Mendiskusikan tentang wafatnya Syekh Siti Jenar memang cukup
menarik. Sebagaimana banyaknya versi yang menjelaskan tentang asal-usul dan
sosol Syekh Siti Jenar, maka demikian pula halnya tentang varian versi yang
menerangkan tentang proses kematiannya. Secara umum kesamaan yang diperlihatkan
oleh berbagai literatur seputar kematian Syekh Siti Jenar hanyalah yang
berkaitan dengan masanya saja, yakni pada masa kerajaan Islam Demak di bawah
pemerintahan Raden Fatah sekitar akhir abad XV dan awal abad XVI. Tentu hal ini
juga masih mengecualikan sebagian kisah versi Cirebon, yang menyebutkan bahwa
wafatnya Syekh Siti Jenar terjadi pada masa Sultan Trenggono. Sedangkan yang
berkaitan dengan proses kematiannya, berbagai sumber yang ada memberikan
penjelasan yang berbeda-beda. Sampai saat ini, paling tidak terdapat beberapa
asumsi (tujuh versi) mengenai proses meninggalnya Syekh Siti Jenar.
Versi
Pertama
Bahwa Syekh Siti Jenar wafat karena dihukum mati oleh Sultan
Demak, Raden Fatah atas persetujuan Dewan Wali Songo yang dipimpin oleh Sunan
Bonang. Sebagai algojo pelaksana hukuman pancung adalah Sunan Kalijaga, yang
dilaksanakan di alun-alun kesultanan Demak. Sebagian versi ini mengacu pada “Serat Syeikh Siti Jenar” oleh Ki Sosrowidjojo.
Versi
Kedua
Syekh Siti Jenar dijatuhi hukuman mati oleh Sunan Gunung Jati.
Pelaksana hukuman (algojo) adalah Sunan Gunung Jati sendiri, yang
pelaksanaannya di Masjid Ciptarasa Cirebon. Mayat Syekh Siti Jenar dimandikan
oleh Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Kudus, dan Sunan Giri, kemudian
dimakamkan di Graksan, yang kemudian disebut sebagai Pasarean Kemlaten. Hal ini tercantum dalam Wawacan Sunan Gunung Jati Pupuh ke-39 terbitan Emon Suryaatmana dan
T.D Sudjana (alin bahasa pada tahun 1994).
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudirman Tebba (2000: 41), Syekh
Siti Jenar dipenggal lehernya oleh Sunan Kalijaga. Pada awalnya mengucur darar
berwarna merah, kemudian berubah menjadi putih. Syekh Siti Jenar kemudian
berkata: “Tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan-Nya”. Kemudian tubuh Syekh Siti Jenar naik ke surga
seiring dengan kata-kata: ”Jika ada
seorang manusia yang percaya kepada kesatuan selain dari Allah Yang Mahakuasa, dia
akan kecewa, karena dia tidak akan memperoleh apa yang dia inginkan”.
Untuk kisah yang terdapat dalam versi pertama dan kedua masih
memiliki kelanjutan yang hampir sama.
Sebagaimana dikemukakan dalam Suluk Syekh Siti Jenar, disebutkan bahwa setelah Syekh Siti Jenar
meninggal di Krendhawasa tahun Nirjamna Catur Tunggal (1480 M. Tahun yang tentu
saja masih terlalu dini untuk kematian Syekh Siti Jenar), jenazahnya dibawa ke
Masjid Demak, karena saat itu magrib tiba, maka pemakaman dilakukan esok
paginya agar bisa disaksikan oleh raja. Para ulama sepakat untuk menjaga
jenazah Syekh Siti Jenar sambil melafalkan pujian-pujian kepada Tuhan. Ketika
waktu shalat tiba, para santri berdatangan ke masjid. Pada saat itu tiba-tiba
tercium bau yang sangat harum, seperti bau bunga Kasturi. Selesai shalat para
santri diperintahkan untuk meninggalkan masjid. Tinggal para ulama saja yang
tetap berada di dalamnya untuk menjaga jenazah Syekh Siti Jenar.
