERBUKA JIKA TUHAN MEMBUKANYA,PINTU HATI SESEORANG TERTUTUP JIKA TUHAN MENUTUPNYA" sebesar (SEHEBAT) apapun ajaran yg di dipelajari jika tdk dirhidoi Tuhan maka tdk akan pernah sampai pd tujuan, jadi berserahlah pada Tuhan karena hanya TUHAN MAHA BENAR MAHA ADIL. Saluut ttg SSJ amalkan kebaikannya hentikan jika tdk memahami krn nanti bisa tersesat

    ReplyDelete
  22. manusia adlh makhluk, tuhan adlh kholik. meskipun manusia, malaikat, jin dan seluruh alam semesta raya tidak ada tuhan tetep ada! singkatnya meskipun materi, ruang, dan waktu tidak ada, tuhan akan tetep ada.

    ReplyDelete
  23. Ada yg perlu diketahui bahwa sekh siti jenar adalah pengikut ajaran ana al-haqq dengan imamnya sekh al-hallaj keduanya persi cerita bernasib sama dihukum penguasa. siapa yang salah? tidak ada yang salah menyangkut keyakinan. tapi ada baiknya kita telaah kt2 khalifah harun arr-rasyid ketika menghukum mati sekh al-hallaj.( berdasarkan hukum syariat al-hallaj wajib dihukum mati namun berdasarkan kebenaran hukum ma‘rifat hanya allah yang maha tahu). sebagai catatan. dalam hal ini tidak ada yang salah karena semua dilakukan atas tugas dan tanggung jawab masing2. sobat terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah,, info tambahan nih . . mkch yh tas komen'y yg berisi informasi .. good ^_^

      Delete
    2. HARUN ARRASYID adalah ORANG YAHUDI TULEN yang mengatasnamakan TURUNAN UMAR atau disbut Bani Abasiyah. Dia menyusun sisisilah sebagai turunan Umar, agar didukung oleh umat islam. PADAHAL DIA ADALAH SEORANG PEMBUNUH KEJAM, YANG MEMBUNUH AL HALAJJ DENGAN TIDAK MEMILIKI RASA KEMANUSIAN. Dia bertindak seperti IBLIS PEMBUNUH YANG BERTINDAK KELUAR DARI HUKUM-HUKUM TUHAN.
      PADA MASA SI YAHUDI INI ISLAM DINCURKAN YAITU DI ABAD 9 dan DI RANCANG SELURUH HADIST dari yang dhaif sampai hadist Shaheh dan mutawatir.

      FAHAM ABASIYAH INILAH SEBENARNYA PAHAM YAHUDI TULEN ATAU DISEBUT FAHAM ARABISME YANG SEKARANG DIANUT OLEH UMAT ISLAM INDONESIA, YAITU FAHAM KEKEJAMAN. FPI ADALAH FAHAM ARABISME ALIAS YAHUDI TULEN YANG BERKEDOK ISLAM DAN BERSELOGAN ALLOHU AKBAR.

      FPI adalah ARABISME alias YAHUDI ADA INDONESIA>



      Delete
    3. FPI adalah ARABISME alias YAHUDI ALA INDONESIA

      Delete
    4. air beracun akan mengalir sejauh apapun maka akan tetap beracun, sebagaimana turunan yazid dan mu'awiyah laknatullah maka akan tercemar racun. dan tipe2 begini banyak yang di RI ini, contohnya.........? ikhwan tahu sendirilah.

      Delete
    5. Ngomong opo ae " ANONIM ", diammu itu pintar , bicaramu itu .....

      Delete
  24. hati-hati yang komentar di sinyalir ada yg non muslim yg mau memperkeruh pendapat agan-agan yg baik..ini celah buat dia non muslim biar kita kaum muslim selalu selisih paham..

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah,, btul itu gan .. ni brusaha wat hati" ^_^ .. thnx tas masukan'y :)

      Delete
  25. jdi,,, gk ragu2 lg tentang sejrhnya,,,,syukron ya,,,

    ReplyDelete
  26. Mohon maaf sebelumnya,Wali Songo artinya Sembilan Wali atau Sembilan orang Waliyullah. dan predikat WALI ( Waliyullah )bukan didapat nemu dipinggir jalan.Adalah mustahil seorang Waliyullah itu bersikap Zalim,dan apabila terjadi seperti yang ada itu sudah tentu ada hubungannya dengan KEIMANAN, Cobalah Bapak2 Kaji kembali bab tentang KEIMANAN secara mendalam,Insya Allah akan ditemukan jawabannya ........

    ReplyDelete
    Replies
    1. masukan yg bagus ,, sip lah .. mksh byk yh ^_^

      Delete
    2. ojo mung biso dongeng nulis lan moco ( jangan hanya bisa cerita, tulis menulis, dan membaca )ini masih baru maqom / level santri sarung ing pesantren tapi cobalah ngalang jagad baik jagad cilik lan jagad gedhe maka insyallah yang haq dan yang bathil dengan sendirinya di hunjamkan ke dada panjenengan sedoyo krono hidayahIpun. janagan berputus asa dalam keyakinan panjenengan sedoyo bahwa pada akhirnya bila kita ikhlas serta tulus dalam mencari kebenaran maka pasti Allah SWT akan membimbing kita.

      Delete
  27. wew gue setuju versi kedua tu........ cuman lo d ganti ma anjing gk mungkin kali y....... bukan tu para walisongo menyesal dan menangis setelah darah beliau melafalkan 2 kalimat syahadat........

    ReplyDelete
    Replies
    1. manusia yg kurang berakhlak, salah satu na manusia yg tidak menjaga mulut na... di kasih info malah so pinter,,, informasi itu untuk di kaji gan,,, jgn so pinter dan mencela org...

      thnk's atas info tentang syeikh siti jenar,, dan jgn dengarkan org yg mencela mu,,, bahwasan na dia ga punya otak dan mulut

      Delete
  28. Sy dr cirebon. Emang byk bgt beredar kisah" ttg Syekh St. Jenar.. versi'a jg banyak. yaaa cukup tau aja, sbg tmbhan pngetahuan. Ga usah cari" mana yg salah, mana yg bener.
    Belajar dr sejarah itu lbh baik. :)

    ReplyDelete
  29. banyak versi ya......gw kira cuman 2.....nambah refrensi perbendaharaan ilmu...tapi menurut gw kita semua hidup menurut sunattullah.....yang katanya sehk jenar dari cacing itu memang kiasan yang mana dijabarkan dari satu versi diatas.....dan kalo ada orang meninnggal nga mungkinlah berubah jadi anjing....itu hanya pembohongan publik....( kalo andai benar mayat sekh siti jenar jadi anjing) firaun aja yang jelas jelas minta sembah sebagai tuhan jenazahnya tetap manusia.....tapi betul, kebenaran sejati itu hanya milik Allah..... Tuhan sang pemilik hidup kita semua......

    ReplyDelete
    Replies
    1. tdk berubah mnjadi anjing, melainkan jasad syekh siti jenar d gnti mnjadi bangkai anjing agar menghasilkan bau tak sedap, sebab pd awal'y jasad syekh siti jenar tsb memanacarkan bau harum yg sangat sedap ..

      Delete
  30. Syariat> syekh siti jenar = sesat
    makrifat> syekh siti jenar = benar
    Semua tergantung tingkat pemahaman kita akan keyakinan kpd Tuhan, dan ini berlaku utk smua agama,krn agama pd dsrnya hny nama,kyakinan n imanlh intinya. Jika mnusia bs mnyatu dg Tuhan,mk ia akn mliht kbnaran sjati,dan stiap lngkhnya adl khndak Tuhan sndiri. Utk mnyatu dg Tuhan,mnsia hrs thu dlu sprti apkh wjud Tuhan itu. Inilah slh stu ajrn syekh siti jenar

    ReplyDelete
  31. Syariat> syekh siti jenar = sesat
    makrifat> syekh siti jenar = benar
    Semua tergantung tingkat pemahaman kita akan keyakinan kpd Tuhan, dan ini berlaku utk smua agama,krn agama pd dsrnya hny nama,kyakinan n imanlh intinya. Jika mnusia bs mnyatu dg Tuhan,mk ia akn mliht kbnaran sjati,dan stiap lngkhnya adl khndak Tuhan sndiri. Utk mnyatu dg Tuhan,mnsia hrs thu dlu sprti apkh wjud Tuhan itu. Inilah slh stu ajrn syekh siti jenar

    ReplyDelete
  32. Bila syariatnya sesat yang pasti makrifatnyapun kacau alias sesat pula...... Anonim 20 nop 2012 anda salah mengartikan agama dan ISLAM berbeda dg agama2 lainnya. Seperti komentar Anonim 2 nop 2012 itu benar dari bab Keimanan itu kita bisa menyimpulkan........ Cobalah anda kaji lebih dalam lagi.Telah banyak org2 yang sudah mencapai makam kewalian dan diberi karomah oleh ALLAH SWT, namun akhir hidupnya hina karena tergelincir .. .. jadi jangan cuma baca sejarah saja,baca juga manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani atau Manaqib Syeh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Kitab2 Tassawuf Ulama2 Ahlul Sunnah Wal Jamaah..........

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sependapat dengan saudara di atas ini... saya berfikir apakah 20 November 2012 adalah orang muslim ato non muslim ... ?? saya dikit ragu dengan kepercayaan anda ... ?? karena ada pemahaman pemikiran yang bertentangan menurut saya

      Delete
  33. Ajaran Siti Jenar benar adanya. Coba bandingkan dengan konsep surga neraka. Padahal telah diajarkan bahwa kenikmatan oleh panca indera itu tidak akan abadi.

