Sunday 4 September 2011

Kesenian dan Karakteristik Gamelan Jegog



Kesenian Jegog mendapat pengaruh dari luar/asing. Hal ini dapat terlihat dari kostum yang digunakan oleh para pemainnya, perempuan menggunakan celana pendek dan stoking, laki-laki menggunakan celana, jaket, dasi, kacamata hitam, dan sepatu bot. Gamelan Jegog dipengaruhi pula oleh Hadrah yaitu jenis kesenian musik dari komunitasLoloan. Lama-kelamaan kesenian Jegog dilengkapi dengan tari-tarian, dan sempat menjadi drama Jegog, yaitu drama tradisional yang diiringi oleh gamelan Jegog.

Setiap instrumen dalam gamelan Jegog memiliki fungsinya sendiri dalam menyajikan suatu materi gending. Gabungan dari fungsi setiap instrumen tersebut menghasilkan gending yang menjadi ciri khas gamelan Jegog.

Karakteristik Gamelan Jegog

Gamelan ini adalah sebuah orkestra dari marimbas bambu, dengan tombol (tabung) mulai dari kecil hingga raksasa.Tabung terbesarnya mencapai pajang 3 meter.

Nada resonansi bassnya terdengar sampai 1 kilometer atau bahkan lebih jika di daerah yang tenang/sepi di Bali. Banyak bentuk unik figurasi yang dikembangkan untuk gamelan ini, tesktur melodi yang kompleks sekali dalam skala 4 nada aneh,yang tidak digunakan di gamelan lain.

Musik dari gamelan jegog ini energik dan kuat. Bagian dari energi ini berasal dari kekuatan fisik yang dibutuhkan untuk memainkan instrumen berat. Gamelan jjegog bernada terendah begitu besar sehingga dua pemain harus berjongkok di papan atas tabung, mereka sering menggunakan kedua tangan untuk memegang palu karet yang berat. Sumber energi lain tentu berasal dari tradisi populer, jegog mabarung, pertempuran, persaingan antara dua kelompok.

Gamelan jegog tidak hanya ditampilkan dalam kompetisi. Gamelan ini juga dimainkan dalam pertunjukan yang termasuk tarian yang berasal dari pencat silat, bentuk seni bela diri Indonesia populer di Bali Barat. Dalam konteks ini master melucu, disebut dag, sering muncul. Para dag berjalan melalui pemain diantara (dan selama) berperan, berkomentar, bercanda, dan mengejek sebagai aksi panggung. Gamelan jegog juga menyertai ras kerbau tahunan, yang berlangsung di Negara, ibukota Jembrana.

Sebuah gamelan jegog penuh terdiri dari instrumen perkusi berikut, masing-masing dengan delapan tabung bambu:

a)       Tiga Barangan, duduk di depan memainkan melodi utama. Para Barangan tengah, yang memimpin ensemble

b)       Tiga kantilan dan, sebuah oktaf lebih tinggi, tiga Suir, semua saling bermain.

c)       Dua undir dan, satu oktaf lebih tinggi, dua celuluk, bermain bun (melodi). Pemain bergantian memainkan antara tangan kanan dan kiri.

d)       Satu jegog, satu oktaf lebih rendah dari undir, dengan dua pemain mengeksekusi bun juga bermain alunan nada.

Suling (seruling bambu) sering membumbui bun. Pada pertunjukan, biasanya ketika mengiringi tarian, ada juga alt music lain seperti, kendang (drum), rebana, kajar, ceng-ceng (simbal) dan tawa-tawa (gong kecil).

Empat nada gamelan jegog adalah hal yang unik di Bali. Meskipun skala ini secara kasar dapat ditiru dengan memilih alunan nada tertentu dari tujuh nada pelog skala (# 2, 3, 5, dan 7)

Jegog Mebarung

Kesenian Jegog ini bisa dipakai sebagai atraksi pertarungan Jegog.
Pertarungan Jegog dalam bahasa Bali disebut “Jegog Mebarung”, yaitu pementasan seni Jegog dengan tabuh mebarung (bertarung).

