Kesempurnaan jiwa yang dicari mengandung pengertian dua macam, yaitu:
- Jiwa merupakan jiwa yang mantap.
- Hendaklah sifat kesempurnaan ini telah berada dalam jiwanya. Jika tidak, maka dikatakan belum sempurna. Bagi orang yang berupaya untuk menyempurnakan jiwanya tidak perlu tergesa-gesa atau merasa sedih karena tidak mendapatkannya.
Karena itu, hendaklah jiwa selalu diisi dengan makrifat kepada Allah
sebagai penciptannya, sesembahannya dan Rabbnya yang benar. Tidak ada kebaikan,
dan kenikmatan atau keenakan, kecuali dengan makrifat kepada-Nya dan
berkehendak untuk mencari keridhaan-Nya. Menulusuri ja;an yang menuju
kepada-Nya dan kemuliaan-Nya, dan hendaklah kalian membiasakan keadaan tersebut
hingga tertanam secara dalam di hati.
Selain hal tersebut, seperti beberapa ilmu, kehendak dan amal perbuatan,
maka diantara hal yang tidak bermanfaat dan tidak menyempurnakannya. Bahkan
bisa membuat dampak bahaya, menguranginya dan menyakitinya. Apabila jika telah
mendarah daging. Sesungguhnya keadaan sedemikian ini akan menyiksa sesuai
dengan keberadaannya.
Tentang beberapa keutamaan yang berpisah dengan tubuh; seperti pakaian,
kendaraan, tempat tinggal, pangkat dan harta. Sesungguhnya ini adalah sekedar
pinjaman, dan akan dicabut lagi oleh yang meminjaminnya. Lalu kalian akan
terasa sakit sesuai dengan keterkaitan jiwa kepadanya. Apabila dijadikan
sebagai target kesempurnaannya. Apabila di cabut akan mendatangkan sakit,
penyesalan. Hendaklah orang yang berkeinginan mendapat kebahagiaan memikirkan hal
itu dalam dirinya. Kebanyakan manusia itu berusaha untuk membahagiakan dirinya
dan menikmatinya, akan tetapi mereka keliru.
Jadi, jiwa itu bias bahagia kalau telah dibekali dengan makrifat, cinta,
suluk dan jiwa akan merasa sakit
serta penyesalan sesuai dengan tidak mendapatkan hal itu. Apabila hal itu telah
tiada dalam diri seseorang, maka ditubuhnya tinggal kekuatan tubuh yang serba
nafsu; seperti makan, minum, nikah, marah, lalu mencapai beberapa kelezatan dan
jalan hidupnya atau kebutuhannya. Lalu ia tidak akan mendapatkan keutamaan dan
kemuliaan, bahkan kerendahan dan kehinaan. Sebab, hal itu layak sekali ia
diserupakan dengan jenis binatang, bahkan telah masuk kedalam golongannya dan
menjadi salah satunya.
Kesempurnaan yang masih bisa diikuti dengan kesempurnaan hewani, dan
bahkan lebih daripada itu, dan binatang memiliki kekhususan, yaitu bisa selamat
dari akibat, maka layak sekali kalian hindari. Lalu kalian cepat-cepat mencapai
kesempurnaan hakiki yang tiadakesempurnaan kecuali di dalamnya.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.Memetik Manfaat Al-Qur’an. Daar Al
Yaqiin li An Nasyar wa At Tauzii’, Mesir, Al Manshur.2000.
0 comments:
Post a Comment