    ReplyDelete
  34. saya melihatnya dari sudut sains bahwa terdapat kesamaan antara ajaran syekh siti jenar 'manunggaling kawula gusti' dengan teori fisika kuantumnya albert einstein yang menyatakan bahwa kita semua adalah 'sama' satu energi yang sama, ahli fisika kuantum menyebut tuhan sebagai energi, mereka juga menyebut bahwa kitalah 'tuhan', terlepas dari itu saya tetaplah seorang yang masih awam saya tidak bisa mengatakan ini benar dan itu salah karena keduanya sama saja menurut pendapat masing-masing, tentu kita tidak akan berpendapat sama karena itu sudah sunatullah atau hukum alam

    ReplyDelete
  35. Ajaran walisongo kontrra syeh siti jenar. Mungkin kesimpulan beberapa orang ,rumor sejarah ,buah karya induvidu,yg tidak di lengkapi bukti kuat......menurut saya islam harus berpegang pada al qur'an dan hadist nabi muhammad s.a.w

    ReplyDelete
  36. he he...mungkin kala itu baru ngetrend pd syariat,,hakekat lum nyampe pd pemahaman orang awam..

    ReplyDelete
  37. Alhamdulillah, semakin banyak insan muslim yang mengkaji tentang Syekh Siti Jenar...
    terima kasih untuk referensinya..
    karena perdebatan tentang ajaran-ajaran sufi pada tingkatan makrifat memang sangat berpotensi menimbulkan perbedaan pemahaman sebagaimana juga di alami oleh ulama ulama sufi lainnya..
    semoga dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin tinggi pula tingkatan akal pemahaman setiap insan muslim memahami ajaran Islam berikut sejarah2 kelam yang berada dibaliknya sehingga menjadikan kita insan yang mampu menyerap epistimologi kebenaran hakiki dari hakekat yang mutlak..Amin!

    ReplyDelete
  38. dikutip dari http://maulanusantara.wordpress.com/2011/08/29/biografi-singkat-syekh-siti-jenar/ berikut biografi singkat Syekh Siti Jenar:

    Syekh Siti Jenar lahir sekitar tahun 829 H/1348 C/1426 M di lingkungan Pakuwuan Caruban, pusat kota Caruban Larang waktu itu, yang sekarang lebih dikenal sebagai Astana Japura, sebelah tenggara Cirebon. Suatu lingkungan yang multi-etnis, multi-bahasa dan sebagai titik temu kebudayaan serta peradaban berbagai suku.

    Selama ini, silsilah Syekh Siti Jenar masih sangat kabur. Kekurangjelasan asal-usul ini juga sama dengan kegelapan tahun kehidupan Syekh Siti Jenar sebagai manusia sejarah.

    Pengaburan tentang silsilah, keluarga dan ajaran Beliau yang dilakukan oleh penguasa muslim pada abad ke-16 hingga akhir abad ke-17. Penguasa merasa perlu untuk “mengubur” segala yang berbau Syekh Siti Jenar akibat popularitasnya di masyarakat yang mengalahkan dewan ulama serta ajaran resmi yang diakui Kerajaan Islam waktu itu. Hal ini kemudian menjadi latar belakang munculnya kisah bahwa Syekh Siti Jenar berasal dari cacing.

    Dalam sebuah naskah klasik, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia berdarah kecil saja (rakyat jelata), bertempat tinggal di desa Lemah Abang]…

    Jadi Syekh Siti Jenar adalah manusia lumrah hanya memang ia walau berasal dari kalangan bangsawan setelah kembali ke Jawa menempuh hidup sebagai petani, yg saat itu, dipandang sebagai rakyat kecil oleh struktur budaya Jawa, disamping sebagai wali penyebar Islam di Tanah Jawa.

    Syekh Siti Jenar yg memiliki nama kecil San Ali dan kemudian dikenal sebagai Syekh ‘Abdul Jalil adalah putra seorang ulama asal Malaka, Syekh Datuk Shaleh bin Syekh ‘Isa ‘Alawi bin Ahmadsyah Jamaludin Husain bin Syekh ‘Abdullah Khannuddin bin Syekh Sayid ‘Abdul Malikal-Qazam. Maulana ‘Abdullah Khannuddin adalah putra Syekh ‘Abdul Malik atau Asamat Khan. Nama terakhir ini adalah seorang Syekh kalangan ‘Alawi kesohor di Ahmadabad, India, yang berasal dari Handramaut. Qazam adalah sebuah distrik berdekatan dgn kota Tarim di Hadramaut.

    Syekh ‘Abdul Malik adalah putra Syekh ‘Alawi, salah satu keluarga utama keturunan ulama terkenal Syekh ‘Isa al-Muhajir al-Bashari al-‘Alawi, yang semua keturunannya bertebaran ke berbagai pelosok dunia, menyiarkan agama Islam. Syekh ‘Abdul Malik adalah penyebar agama Islam yang bersama keluarganya pindah dari Tarim ke India. Jika diurut ke atas, silsilah Syekh Siti Jenar berpuncak pada Sayidina Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah. Dari silsilah yang ada, diketahui pula bahwa ada dua kakek buyutnya yang menjadi mursyid thariqah Syathariyah di Gujarat yg sangat dihormati, yakni Syekh Abdullah Khannuddin dan Syekh Ahmadsyah Jalaluddin. Ahmadsyah Jalaluddin setelah dewasa pindah ke Kamboja dan menjadi penyebar agama Islam di sana.

    bersambung....

    ReplyDelete
  39. part2 Biografi Syekh Siti Jenar:

    Adapun Syekh Maulana ‘Isa atau Syekh Datuk ‘Isa putra Syekh Ahmadsyah kemudian bermukim di Malaka. Syekh Maulana ‘Isa memiliki dua orang putra, yaitu Syekh Datuk Ahamad dan Syekh Datuk Shaleh. Ayah Syekh Siti Jenar adalah Syekh Datuk Shaleh adalah ulama sunni asal Malaka yang kemudian menetap di Cirebon karena ancaman politik di Kesultanan Malaka yang sedang dilanda kemelut kekuasaan pada akhir tahun 1424 M, masa transisi kekuasaan Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sumber-sumber Malaka dan Palembang menyebut nama Syekh Siti Jenar dengan sebutan Syekh Jabaranta dan Syekh ‘Abdul Jalil.
    Pada akhir tahun 1425, Syekh Datuk Shaleh beserta istrinya sampai di Cirebon dan saat itu, Syekh Siti Jenar masih berada dalam kandungan ibunya 3 bulan. Di Tanah Caruban ini, sambil berdagang Syekh Datuk Shaleh memperkuat penyebaran Islam yg sudah beberapa lama tersiar di seantero bumi Caruban, besama-sama dgn ulama kenamaan Syekh Datuk Kahfi, putra Syehk Datuk Ahmad. Namun, baru dua bulan di Caruban, pada tahun awal tahun 1426, Syekh Datuk Shaleh wafat.
    Sejak itulah San Ali atau Syekh Siti Jenar kecil diasuh oleh Ki Danusela serta penasihatnya, Ki Samadullah atau Pangeran Walangsungsang yang sedang nyantri di Cirebon, dibawah asuhan Syekh datuk Kahfi.

    Jadi walaupun San Ali adalah keturunan ulama Malaka, dan lebih jauh lagi keturunan Arab, namun sejak kecil lingkungan hidupnya adalah kultur Cirebon yang saat itu menjadi sebuah kota multikultur, heterogen dan sebagai basis antarlintas perdagangan dunia waktu itu.

    Saat itu Cirebon dgn Padepokan Giri Amparan Jatinya yang diasuh oleh seorang ulama asal Makkah dan Malaka, Syekh Datuk Kahfi, telah mampu menjadi salah satu pusat pengajaran Islam, dalam bidang fiqih dan ilmu ‘alat, serta tasawuf. Sampai usia 20 tahun, San Ali mempelajari berbagai bidang agama Islam dengan sepenuh hati, disertai dengan pendidikan otodidak bidang spiritual.

    Nasab Syekh Siti Jenar Bersambung Sampai ke Rasulullah saw diakui oleh Rabithah Azmatkhan

    Abdul Jalil Syeikh Siti Jenar bin

    1. Datuk Shaleh bin

    2. Sayyid Abdul Malik bin

    3. Sayyid Syaikh Husain Jamaluddin atau Jumadil Qubro atau Jamaluddin Akbar Al-Khan (Gujarat, India) bin

    4. Sayyid Ahmad Shah Jalal atau Ahmad Jalaludin Al-Khan bin

    5. Sayyid Abdullah AzhmatKhan (India) bin

    6. Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir AzhmatKhan (Nasrabad) bin

    7. Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut, Yaman) bin

    8. Muhammad Sohib Mirbath (lahir di Hadhramaut, Yaman dimakamkan di Oman) bin

    9. Sayyid Ali Kholi’ Qosim bin

    10. Sayyid Alawi Ats-Tsani bin

    11. Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin

    12. Sayyid Alawi Awwal bin

    13. Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah bin

    14. Ahmad al-Muhajir (Hadhramaut, Yaman ) bin

    15. Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi (Basrah, Iraq) bin

    16. Sayyid Muhammad An-Naqib bin

    17. Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin

    18. Sayyidina Ja’far As-Sodiq (Madinah, Saudi Arabia) bin

    19. Sayyidina Muhammad Al Baqir bin

    20. Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin {menikah dengan (34.a) Fathimah binti (35.a) Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Tholib, kakak Imam Hussain} bin