Bau harum terus menyengat, oleh karena itu Syekh Malaya mengajak
ulama lainnya untuk membuka peti jenazah Syekh Siti Jenar. Tatkala peti itu
terbuka, jenazah Syekh Siti Jenar memancarkan cahaya yang sangat indah, lalu
muncul warna pelangi memenuhi ruangan masjid. Sedangkan dari bawah peti
memancarkan sinar yang amat terang, bagaikan siang hari.
Dengan gugup, para ulama mendudukkan jenazah itu, lalu bersembah
sujud sambil menciumi tubuh tanpa nyawa itu bergantian hingga ujung jari. Kemudian
jenazah itu kembali dimasukkan ke dalam peti, Syekh Malaya terlihat tidak
berkenan atas tindakan rekan-rekannya itu.
Dalam Suluk Syekh Siti
Jenar dan Suluk Walisanga dikisahkan
bahwa para ulama telah berbuat curang. Jenazah Syekh Siti Jenar diganti dengan
bangkai anjing kudisan. Jenazah itu dimakamkan mereka di tempat yang
dirahasiakan. Peti jenazah diisi dengan bangkai anjing kudisan. Bangkai itu dipertontonkan
keesokan harinya kepada masyarakat untuk mengisyaratkan bahwa ajaran Syekh Siti
Jenar adalah sesat.
Digantinya jenazah Syekh Siti Jenar dengan bangkai anjing ini
ternyata diketahui oleh salah seorang muridnya bernama Ki Luntang. Dia datang
ke Demak untuk menuntut balas. Maka terjadilah perdebatan sengit antara Ki
Luntang dengan para Wali yang berakhir dengan kematiannya. Sebelum dia
mengambil kematiannya, dia menyindir kelicikan para Wali dengan mengatakan
(Sofwan, 2000: 221):
“...luh
ta payo totonen derengsun manthuk, yen wus mulih salinen, bangke sakarepmu
dadi. Khadal, kodok, rase, luwak, kucing kuwuk kang gampang lehmu sandi, upaya
sadhela entuk, wangsul sinantun gajah, sun pastheake sira nora bisa luruh reh
tanah jawa tan ana...”
...nah silahkan lihat diriku yang hendak menjemput kematian.
Jika nanti aku telah mati, kau boleh mengganti jasadku sekehendakmu, kadal,
kodok, rase, luwak atau kucing tua yang mudah kau peroleh. Tapi, jika hendak
mengganti dengan gajah, kau pasti tidak akan bisa karena di tanah Jawa tidak
ada...”
Seperti halnya sang guru, Ki Luntang pun mati atas kehendaknya
sendiri, berkonsentrasi untuk menutup jalan hidup menuju pintu kematian.
Versi
Ketiga
Bahwa Syekh Siti Jenar meninggal karena dijatuhi hukuman mati
oleh Sunan Giri, dan algojo pelaksana hukuman mati tersebut adalah Sunan Gunung
Jati. Sebagian riwayat menyebutkan bahwa vonis yang diberikan Sunan Giri atas
usulan Sunan Kalijaga (Hasyim, 1987: 47).
Dikisahkan bahwa Syekh Siti Jenar mempunyai sebuah pesantren
yang banyak muridnya. Namun sayang, ajaran-ajarannya dipandang sesat dan keluar
dari ajaran Islam. Ia mengajarkan tentang keselarasan antara Tuhan, manusia dan
alam (Hariwijaya, 2006: 41-42).
Hubungan manusia dengan Tuhannya diungkapkan dengan “Manunggaling kawula-gusti” dan “Curiga Manjing Warangka”. Hubungan
manusia dengan alam diungkapkan dengan “Mengasah
Mingising Budi, Memasuh Malaning Bumi”, dan “Hamemayu Hayuning Bawana”, yang bermuara pada pembentukan “Jalma Sulaksana”, “Al-insan Al-kamil”, “Sarira
Bathara”, “Manusia Paripurna”, “Adi Manusia” yang imbang lahir batin, jiwa-raga,
intelektual spiritual, dan kepala dadanya.
Konsep manunggaling kawula gusti oleh Syekh Siti Jenar disebut
dengan “uninong aning unong”, saat
sepi senyap, hening, dan kosong. Sesungguhnya Zat Tuhan dan zat manusia adalah
satu, manusia ada dalam Tuhan dan Tuhan ada dalam manusia.
