Tuesday 16 August 2011

Rukun Kekufuran




Rukun kekufuran ada empat, yaitu:
  1. Sombong: Akan membuat seseorang enggan ikut yang taat.
  2. Hasud: Membuat seseorang enggan menerima nasehat baik.
  3. Marah: Membuat seseorang tidak mau berbuat adil.
  4. Syahwat: Akan membuat seseorang tidak mampu untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah.

Apabila pilar kesombongan ini telah runtuh maka mudah sekali untuk ikut. apabila pilar hasud ini bisa terkikis, akan mudah menerima nasehat. Apabila pilar marah telah lenyap akan mudah untuk bertindak adil dan rendah diri. Apabila pilar syahwat telah runtuh maka mudah sekali untuk menahan diri, lalu berhati-hati dari perkara haram atau subat dan bisa memfokuskan diri untuk beribadah.

Lenyapnya gunung lebih mudah daripada meruntuhkan empat pilar bagi orang yang teruji dengannya. Apalagi bila telah mendarah daging, kokoh dalam tubuh manusia, ia tidak akan bisa membuat suatu amalan bisa istiqamah, dan nafsu atau jiwa takkan bisa jernih. Setiap bersungguh-sungguh dalam berbuat baik maka pilar emapt itu yang akan membinasakannya. Seluruh bencana bersumber daripadanya.

Apabila telah mendarah daging, maka seseorang akan ditampakkan kebathilan seolah kebenaran, lalu kebenaran terlihat bathil, ma’ruf bisa tampak mungkar dan sebaliknya, lalu dunia akan mendekat kepadanya dan akhirat akan menjauh bahkan menghindar. Apabila kamu mau merenungi kekufuran beberapa bangsa akan terlihat bersumber daripadanya, lalu mereka tertimpa bencana. Jadi bencana dan marabahaya akan tampak ringan atau berat berpulang kepadanya. Barangsiapa yang membuka keran empat pilar itu akan membuka kejahatan dan keburukan kepada dirinya baik yang akan datang atau yang segera. Apabila empat pilar itu telah disingkirkan maka berarti menutup dirinya dari segala macam kejelekan.  Sesunguhnya empat pilar itu akan menjadi batu penghalang untuk taat, ikhlas, taubat, kembali kepada khaliqnya, menerima kebenaran, menerima nasehat kaum Muslimin dan bertawadhu’ kepada Allah dan kepada makhluk-Nya.

Sumber empat pilar itu karena seeseorang tidak mengerti tentang Rabbnya, dan tidak mau merenungi tentang kedudukan dirinya. Sesungguhnya bila ia mengetahui kepada Rabbnya enggan sifat kesempurnaan, sifat keagungan, lalu mengerti dirinya penuh dengan keganjilan dan kekurangan, maka tidak akan marah, juga tidak congkak, tidak akan hasud kepada seseorang atas nikmat yang dianugerahkan kepadanya. Sesungunya hasud itu seperti bermusuhan dengan Allah. Sesungguhnya ia telah benci atas nikmat Allah yang diberikan kepada hambanya dan sesungguhnya Allah telah mencintainya, lalu ia ingin agar nikmat itu lenyap, dan Allah tidak suka demikian.

Jadi, orang hasud selalu bertentangan dengan qadha’, Allah, qadar-Nya, cinta-Nya dan benci-Nya. Oleh karena itu iblis adalah musuh Allah sejati, sebab dosanya bersumber dari congkak dan hasud. Jadi dua sifat itu akan mudah dilenyapkan dengan makrifat kepada-Nya, bertauhid kepada-Nya, ridha dan kembali kepada-Nya, dan sesungguhnya ia tak layak untuk marah dan membalas, sesungguhnya hal itu termasuk mendahulukan diri sendiri, marah kepada penciptanya. Paling tepat untuk menolak efek negatif ini dengan cara mengarahkan marahnya untuk Allah dan ridha karena-Nya.

Untuk syahwat maka obatnya adalah memiliki pengetahuan yang tapat bahwa memberikan hak syahwat sebagai langkah untuk tidak bisa mendapatkan ilmu yang tepat, dan mengendalikan syahwat merupakan langkah untuk mendapatkan ilmu yang tepat selama kamu membuka pintu syahwat dengan lebar berarti kamu telah melangkah untuk tidak mendapatkan ilmu yang tepat, bila ditutup maka bisa menjaring ilmu yang tepat sebanyak-banyaknya.

Marah itu seperti binatang buas, bila dilepaskan akan memakan, dan syahwat seperti api bila dihidupkan akan mulai aktifitasnya yaitu membakar. Congkak itu ibarat seseorang yang mau meruntuhkan kerajaan dan mengusir rajanya. Apabila raja tidak membinasakannya maka akan mengusirnya. Hasud seperti memusuhi kepada orang yang lebih mampu daripadamu. Orang yang bisa mengendalikan marah dan syahwatnya sama dengan membuat setan lari. Barangsiapa yang dikendalikan oleh marah dan syahwatnya maka akan terkendali oleh setannya.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.Memetik Manfaat Al-Qur’an. Daar Al Yaqiin li An Nasyar wa At Tauzii’, Mesir, Al Manshur.2000.



0 comments:

Post a Comment