    21. Al-Imam Sayyidina Hussain bin

    (22.a) Imam Ali bin (23.a)Abu Tholib dan (22.b) Fatimah Az-Zahro binti (23.b) Muhammad SAW
    Daftar Pustaka:
    (Serat She Siti Jenar Ki Sasrawijaya; Atja, Purwaka Tjaruban Nagari (Sedjarah Muladjadi Keradjan Tjirebon), Ikatan Karyawan Museum, Jakarta, 1972; P.S. Sulendraningrat, Purwaka Tjaruban Nagari, Bhatara, Jakarta, 1972; H. Boedenani, Sejarah Sriwijaya, Terate, Bandung, 1976; Agus Sunyoto, Suluk Abdul Jalil Perjalanan Rohani Syaikh Syekh Siti Jenar dan Sang Pembaharu, LkiS, yogyakarta, 2003-2004; Sartono Kartodirjo dkk, [i]Sejarah Nasional Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1976; Babad Banten; Olthof, W.L., Babad Tanah Djawi. In Proza Javaansche Geschiedenis, ‘s-Gravenhage, M.Nijhoff, 1941; raffles, Th.S., The History of Java, 2 vol, 1817),

    ReplyDelete
  40. Sohib semuanya....,
    WOW.. luar biasa makin banyak referensi... makin bingung juga, tetapi itulah khasanah ilmu semakin dikupas semakin banyak perbedaan/deviasinya. Yng jelas beda kepala beda sudut pandang... tetapi kita harus dewasa dan bijaksana menyikapinya. jangan saling menyalahka dan jangan saling menjatuhkan. saya juga sudah membaca beberapa literatur dan buku tetapi sampai sekarang belum bisa menemukan versi mana yang yang bisa dijadikan pijakan mengenai ke-Shahih-an cerita mengenai SSJ tersebut. pokoknya masih selalu penasaran bila ada yang punya argumentasi baru....

    ReplyDelete
  41. kata guruku..
    ajaran siti jenar itu benar,tapi islam ga bisa berkembang..
    mangkanya para wali merekayasa ajaranya.biar agama islam menyaebar dengan luas dipulau jawa...

    ReplyDelete
  42. hantu-hantu,kuyang-kuyang,aku-aku,orang-orang,intinya mnurut kpercyaan msng2 z dch,okiyyy

    ReplyDelete
  43. Saya tambahkan versi yg lain.

    Syech siti jenar adalah sisi lain dari sunan kali jogo, tdk ada waliallah yg membunuh wali...!

    ciri sunan kalijogo:
    1. suka menyamar, bnyk yg tdk sadar klo sdh ditolong & dibantu oleh beliau, atau mengenal beliau sbg prg lain.
    2. belaiu mengutamakan tangan kanan didepan tangan kiri dibelakang.
    3. ciri pakaian & cara berdakwah yg lain dr para wali lainnya.
    4 sikap kritis & lebih merakyat.
    5. sering musafir & berpindah tempat tdk menetap lama disuatu tempat.
    6. mengeluarkan ajaran yg secara garis besar hampir sama dg ajaran syech siti jenar.

    Silakan jadi bahan utk dipelajari. krn sejarah kuno indonesia sdh bnyk direkayasa oleh belanda utk tujuan memecah belah. khususnya umat islam. silakan di cek ke para kyai sepuh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. siapa seh siti jenar, siapa tuan seh abdul khodir jaelani menurut versi ku kematian seh siti jenar untuk hijrah ke negara gersang tuk meramaikan nya dan menjadi tuan seh abdul kodir jaelani,dan menjadi raja nya tuan seh,seh siti jenar bukan mengaku-ngaku bawa dia tuhan.parawali juga mengikuti jejak dia tuk meramaikan nya.sory yah kalo ada saleh saleh kate

      Delete
  44. nikmati ajj isinya kalo rasanya pahit segera muntahkan tapi kalo manis nikmati n cerna. percuma berdebat toh kita hanya mengenal dari penuturan, crita, atopun dongeng. penuturan mana yang benar? kita sama" tidak tahu.. jujur sayapun msh bingung dengan penuturan kisah wali songo yg beredar saat ini karena terkesan bak dongen yg dituturkan dari mulut satu ketelinga lainya. penuturan mana yang benar? kita sama" tidak tahu..

    ReplyDelete
  45. makanya gak usah sok pintar kalo jadi manusia.. memang di Al quran ada ucapan Roh-Ku tapi bukan berarti manusia jadi satu dengan Allah...

    di Al Quran juga Allah muenyebut dirinya dengan kata "KAMI" apa menurut kalian Allah ada banyak...???? tuh murid nya SYekh siti jenar apa bisa jawab pertanyaan Gw,....??? Allah itu Tauhid... "Roh-Ku" berarti roh yang di ciptakan Allah bukan Malah Roh nya Allah sendiri... semakin Tinggi Ilmu semakin mudah Pula iblis menggoda kita.. salah sedikit penafsiran saja.. Neraka menantinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangan emosi seperti itu kurang baik dan tidak mencerminkan BUDI PEKERTI YANG LUHUR.

      Jangan takut saya bisa menjawab.

      ALLOH dengan ROBB SANGAT BERBEDA
      ALLOH ITU JAMAK
      Tapi "HU" atau ROBB adalah TUNGGAL.

      Alloh bukan yang menciptakan Jagat Raya.
      Yang menciptakan Jagat Raya adalah Robb.

      Alloh adalah sebahagian sifat dari Robb, dan Alloh menjadi Maha Sifat pada Manusia

      Alloh merupakan TITIK PERTEMUAN ANTARA ROB DENGAN MANUSIA

      Robb memiliki sifat TANPA LIMIT sedangkan manusia memiliki SIFAT YANG LIMIT

      Robb memiliki sifat TANPA LIMIT sedangkan Alloh adalah ASMA SIFAT YANG LIMIT atau 99 ASMA SIFAT.

      Alloh & Robb NYATA-NYATA BERBEDA.
      Alloh adalah AKUMULASI SIFAT antara lain:
      Arrahman, Arrahim, Almalik, Alqudus, dst., yang terdiri dari 99 ASMA SIFAT. Sifat tersebut sifat yang harus menjadi sifat Manusia. Jika Manusia telah menjalankan 99 Asma Sifat dalam hidupnya, maka itu berarti ALLOH TELAH BERADA PADA DIRI MANUSIA, alias 99 asma sifat telah MANUNGGAL PADA DIRI MANUSIA.

      SANG MAHA PENCIPTA TERLALU SENGSARA KALAU HANYA MEMILIKI 99 ASMA SIFAT. SANG MAHA PENCIPTA MEMILIKI SIFAT TANPA LIMIT.

      SANG MAHA PENCIPTA ADALAH "ROBB" ~ "ROBB" ~ "ROBB", dialah Sang "HU". Sekali lagi "ROBB" bukan Alloh.

      Saya sarankan seyogyanya membaca al~Quran secara benar, jangan terbawa emosi dan terpengaruh oleh tafsir Para Ulama YANG MENYESATKAN.

      Kesimpulan dari al~Quran yang merupakan surat terakhir yaitu SURAT AN~NAS atau surat ke 114, TIDAK ADA "SEPOTONG~POTONG ACAN" KATA ALLOH.

      Sebaiknya anda langsung tafakur 7 mendekatkan diri bersama AR~RABB SEBAGAI TUHAN SANG MAHA PENCIPTA dan jangan didiskusikan, karena disela~sela diskusi DISANA SYAITAN BERTEBARAN DAN SIAP MENYESATKAN ANDA.

      Mohon maaf. Terimakasih
      Pusat Bumi, 17/12/2012
      Budak Angon dari Bandung.



      Delete
    2. siapa anda? aku ingin kenal sama kamu, ingin belajar sama kamu:). sepertinya ilmu kamu tinggi

      Delete
    3. Bismillah = Dengan menyebt nama Allah,.ga ada dengan menyebut nama Robb.
      Alhamdulillah = Segala puji bagi Allah,..ga ada segala puji bagi Robb.
      Asmaul Husna,.BUKAN ASMA SIFAT
      Asmaul Husna = Nama2 Allah
      ASMA SIFAT = NAMA SIFAT ???????
      ALLAH,..BUKAN ALLOH
      Di Al-Qur`an Hanya Ada Huruf LAM,.BUKAN LOM
      SO....THINK AGAIN
      BE SMART PLEASE

      Delete
    4. sampeyan iku mas.....piye tohh..
      alhamdulillah hi robbil alamin....

      Delete
  46. salam tuan,

    blog tuan sangat bagus.pertama kali menjenguknya hati saya ttertarik sangat.dapat tambah ilmu pengetahuan.terima kasih.

    ReplyDelete
  47. Setinggi-tingginya ilmu manusia tetap lah manusia. Yg di hasilkan manusia/otak manusia, gak semuanya benar.. ilmu/pandangan benar atau salah gunakan akal sehat.

    ReplyDelete
  48. maaf mas saya mau nanya, yang menjadi sifat itu kata RABB apa ism ALLAH ?

    ReplyDelete
  49. ngarang lagi nih sih kabayan..Robb itu kata sifat..sedang Alloh ismuzat/nama Zat.Robb itu ya ALLOH SWT..dan Muhammad Saw itu utusan -NYA..