Sunan Giri sebagai ketua persidangan, setelah mendengar
penjelasan dari berbagai pihak dan bermusyawarah dengan para Wali, memutuskan
bahwa ajaran Syekh Siti Jenar itu sesat. Ajarannya bisa merusak moral
masyarakat yang baru saja mengenal Islam. Karenanya Syekh Siti Jenar dijatuhi
hukuman mati.
Syekh Siti Jenar masih diberi kesempatan selama setahun untuk
memperbaiki kesalahannya sekaligus menanti berdirinya Negara Demak secara
formal, karena yang berhak menentukan hukuman adalah pihak negara (Widji
saksono, 1995: 61). Kalau sampai waktu yang ditentukan ia tidak mengubah
pendiriannya, maka hukuman tersebut akan dilaksanakan.
Sejak saat itu, pesantren Syekh Siti Jenar ditutup dan
murid-muridnya pun bubar, menyembunyikan diri dan sebagian masih mengajarkan
ajaran wahdatul wujud meskipun secara
sembunyi-sembunyi. Setelah satu tahun berlalu, Syekh Siti Jenar ternyata tidak
berbubah pendiriannya. Maka dengan terpaksa Sunan Gunung Jati melaksanakan
eksekusi yang telah disepakati dulu. Jenazah Syekh Siti Jenar dimakamkan di
lingkungan keraton agar orang-orang tidak memujinya.
Versi
Keempat
Syekh Siti Jenar wafat karena vonis hukuman mati yang dijatuhi
Sunan Giri sendiri. Peristiwa kematian Syekh Siti Jenar versi ini sebagaimana yang
dikisahkan dalam Babad Demak. Menurut
babad ini Syekh Siti Jenar meninggal bukan karena kemauannya sendiri, dengan
kesaktiannya dia dapat menemui ajalnya, tetapi dia dibunuh oleh Sunan Giri. Keris
ditusukkan hingga tembus ke punggung dan mengucurkan darah berwarna kuning.
Setelah mengetahui bahwa suaminya dibunuh, istri Syekh Siti Jenar menuntut bela
kematian itu kepada Sunan Giri. Sunan Giri menghiburnya dengan mengatakan bahwa
dia bukan yang membunuh Syekh Siti Jenar tetapi dia mati atas kemauannya
sendiri. Diberitahukan juga bahwa suaminya kini berada di dalam surga. Sunan
Giri meminta dia melihat ke atas dan di sana dia melihat suaminya berada di
surga dikelilingi bidadari yang agung, duduk di singgasana yang berkilauan
(Sofwan, 2000: 218).
Kematian Syekh Siti Jenar dalam versi ini juga dikemukakan dalam
Babad Tanah Jawa yang disandur oleh
S. Santoso, dengan versi yang sedikit memiliki perbedaan. Dalam babad ini
disebutkan Syekh Siti Jenar terbang ke surga, tetapi badannya kembali ke
masjid. Para ulama takjub karena dia dapat terbang ke surga, namun kemudian
marah karena badannya kembali ke masjid. Melihat hal yang demikian, Sunan Giri
kemudian mengatakan bahwa tubuhnya harum ditikam dengan sebuah pedang, kemudian
dibakar. Syekh Maulana kemudian mengambil pedang dan menikamkannya ke tubuh
Syekh Siti Jenar, tetapi tidak mempan. Syekh Maulana bertambah marah dan
menuduh Syekh Siti Jenar berbohong atas pernyataannya yang menegaskan bahwa dia
rela mati.
Syekh Siti Jenar menerima banyak tikaman dari Syekh Maulana,
tetapi dia terus berdiri. Syekh Maulana kian gusar dan berkata, “Itu luka orang jahat, terluka tapi tidak
berdarah”. Dari luka-luka Syekh Siti Jenar itu seketika keluar darah berwarna
merah. Seketika Syekh Maulana berkata lagi, ”Itu luka orang biasa, bukan kawula gusti, karena darah yang keluar
berwarna merah”. Dari merah yang mengucur itu seketika berubah berwarna
putih. Syekh Maulana berkata lagi. “Ini
seperti kematian pohon kayu, keluar getah dari lukanya. Kalau ‘insan kamil’
betul tentu dapat masuk surga dengan badan jasmaninya, berarti kawula gusti
tidak terpisah”. Dalam sekejap mata tubuh Syekh Siti Jenar hilang dan
darahnya sirna.
