Sejak kejadian
itu,,
Aku ingin cepat–cepat malam hari datang menjumpaiku..
Dan sang mentari lamalah untuk menyapaku kambali,,
Aku ingin cepat–cepat malam hari datang menjumpaiku..
Dan sang mentari lamalah untuk menyapaku kambali,,
Aku tak ingin di
sapa oleh kumbang manapun…
Dan aku juga tak ingin berjabat dengan uluran siapapun…
Dan aku juga tak ingin berjabat dengan uluran siapapun…
Aku selalu ingin
memejamkan mata yang selalu di sentuh oleh dua lapisan itu..
Dan membiarkan dia menjatuhkan tangisnya di dataran pipiku..
Dan membiarkan dia menjatuhkan tangisnya di dataran pipiku..
Aku ingin saat
aku membuka mata ku,, dialah yang
tersenyum dihadapanku..
Tapi semua itu hanya batasan khayalan saja..
Tapi semua itu hanya batasan khayalan saja..
Dia mungkin masih
mencintaiku.. tapi dia telah pergi meninggalkan aku dan cintaku jauh–jauh..
Karna mungkin dia telah terluka oleh duri dalam tangkaiku..
Dan aku tak mampu menghentikan darah itu,,,
Karna mungkin dia telah terluka oleh duri dalam tangkaiku..
Dan aku tak mampu menghentikan darah itu,,,
Aku hanya bisa
memandanginya,, dengan kebodohanku akan cinta ku..
Dan dia menyesali akan hadirku dalam hidupnya..
Dan dia menyesali akan hadirku dalam hidupnya..
Mungkin jika dia melihat aku lagi.. dia akan terbang
jauh–jauh.. sampai aku tak mampu lagi melihatnya..
melihat dia dan cintanya..
melihat dia dan cintanya..
Tak ada lontaran
kata yang mampu memanggilnya kembali..
Selain kuucapkan “maafkan aku”
Selain kuucapkan “maafkan aku”
0 comments:
Post a Comment