    ReplyDelete
  50. Konon Syeh Siti Jenar dihukum mati karena tidak setuju Demak menghancurkan Majapahit (dengan cara yg lici). Semasa Sunan Ampel masih hidup, dia bahkan memberi wasiat kepada Raden Patah yg merupakan menantunya agar jangan sekalisekali menyerang majapahit. Setelah Sunan Ampel wafat, Islam garis keras yg dipimpin Sunan Giri (Giri Kedaton dan Cirebon dulu dikenal sebagai basis Islam radikal di jamannya), "menghasut" Raden Patah untuk menyerang ayahnya sendiri, Brawijaya V dengan cara yg sangat licik. Yaitu berpura2 pasukan Demak pergi ke Majaphit untuk merayakan Grebeg Mulu (Maulud Nabi), sehingga Majaphit tidak menduga akan diserang dari dalam. (Bahkan Majaphit dulu toleransi umat beragamanya sangat kuat). Karena itulah istri almarhum Sunan Ampel (ibu mertua R. Patah/babah patah) sangat marah. Dan tidak percaya wali2 kecuali sunan kalijaga, untuk itu R.Patah disuruh mencari Brawijaya sampai ketemu dan HARUS Sunan Kalijaga, tidak boleh yg lain. Karena melihat ketulusan sikap Sunan Kalijaga, tidak seperti sunan2 yg lain yg justru mengejar hal kedunawian (Sunan Giri mengangkat dirinya menjadi Raja Giri Kedaton, Sunan Kudus secara tidak langsung merestui dan bahkan meminta Arya Penangsang untuk membunuh pamannya dan saudara seperguruannya agar bisa menguasai Jawa), akhirnya Sunan Brawijaya masuk Islam tanpa paksaan. Seperti halnya Sunan Ampel, Sunan Kalijaga sangat anti mengislamkan orang dengan paksaan.

    Untuk perlu diketahui dalam Islam-Jawa, tingkatan mempelajari agama Islam ada 4: syariat, hakekat, tarekat dan ma'rifat. Pengetahuan Syeh Siti Jenar sangat tinggi dan sudah sampai di tingkat ma'rifat, sehingga banyak org yg hanya berkemampuan syarekat jika mempelajari ilmu syeh siti jenar tanpa pendampingan guru yg benar2 mengerti, jadinya malah akan sesat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Good info, nambah pengetahuan....mantaps.....

      Delete
    2. bagus jg tafsirnya bung! cuman,apa pun cerita/riwayat yg ditafsirkan oleh manusia setelah nabi MUHAMMAD SAW tidak memiliki kebenaran mutlak dan hny akan membuat kita umat manusia saling bermusuhan jk salah mengartikan! gudang ilmu ada pada kitab suci,perlu belajar bertaun-taun dan harus lepas dari urusan dunia untuk mencari arti kehidupan!

      Delete
  51. Sori tambahan, bagimanapun juga wali/ulama dan bahkan mungkin nabi sekalipun tetaplah manusia yg tidak mungkin 100% sempurna (kalau para rasul mungkin tingkat kesempurnaannya 99,999% kali ya). Saya sendir melihat sosok Syeh Siti Jenar, Sunan Kalijaga dan Sunan Ampel aldh tokoh2 penyebar agama Islam dgn jalan damai dan mempunyai sikap toleransi tinggi terhadap umat agama lain, yg harusnya bisa kita contoh terutama sat2 ini. Ada satu perkataan Nyai Ampelgading (istri Sunan Ampel/ibu mertua R. Patah)"Gusti Allah yg berdifatRahman (Kasih) tidak memerintah untuk memaksakan org masuk agama tertentu, semua harus atas kehendak sendiri. Jika Gusti Allah menghendaki semua org masuk Islam, itu hanya perkara gampang karena Dia Mahas Kuasa" dan "(Pada saat hari peradilan nanti) Hanya perbuatannya yg akan diadili secara adil, bukan karena agamanya apa" (semua org sama derajatnya dimata Allah SWT)

    Semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua

    ReplyDelete
  52. carilah dengan akalmu setelah tau, yakinilah dengan hatimu.....adanya perbedaan adalah keseimbangan agar kita bisa sama2 belajar....karena kebenaran di atas kebenaran hanya kepunyaan Allah SWT....maturnuwun gan

    ReplyDelete
  53. saya tak banyak mengerti tentang sejarah islam ditanah jawa..tentang para wali atu syekh siti jenar... menurut pemahaman dr cerita2 diatas saya kurang mempercayai bahwa para wali yg luhur budi pekertinya mau melakukan pemenggalan kepala atau penusukan ke pada syeh siti jenar.... islam tak mengajarkan pembunuhan atas perbedaan pendapat apalagi kurangnya pemahaman antara ajaran syekh siti jenar terhadap para wali... kebenaran cerita hanya para wali dan syekh siti jenar yg tahu pada saat itu... allah swt pasti memberi pencerahan kepada kita semua suatu saat nanti....amiinn.. cerita anda diatas sangat bermanfaat mas semoga allah swt selalu memberkati anda..

    ReplyDelete
  54. as salam sy dri malaysia. . . . .apa yg sy bca yg sy pelajari tdak ada slahnya ajaran SSJ ia terang tdak berselindung. . . . . .ia nyata. . . .mlah kwan sy pergi menuntut di pesantrennya. . . .

    ReplyDelete
  55. Nambah pengetahuan haturnuhun..

    ReplyDelete
  56. Saya pernah baca buku tentang SYEKH SITI JENAR dan woooww....ternyata buku itu benar2 BAGUS terlepas dari siapa yg benar dan salah, "pemahaman" tentang SYEKH Siti Jenar sangat sangat berguna dan mengingatkan kita betapa bahkan Nabi-pun adalah MANUSIA bedanya Nabi sll dijaga dr perbuatan dosa oleh ALLAH..

    Dan jujur, saya selalu dan akan terus kagum dengan ajaran Syekh Siti Jenar yang kalau zaman sekarang ini kemungkinan keadaan psikia dan intelijen blio adalah INDIGO dimana TIDAK BANYAK yang bisa MENGERTI apalagi MENGIKUTI apa yg blio ajarkan.. Dan kembali lagi ALLAH lah yg memilih dan "mengadakan" sosok Syekh Siti Jenar yang tidak lain bs jadi untuk mengingatkan BETAPA MANUSIAnya bahkan waliyullah sendiri yang tdk lepas dr sifat baik-buruk manusia.

    Semoga Syekh Siti Jenar senantiasa bahagia dan dipenuhi Rahman dan Rahim dari Allah. Thanx Pak.. Salut!!

    ReplyDelete
  57. yang saya tau,syeh siti jenar tidk mati dibunuh,tidak ada seorang wali itu membunuh,hanya saja para wali memerintahkan sunan kali jaga untuk memutuskan ilmu syeh siti jenar

    ReplyDelete
  58. Perlukah kita membahas sesuatu yang tidak penting yg hanya menimbulkan fitnah dan kesombongan. Siapa pun dia, bagaimanapun matinya dia, tidak akan merubah keadaan. Kita yg masih hidup ini hanya menjalani kodrat sebagai makhluk yg bernama manusia. Sudahkan kita menemukan hakekat hidup kita sebagai manusia? semuanya benar tidak ada yg salah krn hakekatnya semua itu adalah lakunya hidup.

    ReplyDelete
  59. Semoga kt semua d beri ilmu syari'at,hakikat,makrifat agar bahagia dunia akhirat amieeen

    ReplyDelete
  60. Syeh siti jenar meninggal wkt itu krna keinginan para wali, yg menginginkn dia utk menunjukan mati yg normal seprti yg mnusia pd umumx..yaitu roh meninggalkn jasat.. karena sblmx dia bnuh dgn cra apa pun tdk memempan.. tp wali saat itu ttp mnyimpulkn memang wkt itu Allah dh mnghndaki dia utk mati, krna sdh wktx.. saat akan d'lkukan shlat jenazah & yg boleh mlakukanx adlah pra wali.. saat shlat jenazah brlgsung tiba2 dr tbuh syeh siti jnar kluar chaya yg sngat trang yg mlebihi sinar mtahari.. kmudian slah sstu wali blang klau slma ini ajaran syeh sti jnar adlah bnar, & dia mrupakn org yg suci, & kmudian slah satu wali itu mmluk tbuhx,, tp dlrang sm slah srorang murid sunan kali jgo. Kmdian snan bonang brkta "sdh2.. ttup lgi pti matix.. & mnyuruh utk mngganti myatx dgn seekor anjing hitam.. krna slah satu sorang snan aj bisa silau dgn khbatanx syeh sti jnar, aplg mnusia biasa lainx.. bisa2 jnasahx akn dtuhankn.. & akn trjd ksesatan.. para wali bhong dngan mnukar myat dgn seekor anjing itu bkn krna jhat, tp demi kbaikan smua orang.. intix ajaran syeh siti jnar sbnarx tdk sesat, cm.. cra pnympaianx yg slah.. & sbnar ilmu yg dsmpaiknx itu adlah ilmu yg pling tggi, sperti ajaran hakekat & makrifat itu tdk boleh dsmpaikn kpd umum..

    ReplyDelete
  61. Bingung euy...bagi saya itu semua ketinggian. sholat lima waktu saya aja masih bolong bolong .....

    ReplyDelete
  62. SAya wong Bodo : Jangan2 ini sebuah Pelecehan. Masak sih spt itu ?. Bukan wali koq NDONGENG WALI

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo dilihat dari kehidupan sufi syekh siti jenar, tidak mungkin beliau meresahkan masyarakat dan negaranya.
      mungkin karena para ulama dan punggawa raja yang takut akan nama syekh siti jenar semakin baik dimata masyarakat luas, maka muncul fitnah terhadap syekh siti jenar demi kepentingan para ulama2 masa itu.

      masa sekarang pun banyak ulama yang tampil dalam politik demi kepentingan pribadi.

      Delete
    2. apakah yang membicarakan wali harus wali?
      apakah yg membicarakan nabi harus nabi?
      apakah yg membicarakan Tuhan harus Tuhan?

      semua untuk ilmu demi pencarian menuju Tuhan...

