Diriwayatkan dari budaknya Ummu Salamah, dia mendengar Ummu Salamah
menyampaikan hadis bahwa Rasulullah SAW berdoa seusai shalat Subuh. “Ya Allah,
aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang
diterima.” (HR al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman, juz II, hlm 284).
Hadis ini menunjukkan betapa urgennya amal yang diterima. Amal yang
diterima menjadi rukun kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan akhirat. Imam
Syafii berkata, “Setiap orang yang beramal tanpa ilmu, maka amalnya akan
ditolak sia-sia.” (Matan Zubad, juz I, hlm 2, Majallatul buhuts al-Islamiyah,
juz 42, hlm 279).
Di antara syarat pertama diterimanya amal adalah Islam (QS Ali Imran: 85).
Kekufuran merupakan sebab utama ditolaknya amal (QS Ali Imran: 90-91). “Dan
Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu
(bagaikan) debu yang beterbangan.” (QS al-Furqan: 3).
Kedua, ikhlas (QS al-Kahfi: 110). Rasulullah SAW meriwayatkan hadis Qudsi,
“Aku (Allah) tidak membutuhkan kepada sekutu. Barang siapa beramal dan
mempersekutukan-Ku, maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya.” (HR Muslim).
Ketiga, mengikuti sunah Nabi SAW. “Barang siapa yang beramal tidak
mengikuti perintah kami, maka akan ditolak.” (HR Muslim). Keempat, bertakwa
kepada Allah. “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang
bertakwa." (QS al-Maidah: 27).
Kelima, berbakti kepada kedua orang tua. (QS al-Ahqaf: 15-16). Keenam,
memperhatikan waktu beramal. Abu Bakar berwasiat kepada Umar, “Bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah memiliki amalan pada malam hari yang
tidak menerima amalan siang, dan amalan siang yang tidak menerima amalan malam,
dan Allah tidak menerima amalan sunah sampai menunaikan yang fardu.”
Ketujuh, berbuat amal saleh. “Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang
baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.” (QS Fathir: 10). Kedelapan, tidak
merasa bangga atas amalnya.
Sedangkan, tanda-tanda amal diterima itu ada lima macam. Pertama, doanya
dikabulkan Allah. Hadis tentang tiga orang yang terjebak dalam gua dan mereka
masing-masing berdoa dengan berwasilah kepada amal ibadahnya yang lalu. Doa
mereka terkabul karena amalan mereka diterima Allah.
Kedua, banyak manusia yang mencintai dan menghargai orang tersebut. “Sesungguhnya
Allah kalau mencintai si Fulan, memerintah Jibril AS untuk menyeru penduduk
langit, ‘Wahai penduduk langit, sesungguhnya Allah SWT mencintai si Fulan, maka
cintailah dia.’ Penduduk langit pun mencintai Fulan dan di bumi semua orang
menerimanya.”
Ketiga, mendapat taufik Ilahi untuk melakukan amal saleh berikutnya.
Keempat, kontinu dalam beramal. Segala sesuatu yang dilakukan karena Allah,
akan langgeng dan terus, sedangkan kalau karena manusia, amal akan terputus.
“Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan
kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS asy-Syura: 2).
Kelima, rela akan hukum Allah dan menerima qadha dan takdir-Nya. (QS
al-Bayyinah: 8).
Sumber : Prof KH Achmad
Satori Ismail pada
Republika.co.id
0 comments:
Post a Comment