Islam adalah agama yang damai
dan kasih sayang. Islam adalah agama yang senantiasa menyebarkan kedamaian dan
ketenteraman bagi seluruh umat manusia. Tidak hanya kedamaian bagi umat Islam,
tapi juga bagi umat agama lain.
Islam itu berarti keselamatan,
kedamaian, ketenangan, dan kesejahteraan. Sudah selayaknya bila setiap Muslim
senantiasa menyebarkan salam dan kedamaian, baik kepada orang yang sudah
dikenal maupun yang belum.
Abdullah bin Amru bin Ash RA ber ta nya kepada
Rasulullah SAW, “Bagai manakah Islam yang baik itu?” Beliau menjawab; “Kamu
memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal maupun tidak.”
(Mut tafaq ‘alaih).
Imam Malik dalam kitabnya al-Mu wattha’
menjelaskan, suatu hari Thu fail bin Ubai bin Kaab menemui Abdullah bin Umar,
lalu dia mengajak Thu fail ke pasar. Thufail kemudian bertanya kepada Ibnu
Umar, “Apa yang kamu lakukan di pasar nanti? Sebab aku yakin, kamu tidak akan
membeli sesuatu, tidak menawar sesuatu, dan tidak akan duduk-duduk saja di
pasar? Lebih baik di sini saja kita berbincang-bincang,” ujar Thufail. Abdullah
menjawab, “Wahai Abu Bathan (panggilan Thufail), kita pergi ke pasar untuk me
nyebarluaskan salam. Kita ucapkan sa lam kepada siapa saja yang kita jumpai di
pasar.” (Lihat pula dalam kitab al- Jami’).
Menyebarluaskan salam adalah perintah Allah
dan Rasulullah SAW. Dalam Alquran, perintah menyebarkan salam itu terdapat pada
surah an-Nur ayat 27 dan 61, an-Nisa [4]: 86, adz- Dzariyat: 24-25). Karena
itu, menyebarkan salam merupakan kewajiban setiap Muslim.
Abu Umarah al-Barra’ bin Azib RA berkata,
“Rasulullah SAW menyuruh kami melaksanakan tujuh hal, yakni menjenguk orang
yang sakit, mengantarkan jenazah, mendoakan orang yang bersin, menolong orang
yang lemah, membantu orang yang teraniaya, me nyebarluaskan salam, dan menepati
janji.” (Muttafaq alaih).
Menyebarluaskan salam berarti menyebarluaskan
kedamaian dan keselamatan. Karena, makna dari kalimat “Assalamu’alaikum wa
rahmatullahi wa barakatuh” adalah semoga Allah memberikan kedamaian
(kesejahteraan), me rahmati serta keberkahan kepada kalian semua. Kalimat di
atas berarti mengajak setiap umat dan orang yang mendengarnya untuk senantiasa
cinta akan kedamaian dan keselamatan. Dengan salam pula, diharapkan seluruh
umat akan terhindar dari sikap permusuhan dan kebencian.
Dan sebagai seorang Muslim, kewajiban kita
adalah menjawab salam, jika ada orang yang memberi salam. Jawaban salah itu
hendaknya dengan ucapan yang serupa atau bahkan lebih baik lagi, yakni “Wa‘alaikumussalam
wa rahmatullahi wa barakatuh” (Semoga Allah juga memberikan keselamatan,
kedamaian, dan keberkahan kepada kalian).
Hanya ada enam golongan yang tidak
berkewajiban menjawab salam yang disampaikan kepadanya, yakni orang mati, orang
yang tertidur, orang gila, orang tuli, orang bisu, dan orang kafir. Nah, jika
kita enggan untuk menjawab salam, maka di manakah kita di antara enam golongan
tersebut? Semoga Allah merahmati kita semua. Amin.
Sumber : Ustaz Fadzlan Garamatan dalam
Republika.co.id
0 comments:
Post a Comment