      Delete
  63. Terima kasih atas semua infonya , pada akhirnya saya bisa menjelaskan kepada ibu saya tentang syekh siti jenar...makacciiih

    ReplyDelete
  64. saya insyaallah adalah pengagum ajaran rassullullah sebagai nabi dan saya adalah juga pengagum ajaran kanjeng sinuwun gusti pangeran sejati utowo sejatining pangeran mulyo syech siti jenar........sebagai guru dan imam saya.........islam sejati adalah islam yang mengacu pada rasullullah yang diimplementasikan oleh kanjeng sinuwun sejatining pangeran mulyo syech siti jenar untuk masyarakat tanah jawi yang berbudaya jawi dan tidak sok-sok berbudaya arab baduiy dan jahilliyah yang suka meng-kafirkan orang lain yang tidak seideologi,seorganisasi......islam sejati rasullullah tidak mengenal organisasi NU,MUHAMMADYAH,FPI,DARUL HADIST, LDII atau yang lainnya yang mengatasnamakan organisasi sebagai suatu ajaran agama......kembalilah kita ke ajaran islam sejati islam yang dianut rasullullah............manunggaling kawulo gusti......

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anda dmn dan gmn sy bs hub anda, saya sangat tertarik dgn kt2 anda,sy hanya bertujuan mencari islam yg sejati

      Delete
  65. Saya suka dgn pribadi syeh siti jenar, dia lah satu2nya wali yg mampu mencapai kesempurnaan hidup pada jamanya, dan ada banyak spiritualis yg mengatakan bahwa keberadaan syeh sj sebenarnya diperuntukan utk para wali, dan pertanyaanya dari mana dia mendapatkan ajaran manuggaling kaula gusti..? Sangat mudah menyimpulkan asal muasal ajaran itu, yg mana sebelum islam masuk ke pulau jawa disana sudah masuk agama hindu terlebih dahulu dgn ajaranya moksartam jagahita (bersatu dgn tuhan ) dgn jalan memanuggalkan kaula dgn gusti dan yg disebut dgn ajaran islam kejawen perpaduan hindu dan islam ,.pertanyaanya apakah agama hindu adalah agama yg salah..? Jawabanya juga simple kalau anda tidak mengerti anda akan katakan bahwa itu sesat, begitupula dgn syeh sj kalau tdk mengerti dgn ajaranya maka akan dikatakan sesat.

    ReplyDelete
  66. ajaran syech siti jenar pengeran sejati utawi sejatining pengeran mulyo tidaklah sesat bahkan sangat toleran dan relevan dengan ajaran etika dan budaya jawi, demikian pula dengan ajaran agama agama lainnya semuanya merujuk pada penghambaan kepada sang hyang widhi wase, tuhan yang esa,allah bapa yang di surga.......gusti allah, allah swt. apapun agama yang disandang dan dianut seseorang bukanlah ukuran kita bangsa manusia untuk menghakimi benar tidaknya agama seseorang, hanya keimanan seseorang terhadap sang pencipta alam semesta yang dapat menjadi ukurannya......jadi bukan ISLAM yang paling benar, bukan NASRANI yang paling benar, bukan HINDU yang paling benar, bukan BUDHA yang paling benar, bukan KONG FU TSE yang paling benar.........tetapi yang paling benar adalah seberapa kita dapat MENG IMANI hati kita kepada tuhan seru sekalian alam.......itulah ukuran yang akan menjadikan kita umat beragama yang benar benar ber IMAN atau hanya mencari KEUNTUNGAN HIDUP melalui AGAMA.........SEJATINING PENGERAN MULYO

    ReplyDelete
  67. kalo emamng syeh siti jenar itu tidak sesat, mengapa dia tidak mengerjakan sholat 5 waktu dan tidak melaksanakan sholat jumat ? padahal jelas, dalam islam sholat 5 waktu itu wajib bagis siapapun pemeluk agama islam, dan sholat jumat wajib bagi muslim. Nabi Muhammad SAW yg sudah di jamin masuk surga saja tetap selalu menjalankan Sholat 5 waktu dan sholat jumat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siapa blg Syek Sitti jenar tdk melaksanakan sholat 5 waktu, puasa,.... Tuan Syek Sitti jenar melaksanakan semuax sesuai rukun islam, tp dengan cara makrifat, bukan syariat, hanya seorang makrifat yang dapat melihat dan mengetahui hal itu

      Delete
    2. siapa bilang Syekh Siti Jenar melaksanakan ibadah hanya dengan hakekat tarekat dan ma'rifat saja tanpa syare'at. Hanya tidak setiap orang melihat beliau melakukannya.

      Delete
  68. Seharum apapun mayatny, tetap saja siti jenar g berjasa dlm penyebaran agama yg d bawa Rassull Allah di tanah Jawa. Kalupun jg benar mayatny harum atau bercahaya, ya wajar. Soalnya diriwayatkan kalo do'i kan ahli sihir.

    ReplyDelete
  69. Ambil yg baik dn tngglkn yg buruk, kta2 ini kyakny bsa mmbwt kta bjak dlm mganalisa hal tsb...

    ReplyDelete
  70. ini semua ngomongin apa sih kok ribut2 amat
    klo mau cari muka kalian udah puya MUKA
    klo mau cari nama juga udah puya nama

    sebenrnya kalian ini TOLOL atao O.ON
    apa dua dua nya ??????
    dasar pekok ANOMIM

    ReplyDelete
  71. rahmat hidayat di roxy25 March 2013 at 00:54

    kerahasiaan itu hanyalah milik Allah, milik manusia hanyalah pengetahuan.

    ReplyDelete
  72. bisa benar bisa jga salah.. toh kita jg gak ngalami masanya secara langsung, namanya aja CERITA SEJARAH... yang penting ambil aja hikmah dan ilmunya yg benar.

    ReplyDelete
  73. kita panggil aja roh yang hidup dimasa jenar

    ReplyDelete
  74. Dear All
    Pendapat itu boleh saja, tapi akan ada pertanggungjawaban dihadapan-Nya....

    Syech Siti Jenar mengajarkan kebenaran, namun belum tentu murid2nya dapat menampung yang diajarkannya....

    Manusia pada dasarnya sama, namun daya tampung ilmunya berbeda ada yang besar ada pula yang kecil....

    Syech Wafat karena Kehendak-Nya.... Menurut Eyang-Q beliau muksa.... dan Bersamaan dengan Muksanya Syech Siti Jenar, Sunan Kalijogo mengucap Innalillahi Wainnalilahirojiun.... dan Muksanya Syech Menjadi Wafatnya Syech karena tidak kembali ke jasadnya....

    Semoga bermanfaat....

    ReplyDelete
  75. TIDAK USAH BERDEBAT....

    KITA SEBAGAI MANUSIA HANYA BISA IKHTIAR, BERDOA, DAN TAWAKAL...

    BILA ADA SESUATU YANG BELUM PASTI,,, SEBAIKNYA PAKAI "PEDOMAN ORANG ISLAM DI SELURUH ALAM SEMESTA".. YANG SUDAH PASTI TIDAK ADA YANG BERBEDA.... YAITU "AL-QUR'AN DAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW"..

    SEMUA PERBEDAAN CERITA YANG ADA HANYA AKAL DARI SETAN DAN JIN YANG TIDAK SUKA DENGAN ISLAM INGIN MENJERUMUSKAN UMAT nabi MUHAMMAD SAW KE JALAN YANG SESAT...

    INGATLAH KALAU KITA PUNYA PEDOMAN "AL-QUR'AN DAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW"..

    THANKZ... :)

    ReplyDelete
  76. ga percaya aliran apa apa saya coz yg lbih bs ad prcya alquran dan hadis di samping itu sya jga ga knal sma syech sti jenar.......tapi tlisan di atas baik untuk mnambah pngetahuan

    ReplyDelete
  77. Syekh lemah Abang, dengan ajaranya "Manunggaling kawula gusti" memang mengagumkan.kontroversi serta kisahnya juga bagus, wali songo juga bagus, intrik politiknya juga bagus, keragaman versinya bagus semua. entah benar entah salah. bagaimanapun yg namanya keyakinan dan faham itu tidak bisa dipaksakan atau diperdebatkan. mirip seperti halnya saya suka makan sate mau kau paksa makan gudeg dengan dalih bahwa sate itu gak baik buat tubuh dengan alasan macam-macam. yee... kalo dipikir tubuh2 gue...masalah buat lo...
    menurut si. (A) Islam itu kebenaran & baik.
    menurut si. (B) Islam itu Kejam
    menurut si. (C) Atheis lebih baik dan Logis
    menurut si. (D) Atheis itu Biadab dan tak Logis
    Menurut (gw) ya suka2 ente pade mau berkeyakinan seperti apa, yg penting tidak mengusik atau MEMAKSAKAN "bahwa gudeg itu makanan yg paling enak dan sehat parahnya ente anjurin harus gw makan"

    ReplyDelete
  78. inilah gan hasilnya Kalau KEYAKINAN yg notabene urusanya hati sama TUHAN digabungkan dengan NALAR yg urusanya sama otak.. Kagak ketemu ujung pangkalnya..

    ReplyDelete
  79. Syariat, Tarekat, Hakekat, Makrifat

    ReplyDelete
  80. hmm.... bukan kapasitas saya untuk membenarkan/menyalahkan kisah ini. Apalagi untuk menilai ajarannya. Butuh ilmu yang cukup untuk menilainya setidaknya setingkat lebih tinggi dari ilmu beliau2 yang dikisahkan. ada tips untuk terhindar dari kesalahan "faham/tidak serahkan kembali pada Allah"

    ReplyDelete
  81. Sedikit berkomentar dan berbagi wawasan.....

