Wednesday, 10 August 2011

Kesempurnaan Jiwa


Kesempurnaan jiwa yang dicari mengandung pengertian dua macam, yaitu:

  1. Jiwa merupakan jiwa yang mantap.
  2. Hendaklah sifat kesempurnaan ini telah berada dalam jiwanya. Jika tidak, maka dikatakan belum sempurna. Bagi orang yang berupaya untuk menyempurnakan jiwanya tidak perlu tergesa-gesa atau merasa sedih karena tidak mendapatkannya.
Karena itu, hendaklah jiwa selalu diisi dengan makrifat kepada Allah sebagai penciptannya, sesembahannya dan Rabbnya yang benar. Tidak ada kebaikan, dan kenikmatan atau keenakan, kecuali dengan makrifat kepada-Nya dan berkehendak untuk mencari keridhaan-Nya. Menulusuri ja;an yang menuju kepada-Nya dan kemuliaan-Nya, dan hendaklah kalian membiasakan keadaan tersebut hingga tertanam secara dalam di hati.

Selain hal tersebut, seperti beberapa ilmu, kehendak dan amal perbuatan, maka diantara hal yang tidak bermanfaat dan tidak menyempurnakannya. Bahkan bisa membuat dampak bahaya, menguranginya dan menyakitinya. Apabila jika telah mendarah daging. Sesungguhnya keadaan sedemikian ini akan menyiksa sesuai dengan keberadaannya.

Tentang beberapa keutamaan yang berpisah dengan tubuh; seperti pakaian, kendaraan, tempat tinggal, pangkat dan harta. Sesungguhnya ini adalah sekedar pinjaman, dan akan dicabut lagi oleh yang meminjaminnya. Lalu kalian akan terasa sakit sesuai dengan keterkaitan jiwa kepadanya. Apabila dijadikan sebagai target kesempurnaannya. Apabila di cabut akan mendatangkan sakit, penyesalan. Hendaklah orang yang berkeinginan mendapat kebahagiaan memikirkan hal itu dalam dirinya. Kebanyakan manusia itu berusaha untuk membahagiakan dirinya dan menikmatinya, akan tetapi mereka keliru.

Jadi, jiwa itu bias bahagia kalau telah dibekali dengan makrifat, cinta, suluk dan jiwa akan merasa sakit serta penyesalan sesuai dengan tidak mendapatkan hal itu. Apabila hal itu telah tiada dalam diri seseorang, maka ditubuhnya tinggal kekuatan tubuh yang serba nafsu; seperti makan, minum, nikah, marah, lalu mencapai beberapa kelezatan dan jalan hidupnya atau kebutuhannya. Lalu ia tidak akan mendapatkan keutamaan dan kemuliaan, bahkan kerendahan dan kehinaan. Sebab, hal itu layak sekali ia diserupakan dengan jenis binatang, bahkan telah masuk kedalam golongannya dan menjadi salah satunya.

Kesempurnaan yang masih bisa diikuti dengan kesempurnaan hewani, dan bahkan lebih daripada itu, dan binatang memiliki kekhususan, yaitu bisa selamat dari akibat, maka layak sekali kalian hindari. Lalu kalian cepat-cepat mencapai kesempurnaan hakiki yang tiadakesempurnaan kecuali di dalamnya.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.Memetik Manfaat Al-Qur’an. Daar Al Yaqiin li An Nasyar wa At Tauzii’, Mesir, Al Manshur.2000.

0 comments:

Post a Comment