Mebarung artinya bertarung antara dua jegog atau bisa juga bertarung antara tiga Jegog, dalam Bahasa Bali disebut Jegog Barung Dua atau Jegog Barung Tiga.

Jegog mebarung ini biasanya dipertontonkan pada acara-acara syukuran yaitu pada acara suka ria di Desa. Jegog mebarung terdiri dari :

a)       Dua perangkat gamelan jegog atau tiga perangkat gamelan jegog ditaruh pada satu areal yang cukup untuk dua atau tiga perangkat gamelan jegog.
b)       Masing-masing Kru Jegog ini membawa penabuh 20 orang.
Pada saat mebarung masing-masing Jegog mengawali dengan menampilkan tabuh yang namanya Tabuh Terungtungan yaitu suatu tabuh sebagai ungkapan rasa terima kasih dan hormat kepada para penonton dan penggemar seni jegog, dengan durasi waktu masing-masing 10 menit.

Tabuh Terungtungan ini adalah tabuh yang suaranya lembut dan kedengarannya sangat merdu karena melantunkan lagu-lagu dengan irama yang sangat mempesona sebagai inspirasi keindahan alam Bali.

Setelah penampilan Tabuh Terungtungan baru dilanjutkan dengan atraksi jegog mebarung yaitu masing-masing penabuh memukul gamelan jegog secara bersamaan antara Kru jegog yang satu dengan kru jegog lawan mebarung.

Penabuh memukul gamelan jegog (musik jegog) dengan sangat keras sehingga kedengarannya musik jegog tersebut sangat riuh dan sangat gaduh dan kadang-kadang para penonton sangat sulit membedakan suara lagu musik jegog yang satu dengan yang lainnya.

Karena saking kerasnya dipukul oleh penabuh, maka tidak jarang sampai gamelan jegognya pecah dan suaranya pesek (serak).

Tepuk tangan dari para penonton sangat rame begitu juga sepirit dari masing-masing Kru jegog sangat riuh saling ejek dan saling soraki.

Apalagi Gamelan Jegognya sampai pecah dipukul oleh penabuh, maka sepirit dari kru Jegog lawannya menyoraki sangat riuh dan mengejek dengan melakukan tari-tarian sambil berteriak-teriak yang bisa kadang-kadang menimbulkan emosi bagi sipenabuh Jegog.

Penentuan kalah dan menang Jegog mebarung ini adalah para penonton karena Jegog mebarung ini tidak ada tim juri khusus jadi tergantung penilaian para penonton saat itu.

Apabila suara salah satu gamelan jegog kedengarannya oleh sipenonton lebih dominan dan teratur suara lagu-lagunya, maka jegog tersebut dinyatakan sebagai pemenang mebarung.

Sedangkan hadiahnya bagi sipemenang adalah berupa suatu kebanggaan saja bagi kru Jegog tersebut.

Karena Jegog mebarung adalah pertunjukan kesenian yang tujuannya untuk menghibur para penonton dan para penggemarnya, pertunjukan jegog mebarung adalah pertunjukan hiburan.

Kesenian Jegog ini sudah melanglang buana karena sudah sering melawat ke Luar Negeri dan telah menembus 3 Benua seperti Eropa, Afrika dan Asia.

Sedangkan intensitas lawatan ke Jepang yang paling menonjol sejak tahun 1971 di kota Saporo, Pulau Hokaido oleh Nyoman Jayus hingga tahun 2003 di Kota Okayama. Dan yang terkini pada 26 Juli-8 Agustus 2010 ini grup Jegog Suar Agung pimpinan I Ketut Suwentra,SST. yang beranggotakan 18 seniman musik dan tari kembali mengemban misi kesenian di sejumlah kota besar Jepang.

Demikian adanya Kesenian Jegog di Kabupaten Jembrana yang terus berkembang dan tidak pernah surut oleh perkembangan jaman dan apabila ingin menikmati keindahan kesenian musik Jegog bisa ditampilkan setiap saat di Kabupaten Jembrana.

Sumber : Kaskus


0 comments:

Post a Comment