    Syekh Siti Jenar merupakan penyebar agama islam yang memang tidak di ketahui dan tidak ada yang mebenarkan asal usulnya. Namun kembali kepada hakikatnya bahwa Sunan Gunung Jati (Sunan Syarif Hidayatullah) adalah acuan bagi para wali berikut Syekh Siti Jenar. Pada masa itu Syekh Siti Jenar mengajarkan Ma'rifat kepada Allah SWT dengan ajaran tetang keilmuan duniawi terlebih ke arah ilmu kanuragan dan kedikdayaan. Dengan hubungan-hubungan yang ditulis penulis bahwa hubungan "Manusia dengan Tuhan" dan "Manusia dengan Alam", yang tidak semua bisa mencerna ajaran itu apalagi pada orang-orang yang pada masa itu masih awam akan ajaran agama islam yang oleh dewan wali di khawatirkan masyarakat tertarik ajaran agama islam karena keilmuan-keilmuannya(kanuragan-kedikdayaan). Maka dari itu dewan wali meminta beliau jangan seperti itu mengajarkan ajaran agama islam, namun beliau tetap bersikukuh untuk mengajar dengan cara tersebut. Yang pada kemudian dewan wali memutuskan ajaran tersebut salah yang bisa berakibat menyesatkan. Ini terbukti dengan murid-murid dari beliau yang menentang kesultanan demak dengan kekuatan yang berbekal keuilmuan atas ajaran beliau dengan membentuk kembali pos-pos kecil untuk mendirikan kembali kerajaan majapahit.
    "Manunggaling Kaula Gusti" yang sebagian arti bahwa sifat Allah SWT ada pada manusia, kalimat "Ana Al-Haq" hak atas diri beliau dan kita. Ini yang menjadi acuan beliau untuk menuntut hak atas sifat Allah SWT yang ada pada diri kita. Namun kembali lagi lihat diri kita dan jelaskan dengan nyata apa kita berhak menuntut itu??? Apa lagi dengan masa itu masyarakat yang masih awam dengan ajaran agama islam. Jadi jelas dengan alasan para wali tentang kekawatiran ajaran beliau.
    Tidak ada yang bisa memastikan beliau wafat dengan terbunuh atau di bunuh, yang lebih jelas beliau berserah diri kepada Allah SWT setelah keputusan dewan wali bahwa ajaran beliau salah atau tidak tepat pada masa nya.

    ReplyDelete
  82. tuhan maha satu,idzmu Dzat, lafad jalallah 'Allah' ,,satu tetes hujan adalah kehendak Nya,,segala sesuatu kesejatian nya adalah tidak ada,,yang ada hanya lah Dzat dan Kuasa Dia , Dia maha Satu ,,

    ReplyDelete
  83. mantap. terima kasih, bertambah ilmu pengetahuanku. suluk ssj ada benar nya. salah satu ilmu mikraj seorang mukmin. tida ada tarikat lain, tapi hanya jalan rasulullah sahaja yg harus dituruti. bagi saya setiap ilmu itu ada ahli nya. sama seperti dizaman aljunaid albagdadi, ramai orang orang sufi yang shatak 'anal hadi anal haq' dibunuh waliallah besar ini. antara atas sebab yang sama. (sila rujuk). ada dizaman yang lainnya orang2 seperti ini dikurung atau dipindahkan dihutan agar tidak mengelirukan orang awam yg tdak tahu tentang ilmu ini. sekarang ini memang ada warisan ilmu ini di singapura. tapi ya hari hari ku sujud meminta untuk berjumpa guru yg mursyid bagi ilmu laduni ini. minta doa nya juga ya mas. saya pun mencari Allah. sememang nya tempat kit kembali. trus kan pena mu demi agama kita.

    ReplyDelete
  84. Biar gimana pasti bingung karena tidak tau cara solat manunggaling gusti nah cari mudah kok

    ReplyDelete
  85. Jangan Sampai Melupakan Sejarah, Agama adalah ageman(pakaian) bukan alat untuk berpolitik yg penuh taktik,muslihat,dan menghalalkan segala cara untuk pencitraan.kalau sy wafatnya Syeh Siti Jenar penuh dengan bumbu bumbu politik

    ReplyDelete
  86. rame ning... nuhun ah...

    ReplyDelete
  87. Dah jgn brantem..gitu aja kok repot..intinya kan matinya dibunuh...dah habis ceritanya jgn dibahas molo

    ReplyDelete
  88. hati dan pikiran harus tetap dingin dalam menyikapi hal seperti ini,,kemungkinan memang ilmu dari SSJ memang sudah tahap tinggi,,itupun klo memang benar karena orang yang sudah mengetahui ilmu "mati" maka ia tidak akan takut mati entah kapan waktunya dan biasanya akan menyadari kapan akhir dari hayatnya,,karena ia bisa membimbing sendiri kematiannya ke tempat yg diinginkan,,beda yg awam2 kayak sy,,alamat berabe klo sakaratul maut hahaha bakal bingung memilih 1001 macam muka2 utk menjadi penyelamat jalan agar tidak tersesat,,bagi yg tdk mampu menyerap ilmu2 tinggi ya tetap berpegang teguh saja dgn syariat dan selalu bersihkan hati serta ikhlas,,tafakurnya orang berilmu tinggi biasanya beda dengan orang awam,,orang berilmu tinggi ketika lagi berdiam diri tafakur pun bs dalam keadaan "sholat". jgn heran bila pernah mendengar ada org yg sama di waktu yg sama bisa sedang berada di 2 tempat berbeda melakukan ibadah haji dan sedang berada di rumah sekaligus,,ilmu seperti itu memang tdk bisa diserap orang awam dan biasanya tidak utk umum. yg punya ilmu tsb jg blm tentu mau mengajarkan ke org lain..banyak yg harus diikhlaskan utk mempelajarinya..dan biasanya benar2 hrs menjadi pribadi yg sangat "bersih". kalo pun memang ajaran SSJ benar,,mungkin itulah salahnya "cara2" ajarannya tersebut bs diketahui secara umum dan dikatakan sesat sesuai ajaran syariat,,karena kemungkinan para wali menyadari akan bahaya bila sosoknya akan disembah atau dianggap seperti tuhan/nabi. apalagi dia bukan Nabi atau Rasul utusan Allah :)

    ReplyDelete
  89. urusan begini ajakok ribut !!!!! .abah juga punya persi yang berbeda,di negara kita tercinta untuk urusan sejarah masa lampauuu kususnya jaman bahela itu tidak langka yang benar 100%. tergantung siapa yang menulisnya. alangkah bijaknya jika tulisan ini kita buat menambah kasanah pengetahuan sajalah.
    sejarah masa lalu adalah pembelajaran dan kasanah ilmu untuk menjadikan masa depan yang lebih baik. yang jadi pertanyaan sekarang mampuhkah kita / sudahkah kita mengikuti prilaku tokoh-tokoh itu sehingga kita dicintai oleh masyarakat atau sudah kah kita membaca/mempelajari ajaran tokoh tokoh itu sampai dengan selesai sehingga dapat membuat kesimpulan.pesan abah jangan lupa ada sumber sumber sejarah yang tidak tertulis

    ReplyDelete
  90. sharring aja ye buat temen!!!!
    Semua yg di tulis di atas adalah tafsir tidak memiliki kebenaran yg mutlak! perlu di catat pake logika bahwa apapun cerita/riwayat yg di tafsirkan itu tidak memiliki kebenaran yg mutlak karena ditulis dr sumber cerita rakyat dan tedak ada bukti atau legenda hidup yg bisa meluruskan tafsir tersebut! pesan sy adalah biarkan semua yg bersifat rahasia masa lampau menjadi rahasia tuhan dan alam semesta krn kita tidak akan bisa mengungkapnya! sejarah dituliskan hny berdasarkan peradaban yg berkuasa/pemenang!( bg yg kalah/yg terkucilkan atau terjajah tidak ada riwayatnya)trima kasih,.....dan jgn di debat,karena perdebatan biasanya akan menimbulkan sakit hati yg berujung permusuhan! kita umat manusia harus saling menghormati antara semua mahkluk ciptaan tuhan!!!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul.......... tapi membiarkan misteri untuk tidak diungkapkan adalah sebuah kepasrahan karena tidak mau belajar..............dan mencari tahu dan sifat seperti itu tidak akan pernah maju bahkan perangkat yang kita gunakan sekarang di jaman dahulu adalah sebuah misteri tapi terbukti sekarang bukan misteri lagi.......

      Delete
  91. Ada lg gan dalam versi gebang pinatar syeh siti jenar meninggal stelah bertabrakan dengan SGJ dan tertancap keris sigaris kepunyaan Sunan Gunung Jati. Kenapa terjadi begitu. Nanti gan lain waktu ane ceritaiin.

    ReplyDelete
  92. syeh siti jenar memang benar
    ajarannya yg terhebat adalah "Hidup adalah kematian dan kematian adalah hidup

    ReplyDelete
    Replies
    1. HIDUP YANG DIRIDHOI ALLAH ADALAH HIDUP YANG DICINTAI OLEH-NYA, YAITU HIDUP SESUAI DENGAN AJARAN YANG DIWAHYUKAN KEPADA NABI-NYA, YAITU AL QUR'AN DAN AS SUNNAH, SELAIN ITU OMONG KOSONG WALAUPUN BISA TERBANG, BISA HILANG, BISA MENGUBAH BENTUK, DLL. SESUAIKAH KITA ?????

