Sejenak
kumelangkah di langit yang biru
Temankan bidadari di pelangi jingga
Tetapi ini hanya mimpi
Jauh sebelum kugapai mentari yang diam membisu
Lenyapkan angin yang tergores di atas kertas bisuku
Sadarkah kawan, aku menangis
Menghayal di ruang hidupku,
Menyuguhkan tak ada mimpi seperti dulu
Temankan bidadari di pelangi jingga
Tetapi ini hanya mimpi
Jauh sebelum kugapai mentari yang diam membisu
Lenyapkan angin yang tergores di atas kertas bisuku
Sadarkah kawan, aku menangis
Menghayal di ruang hidupku,
Menyuguhkan tak ada mimpi seperti dulu
Aku berlari,
Inginkan jika mimpi pastilah ada
Buahkan bahagia di hati yang sepi
Melangkah, tertawa, redupkan gelisah yang bergelimang tak pasti
Kecupkan keningku seumpama waktu yang tersisa
Hadirkan ribuan hasratku yang tersimpan
Aku ingin tersenyum,
Ingin menyisakan hidupku di atas singgasana kalbu,
Meraih wajah di genggaman ikhlasmu
Inginkan jika mimpi pastilah ada
Buahkan bahagia di hati yang sepi
Melangkah, tertawa, redupkan gelisah yang bergelimang tak pasti
Kecupkan keningku seumpama waktu yang tersisa
Hadirkan ribuan hasratku yang tersimpan
Aku ingin tersenyum,
Ingin menyisakan hidupku di atas singgasana kalbu,
Meraih wajah di genggaman ikhlasmu
Tak terasa aku
terdiam,
Memejamkan mataku yang sayu
Buih permataku berserakan di hadapan anganku
Sejenak kumelangkah,
Menyusuri langit yang terbuka disambut bidadari
Kawan, ini laksana nyata
Haruskah kutuangkan jejak rindu?
Syahdan, debur mimpiku menyeruak di arena kehidupanku
Ia nyata, menjadi indah saat kurasa
Memejamkan mataku yang sayu
Buih permataku berserakan di hadapan anganku
Sejenak kumelangkah,
Menyusuri langit yang terbuka disambut bidadari
Kawan, ini laksana nyata
Haruskah kutuangkan jejak rindu?
Syahdan, debur mimpiku menyeruak di arena kehidupanku
Ia nyata, menjadi indah saat kurasa
0 comments:
Post a Comment