Syekh Maulana kemudian membuat muslihat dengan membunuh seekor
anjing, membungkusnya dengan kail putih dan mengumumkan kepada masyarakat bahwa
mayat Syekh Siti Jenar telah berubah menjadi seekor anjing disebabkan ajarannya
yang bertentangan dengan syariat. Anjing itu kemudian di bakar.
Beberapa waktu setelah peristiwa itu, para ulama didatangi oleh
seorang penggembala kambing yang mengaku sebagai murid Syekh Siti Jenar. Dia
berkata, ”Saya dengar para Wali telah
membunuh guru saya, Syekh Siti Jenar. Kalau memang demikian, lebih baik saya
juga Tuan-tuan bunuh. Sebab saya ini juga Allah, Allah yang menggembalakan
kambing”. Mendengar penuturannya itu kemudian Syekh Maulana membunuhnya
dengan pedang yang sama dengan yang digunakan untuk membunuh Syekh Siti Jenar.
Seketika tubuh mayat penggembala kambing itu lenyap. (Tebba, 2003: 43).
Versi
Kelima
Bahwa vonis hukuman mati dijatuhkan oleh Sunan Gunung Jati,
sedangkan yang menjalankan eksekusi kematian (algojo) adalah Sunan Kudus. Versi
tentang proses kematian Syekh Siti Jenar ini dapat ditemukan dalam Serat Negara Kertabumi yang disunting
oleh Rahman Selendraningrat. Tentu bahwa kisah eksekusi terhadap Syekh Siti
jenar yang terdapat dalam versi ini berbeda dari yang lainnya. Nampaknya kisah
ini bercampur aduk dengan kisah eksekusi Ki Ageng Pengging yang dilakukan oleh
Sunan Kudus.
Kisah kematian Syekh Siti Jenar dalam sastra “kacirebonan” ini
diawali dengan memperlihatkan posisi para pengikut Syekh Siti Jenar di Cirebon
sebagai kelompok oposisi atas kekuatan Kesultanan Cirebon. Sejumlah tokoh
pengkutnya pernah berusaha untuk menduduki tahta, tetapi semuanya menemui
kegagalan. Tatkala Pengging dilumpuhkan, Syekh Siti Jenar yang pada saat itu
menyebarkan agama di sana, kembali ke Cirebon diikuti oleh para muridnya dari
Pengging. Di Cirebon, kekuatan Syekh Siti Jenar menjadi semakin kokoh, pengikutnya
meluas hingga ke desa-desa. Serelah Syekh Datuk Kahfi meninggal dunia, Sultan
Cirebon menunjuk Pangeran Punjungan untuk menjadi guru agama Islam di Padepokan
Amparan Jati.
Pangeran Punjungan bersedia menjalankan tugas yang diembankan
sultan kepadanya, namun dia tidak mendapatkan murid di sana karena orang-orang
telah menjadi murid Syekh Siti Jenar. Bahkan panglima bala tentara Cirebon
bernama Pangeran Carbon lebih memilih untuk menjadi muridnya Syekh Siti Jenar.
Dijaga oleh muridnya yang banyak, Syekh Siti Jenar merasa aman tinggal di
Cirebon Girang.
Keberadaan Syekh Siti Jenar di Cirebon terdengar oleh Sultan
Demak. Sultan kemudian mengutus Sunan Kudus disertai 700 orang prajurit ke
Cirebon. Sultan Cirebon menerima permintaan Sultan Demak dengan tulus, bahkan
memberi bantuan untuk tujuan itu.
Langkah pertama yang diambil Sultan Cirebon adalah mengumpulkan
para murid Syekh Siti Jenar yang ternama, antara lain Pangeran Carbon, para
Kyai Geng, Ki Palumba, Dipati Cangkuang dan banyak orang lain di istana
Pangkuangwati. Selanjutnya bala tentara Cirebon dan Demak menuju padepokan
Syekh Siti Jenar di Cirebon Girang. Syekh Siti Jenar kemudian di bawa ke masjid
Agung Cirebon, tempat para Wali telah berkumpul.