      Delete
  93. Katanya : Belajar dari orang lain adalah Pengetahuan, Belajar dari diri sendiri adalah Kebijaksanaan.

    Salam Damai Dunia dan Akhirat.

    ReplyDelete
  94. ah kayanya ga logis deh gan...wali songo itu hanya beberapa saja yang hidup satu masa...

    jadi aneh kalo ke 9 nya bertemu berkumpul

    ReplyDelete
  95. ngomong boleh aja>>>> ADA SHOLAT NGAK

    ReplyDelete
  96. benar atau tidak siti jenar adalah pemikir revolusioner dijamanya..

    ReplyDelete
  97. benar atau tidak siti jenar adalah pemikir revolusioner dijamanya..

    ReplyDelete
  98. syech siti jenar adalah wali allah, yang lebih condong menggunakan batin dan wali sembilan adalah penjaga aset dunia kesemuanya benar tergantung siapa yang memandangnya, karena menyembah budi dan cipta adalah salah, melainkan menggembalikan yang bukan hak kepada yang berhak, siapa yang mampu mengabadikan mayat ini yang sehari tidak mandi saja udah bau....heeee.

    ReplyDelete
  99. dilihat dari ajaran kehidupan sufi syekh siti jenar, tidak mungkin syekh siti jenar meresahkan masyarakat dan negaranya. mungkin hanya saja pada saat itu pengikut ajaran syekh siti jenar semakin berkembang sehingga para ulama yang lain takut tidak mendapat pengikut, jadi hal tersebut meresahkan para ulama dan punggawa raja secara pribadi. demi kepentingan pribadi tertentu maka muncul fitnah terhadap syekh siti jenar.

    seperti yang terjadi sekarang ini , agama dijadikan kedok kepentingan pribadi.
    banyak juga para ulama yang berbaur dalam politik...

    ReplyDelete
  100. ini cerita copy paste..awas loh kalau hanya fitnah yang di tulis..

    ReplyDelete
  101. jika anda butuh bantuan anka gaib silakan hubungi ki radeng tujuh 082393992422 di no ini

    ReplyDelete
  102. ibu pitriani berterima kasi pada ki radeng tujuh atas bantuanya

    ReplyDelete
  103. wahai saudara2ku , seiring waktu yg sampai saat ini tidak pernah berhenti, keberadaan saya didunia ini sebenarnya adalah semakin mendekati kepada ketiadaan saya didunia, karena sebenar2nya saya pasti tidak akan ada tanpa diciptakan yang ADA ...

    mari bersama2 mengkaji diri kita masing2 ,
    dengan ilmu dan iman yang dititipkan kpd kita ..
    mungkin kesimpulan berbeda, karena tingkatan ilmu kita pasti berbeda..., tapi saya yakin ilmu kita berasal dari sumber yang sama , maka dari itu sebenarnya kita semua adalah sama ...

    WAHAI SANG MAHA SEGALA2NYA,
    HAMBA BERSYUKUR ATAS SEGALA YANG DICUKUPKAN KEPADA HAMBA ...
    BUKAN SALAH HAMBA, DAN BUKAN SALAH MEREKA SEMUA ..., SESUNGGUHNYA SEGALA SESUATUNYA ADALAH BENAR, KARENA SEGALA SESUATUNYA PASTI DICIPTAKAN DAN DITAKDIRKAN DENGAN CARA BENAR ...
    termasuk kejadian diatas, adalah terjadi karena izin dan kuasa MU ..

    DAN YANG SALAH ADALAH YANG MENYATAKAN BAHWA ITU ADALAH SALAH ..., KARENA PERNYATAAN ITU SEBENARNYA BUKAN DITUNJUKKAN KEPADA MEREKA, MELAINKAN KEPADA DIRINYA SENDIRI ..., KARENA DIA TIDAK MENYADARI BETAPA BODOH DIRINYA, YANG BEGITU LEMAH DAN SANGAT TAK BERDAYA, BAHKAN OKSIGEN YANG MERUPAKAN KEBUTUHAN UTAMA JASADNYA SENDIRI TAK SANGGUP DIA MENCIPTAKAN ...
    MASIH DI SUAPIN .., DAN BAKAL TERUS DI SUAPIN SELAMA UMUR DIDUNIA ..., SUNGGUH BUKTI NYATA DARI SEBUAH KETIDAK MAMPUAN KITA!

    HAMBA BERSYUKUR , HAMBA PASRAH ...
    KARENA HAMBA SEBENAR2NYA TIADA DAYA SEBUTIR ABU PUN!

    ReplyDelete
  104. ...
    kalau anda belum sampai kepada makrifat ,
    tuh tulisan diatas jangan dibahas....
    PASTI GAK BAKAL DPT TITIK TEMUNYA!!
    malahan saling xxxxxx nanti yang ada ..!!!

    baca dan pahami dgn tingkat keyakinan anda saja ...
    kalau tidak mengerti tanyakan kpd yang mengerti...
    kalau tidak yakin dgn jawaban nya,
    temukan org yg mengerti dgn apa yg anda tanyakan ,
    kalau org nya gak ketemu ,
    mgkn blm jodoh anda untuk mendapatkan jawaban yg sebenar2nya....

    lihat diri anda terlebih dahulu , baca hatimu ,
    ada niat apa di dalam?????????????????
    niat itulah nanti yg akan berwujud dan datang kpd anda..


    SALAM SEJAHTERA!

    ReplyDelete
  105. Syeik Siti Jenar Menurut Eyang Ngawur adalah keturunan dari bangsa Kirix, Anjing Ajax, Asu kudisan.

    NB. Bacanya Yang Sabar Ya. Ini Untuk Kalangan Berilmu.

    ReplyDelete
  106. menurut saya semuanya bagus........

    ReplyDelete
  107. NGAWORRRRRRRRRRR... KAbeh Ceritane...
    FITNAH BELAKA... makanya klo baca sejarah jagn dari buka Karya Penjajah Belanda ... Tanya Allah tanya Al-quran hadits dan Sejarah Silsilah Nabi Muhammad baru kamu tahu siapa sebenarnya Syikh Siti Jenar...
    Syaikh Siti Jenar adalah seorang sayyid atau habib keturunan dari Rasulullah Saw. Nasab lengkapnya adalah Syekh Siti Jenar [Sayyid Hasan ’Ali] bin Sayyid Shalih bin Sayyid ’Isa ’Alawi bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Sayyid ’Abdullah Khan bin Sayyid Abdul Malik Azmat Khan bin Sayyid 'Alwi 'Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shohib Mirbath bin Sayyid 'Ali Khali Qasam bin Sayyid 'Alwi Shohib Baiti Jubair bin Sayyid Muhammad Maula Ash-Shaouma'ah bin Sayyid 'Alwi al-Mubtakir bin Sayyid 'Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid 'Isa An-Naqib bin Sayyid Muhammad An-Naqib bin Sayyid 'Ali Al-'Uraidhi bin Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam 'Ali Zainal 'Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.

    ReplyDelete
  108. Syaikh Siti Jenar lahir sekitar tahun 1404 M di Persia, Iran. Sejak kecil ia berguru kepada ayahnya Sayyid Shalih dibidang Al-Qur’an dan Tafsirnya. Dan Syaikh Siti Jenar kecil berhasil menghafal Al-Qur’an usia 12 tahun.

    Kemudian ketika Syaikh Siti Jenar berusia 17 tahun, maka ia bersama ayahnya berdakwah dan berdagang ke Malaka. Tiba di Malaka ayahnya, yaitu Sayyid Shalih, diangkat menjadi Mufti Malaka oleh Kesultanan Malaka dibawah pimpinan Sultan Muhammad Iskandar Syah. Saat itu. KesultananMalaka adalah di bawah komando Khalifah Muhammad 1, Kekhalifahan Turki Utsmani. Akhirnya Syaikh Siti Jenar dan ayahnya bermukim di Malaka.

    Kemudian pada tahun 1424 M, Ada perpindahan kekuasaan antara Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sekaligus pergantian mufti baru dari Sayyid Sholih [ayah Siti Jenar] kepada Syaikh Syamsuddin Ahmad.

    Pada akhir tahun 1425 M. Sayyid Shalih beserta anak dan istrinya pindah ke Cirebon. Di Cirebon Sayyid Shalih menemui sepupunya yaitu Sayyid Kahfi bin Sayyid Ahmad.

    ReplyDelete
  109. Posisi Sayyid Kahfi di Cirebon adalah sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dari sanad Utsman bin ’Affan. Sekaligus Penasehat Agama Islam Kesultanan Cirebon. Sayyid Kahfi kemudian mengajarkan ilmu Ma’rifatullah kepada Siti Jenar yang pada waktu itu berusia 20 tahun. Pada saat itu Mursyid Al-Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyah ada 4 orang, yaitu:

    1. Maulana Malik Ibrahim, sebagai Mursyid Thariqah al-Mu’tabarah al-Ahadiyyah, dari sanad sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, untuk wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan sekitarnya
    2. Sayyid Ahmad Faruqi Sirhindi, dari sanad Sayyidina ’Umar bin Khattab, untuk wilayah Turki, Afrika Selatan, Mesir dan sekitarnya,
    3. Sayyid Kahfi, dari sanad Sayyidina Utsman bin ’Affan, untuk wilayah Jawa Barat, Banten, Sumatera, Champa, dan Asia tenggara
    4. Sayyid Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Ja’far al-Bilali, dari sanad Imam ’Ali bin Abi Thalib, untuk wilayah Makkah, Madinah, Persia, Iraq, Pakistan, India, Yaman.

