Saturday 18 June 2011

Mayit Mengetahui Orang Yang Memandikan dan Mengurusinya


Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a., Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya mayit itu mengetahui siapa yang memandikan, mengkafani, membawa, dan memasukkannya ke dalam liang lahadnya.” Abu Hasan bin Bara’ dengan sanad lemah, mengeluarkan dari Ibnu Abbas r.a., dari Nabi SAW bersabda, “Tidak ada seorang mayit yang telah meninggal, kecuali dia mengetahui orang yang memandikan dan mengusungnya. Jika dia diberi berita gembira dengan rezeki, surga dan kenikmatannya, maka dia mendesak orang yang mengusungnya itu agar menyegerakannya, dan jika dia mendapat berita keburukan air mendidih dan nereka yang menyala, maka dia mendesak agar menahannya.”

Abu Nu’aim telah mengeluarkan dari Amr bin Dinar, dia berkat, “Tidak ada seorang mayit yang meningal dunia kecuali ia dimandikan, dikafani, dan diusung. Ia berkata kepada mayit di atas keranda, “Dengarlah ujian orang kepadamu.” Ibnu Abid-Dunya mengeluarkan dari Bakar bin Abdullah Al-Muzanni, dia berkata, “Telah sampai kepadaku bahwa tidak ada mayit yang meninggal dunia kecuali ruhnya ditangan malaikat maut. Mereka memandikan dan mengkafaninya, sedangkan dia melihat apa yang dilakukan oleh keluarganya. Seandainya dia mampu berbicara, tentu dia akan mencegah mereka agar tidak meratap dan menjerit-jerit.”

Telah dikeluarkan dari Sufyan, dia berkata. “Sesungguhnya mayit itu mengetahui segala sesuatu, sehinga dia mengatakan kepaa orang yang memandikannya. ‘Demi Allah, pelan-pelanlah kamu memandikanku,’ kemudian ruh itu berkata ketika jasadnya di ad\tas keranda, ‘Dengarlah pujian orang terhadapmu.’ Dikeluarkan dari Hudzaifah, dia berkata, “Ruh itu di tangan malaikat. Ketika jasadnya dimandikan, lalu malaikat akan berjalan bersamanya ke kubur. Manakala jasad itu telah dikubur, maka ruh akan dikembalikan kepadanya, yaitu ketika hendak ditanya.”

Abu Syaikh telah mengeluarkan dari Mursal Ubaid bin Marzuq, dia berkata, “Ada seorang wanita di Madinah yang membangun masjid, lalu ia meninggal dunia, sedangkan Nabi tidak mengetahuinya. Lalu beliau melewati kuburnya, kemudian brsabda, “Kubur siapa ini?” Mereka menjawab, “Ummu Mihjan.” Beliau bertanya, “Wanita yang membangun masjid itu?” Mereka menjawab, “ya” lalu beliau mengatur barisan orang dan shalat di atasnya. Kemudian beliau bersabda, “Amal apa yang kamu dapati paling utama?” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apakah dia mendenar?” Beliau bersabda, “Kamu tidak lebih mendengar daripada dia.” Ubaid bin Marzuq berkata, kemudian wanita itu menjawab beliau. “Membangun masjid.”

Asy-Syaikhani mengeluarkan dari Abu Hurairah r.a., dia berkata, “ Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah membawa jenazah. Jika dia orang baik, maka kamu mengantarkannya kepada kebaikan. Jika dia bukan orang baik, maka kamu meletakkan ke kuburan dari pundak-pundak kamu.” Ibnu Abid-Dunya mengeluarkan dari Umar bin Khaththab r.a., Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang mayit yang diletakkan di atas keranda lalu dibawa jalan tiga langkah, kecuali dia akan berbicara yang ucapannya didengar oleh semuanya kecuali manusia dan jin. Dia berkata, “Wahai saudaraku, orang-orang yang membawaku, janganlah kamu tertipu oleh kehidupan dunia seperti ia telah menipuku, janganlah kamu dipermainkan oleh waktu sebagaimana ia telah mempermainkanku. Aku telah meninggalkan harta untuk warisku, tetapi pada hari Kiamat hisabnya atasku. Kini kamu mengusungku dan akan meninggalkanku.”

Syaikh Ali Ahmad Abdul ‘Al Ath-Thahthawi.Misteri Ruh, Mimpi, dan Orang-orang yang Hidup Setelah Mati.Citra Risalah.Jakarta Selatan: 2008.

0 comments:

Post a Comment