    Kitab-Kitab yang dipelajari oleh Siti Jenar muda kepada Sayyid Kahfi adalah Kitab Fusus Al-Hikam karya Ibnu ’Arabi, Kitab Insan Kamil karya Abdul Karim al-Jilli, Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali, Risalah Qushairiyah karya Imam al-Qushairi, Tafsir Ma’rifatullah karya Ruzbihan Baqli, Kitab At-Thawasin karya Al-Hallaj, Kitab At-Tajalli karya Abu Yazid Al-Busthamiy. Dan Quth al-Qulub karya Abu Thalib al-Makkiy.

    Sedangkan dalam ilmu Fiqih Islam, Siti Jenar muda berguru kepada Sunan Ampel selama 8 tahun. Dan belajar ilmu ushuluddin kepada Sunan Gunung Jati selama 2 tahun.

    Setelah wafatnya Sayyid Kahfi, Siti Jenar diberi amanat untuk menggantikannya sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dengan sanad Utsman bin ’Affan. Di antara murid-murid Syaikh Siti Jenar adalah: Muhammad Abdullah Burhanpuri, Ali Fansuri, Hamzah Fansuri, Syamsuddin Pasai, Abdul Ra’uf Sinkiliy, dan lain-lain.

    ReplyDelete
  110. KESALAHAN SEJARAH TENTANG SYAIKH SITI JENAR YANG MENJADI FITNAH adalah:

    1. Menganggap bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Sejarah ini bertentangan dengan akal sehat manusia dan Syari’at Islam. Tidak ada bukti referensi yang kuat bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Ini adalah sejarah bohong. Dalam sebuah naskah klasik, Serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia yang akrab dengan rakyat jelata, bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….

    2. “Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti” yang diidentikkan kepada Syaikh Siti Jenar oleh beberapa penulis sejarah Syaikh Siti Jenar adalah bohong, tidak berdasar alias ngawur. Istilah itu berasal dari Kitab-kitab Primbon Jawa. Padahal dalam Suluk Syaikh Siti Jenar, beliau menggunakan kalimat “Fana’ wal Baqa’. Fana’ Wal Baqa’ sangat berbeda penafsirannya dengan Manunggaling Kawulo Gusti. Istilah Fana’ Wal Baqa’ merupakan ajaran tauhid, yang merujuk pada Firman Allah: ”Kullu syai’in Haalikun Illa Wajhahu”, artinya “Segala sesuatu itu akan rusak dan binasa kecuali Dzat Allah”. Syaikh Siti Jenar adalah penganut ajaran Tauhid Sejati, Tauhid Fana’ wal Baqa’, Tauhid Qur’ani dan Tauhid Syar’iy.

    3. Dalam beberapa buku diceritakan bahwa Syaikh Siti Jenar meninggalkan Sholat, Puasa Ramadhan, Sholat Jum’at, Haji dsb. Syaikh Burhanpuri dalam Risalah Burhanpuri halaman 19 membantahnya, ia berkata, “Saya berguru kepada Syaikh Siti Jenar selama 9 tahun, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa dia adalah pengamal Syari’at Islam Sejati, bahkan sholat sunnah yang dilakukan Syaikh Siti Jenar adalah lebih banyak dari pada manusia biasa. Tidak pernah bibirnya berhenti berdzikir “Allah..Allah..Allah” dan membaca Shalawat nabi, tidak pernah ia putus puasa Daud, Senin-Kamis, puasa Yaumul Bidh, dan tidak pernah saya melihat dia meninggalkan sholat Jum’at”.

    ReplyDelete
  111. 4. Beberapa penulis telah menulis bahwa kematian Syaikh Siti Jenar, dibunuh oleh Wali Songo, dan mayatnya berubah menjadi anjing. Bantahan saya: “Ini suatu penghinaan kepada seorang Waliyullah, seorang cucu Rasulullah. Sungguh amat keji dan biadab, seseorang yang menyebut Syaikh Siti Jenar lahir dari cacing dan meninggal jadi anjing. Jika ada penulis menuliskan seperti itu. Berarti dia tidak bisa berfikir jernih. Dalam teori Antropologi atau Biologi Quantum sekalipun.Manusia lahir dari manusia dan akan wafat sebagai manusia. Maka saya meluruskan riwayat ini berdasarkan riwayat para habaib, ulama’, kyai dan ajengan yang terpercaya kewara’annya. Mereka berkata bahwa Syaikh Siti Jenar meninggal dalam kondisi sedang bersujud di Pengimaman Masjid Agung Cirebon. Setelah sholat Tahajjud. Dan para santri baru mengetahuinya saat akan melaksanakan sholat shubuh.“

    5. Cerita bahwa Syaikh Siti Jenar dibunuh oleh Sembilan Wali adalah bohong. Tidak memiliki literatur primer. Cerita itu hanyalah cerita fiktif yang ditambah-tambahi, agar kelihatan dahsyat, dan laku bila dijadikan film atau sinetron. Bantahan saya: “Wali Songo adalah penegak Syari’at Islam di tanah Jawa. Padahal dalam Maqaashidus syarii’ah diajarkan bahwa Islam itu memelihara kehidupan [Hifzhun Nasal wal Hayaah]. Tidak boleh membunuh seorang jiwa yang mukmin yang di dalam hatinya ada Iman kepada Allah. Tidaklah mungkin 9 waliyullah yang suci dari keturunan Nabi Muhammad akan membunuh waliyullah dari keturunan yang sama. Tidak bisa diterima akal sehat.”

    Penghancuran sejarah ini, menurut ahli Sejarah Islam Indonesia (Azyumardi Azra) adalah ulah Penjajah Belanda, untuk memecah belah umat Islam agar selalu bertikai antara Sunni dengan Syi’ah, antara Ulama’ Syari’at dengan Ulama’ Hakikat. Bahkan Penjajah Belanda telah mengklasifikasikan umat Islam Indonesia dengan Politik Devide et Empera [Politik Pecah Belah] dengan 3 kelas:
    1) Kelas Santri [diidentikkan dengan 9 Wali]
    2) Kelas Priyayi [diidentikkan dengan Raden Fattah, Sultan Demak]
    3) Kelas Abangan [diidentikkan dengan Syaikh Siti Jenar]

    Wahai kaum muslimin melihat fenomena seperti ini, maka kita harus waspada terhadap upaya para kolonialist, imprealis, zionis, freemasonry yang berkedok orientalis terhadap penulisan sejarah Islam. Hati-hati jangan mau kita diadu dengan sesama umat Islam. Jangan mau umat Islam ini pecah. Ulama’nya pecah. Mari kita bersatu dalam naungan Islam untuk kejayaan Islam dan umat Islam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pasti orang pks nih
      Apa" blang ulah zionislah amriklah kaum kafirlah
      Sampe korupsi, bayar mahasiswi di hotel ulah mereka jg ya? Hahaha

      Delete
  112. jadi manusia saja, jangan jadi yang lain2 nya hehe

    ReplyDelete
  113. asallamualaikum warahmatullahhi wabarakattuh ini kisah atao cerita syeh setijainar ini kebanyak kan karangan sebab dalam tulisan ini di baca tidak lengkab kalaou ingin tau atao jelas cari ke aceh singkili atao kuala atao syeh abdurauf saya bukan menge nal betul srjarah ini sekilas saya tau syeh seti jenar ini dia itu bukan mati ada juga kitab karangan nya atau lisan lisan atau kitab itu kecil yang di sebut kitab stambul sampai sekarang tidak tau keberadaan nya kitab itu di pegang oleh jin islam sewak tu dia di buang kelaut mangka kitab itu jatuh lasung di sambut oleh jin islam cuman itu sekilas impo dari saya wasalam mualaikum warahmatullahhi wabarakatuh???????????????????????

    ReplyDelete
  114. terimakasih informasinya.. :)
    kalau pendapat saya:
    1.Jika syech sidi jenar dianggap Benar kenapa "Wali Allah" menghukumnya ??
    2.Jika syech sidi jenar dianggap SESAT Sudah sepantasnya "Wali Allah" menghukumnya. logika sederhana dan Keimanan saya pikir sudah bisa menjawab ke 2 pertanyaan diatas. pertama Mungkinkah Yg punya Gelar Wali Allah Berbuat dzalim ?? Mungkin iya mungkin juga tidak,
    a. jika Mungkin (wali Allah Khilap/Salah) berarti penduduk negri itu khilap semua,kecuali Murid2nya. karena sudah tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yg salah.
    b.jika Tidak mungkin maka wali Allah jauh dari kedzaliman sangatlah wajar.(sesuai dengan Ilmunya) satu yang salah (SSJ) dan sembilan yang benar (Wali Allah) +penduduk negri selain muridnya. maaf ini hanya berdasarkan Logika.
    2.petanyaan kedua jawaban Berdasarkan Keimanan
    Prinsip DASAR ISLAM adalah Tiada Tuhan Selain ALLAH dan Muhammad adalah Utusan Allah,Tidak ada Nabi dan Rosul selain Nabi Muhammad.kira2 hukuman yang pantas untuk yang mengaku nabi apa ya?? bagai mana jika ada yang mengaku TUHAN?? bagaimana hukum islam jika ada yg MenTUHANkan Manusia?? seperti :”Saya dengar para Wali telah membunuh guru saya, Syekh Siti Jenar. Kalau memang demikian, lebih baik saya juga Tuan-tuan bunuh. Sebab saya ini juga Allah, Allah yang menggembalakan kambing”.
    kesimpulannya:jika saya Harus memilih,maka saya akan berpihak kpd Wali Allah (wali songo). karena hakikatnya kebenaran itu datangnya Allah,bukan dari manusia yang di rasuki IBLIS. semua terserah saudara2 sekalian..... mau membenarkannya atau mau menyalahkannya.

    ReplyDelete