Dalam persidangan itu, yang bertindak sebagai hakim ketuan
adalah Sunan Gunung Jati. Melalui perdebatan yang panjang, pengadilan
memutuskan Syekh Siti Jenar harus dihukum mati. Kemudian Sunan Kudus
melaksanakan eksekusi itu menggunakan keris pusaka Sunan Gunung Jati. Peristiwa
itu terjadi pada bulan Safar 923 H atau 1506 (Sofwan, 2000: 222).
Pada peristiwa selanjutnya, mulai diperlihatkan kecurangan yang
dilakukan oleh para ulama di Cirebon terhadap keberadaan jenazah Syekh Siti
Jenar. Dikisahkan, setelah eksekusi dilaksanakan, jenazah Syekh Siti Jenar
dimakamkan di suatu tempat yang kemudian banyak diziarahi orang. Untuk
mengamankan keadaan, Sunan Gunung Jati memerintahkan secara diam-diam agar
mayat Syekh Siti Jenar dipindahkan ke tempat yang dirahasiakan, sedangk di kuburan
yang sering dikunjungi orang itu dimasukkan bangkai anjing hitam.
Ketika para perziarah menginginkan agar mayat Syekh Siti Jenar
dipindahkan ke Jawa Timur, kuburan di buka dan ternyata yang tergeletak di
dalamnya bukan mayat Syekh Siti Jenar melainkan bangkai seekor anjing. Para
peziarah terkejut dan tak bisa mengerti keadaan itu. Ketika itu Sultan Cirebon
memanfaatkan situasi dengan mengeluarkan fatwa agar orang-orang tidak
menziarahi bangkai anjing dan agar meninggalkan ajaran-ajaran Syekh Siti Jenar
(Sulendraningrat, 1983: 28).
Versi
Keenam
Bahwa Syekh Siti Jenar dijatuhi hukuman mati oleh Wali Songo. Pada
saatu hukuman harus dilaksanakan, para anggota Wali Songo mendatangi Syekh Siti
Jenar untuk melaksanakan hukuman mati. Akan tetapi kemudian para anggota Wali
Songo tidak jadi melaksanakan hukuman tersebut, karena Syekh Siti Jenar justru
memilih cara kematiannya sendiri, dengan memohon kepada Allah agar diwafatkan
tanpa harus dihukum oleh pihak Sultan dan para Sanan, sekaligus Syekh Siti
Jenar menempuh jalan kematiannya sendiri, yang sudah ditetapkan oleh Allah. Versi
ini mengacu pada Serat Seh Siti Jenar yang
digubah oleh Ki Sosrowidjojo, yang kemudian disebarluaskan kembali ileh Abdul
Munir Mulkan (t.t).
Sofwan (2000: 215-217) mengutip Suluk Walingsanga (sebagaimana juga yang terdapat dalam Serat Seh Siti Jenar dalam berbagai
versi) yang di dalamnya terdapat cerita yang mengisahkan bahwa kematian Syekh
Siti Jenar berawal dari perdebatan yang terjadi antara Syekh Siti Jenar dengan
dua orang utusan Sultan Demak, yakni Syekh Domba dan Pangeran Bayat sebagai
utusan Sultan Fatah dan Majelis Wali Songo. Dua orang utusan ini diperintah
Sultan atas persetujuan Majelis Wali Songo untuk mengadakan tukar pikiran
(lebih tepatnya menginvestigasi) dengan Syekh Siti Jenar mengenai ajaran yang
dia sampaikan kepada murid-muridnya.
Disinyalir bahwa ajaran yang telah disampaikan oleh Syekh Siti
Jenar menyebabkan terganggunya stabilitas keamanan dan ketertiban di wilayah
Demak. Hal ini disebabkan ulah para muridnya yang berbuat kegaduhan, merampok, berkelahi,
bahkan membunuh. Bila ada kejahatan atau keonaran, tentu murid Syekh Siti Jenar
yang menjadi pelakunya. Ketika pengawal kerajaan menangkap mereka, maka mereka
bunuh diri di dalam penjara. Bila dikorek keterangan dari mereka, dengan angkuh
mereka mengatakan bahwa mereka adalah murid Syekh Siti Jenar yang telah banyak
mengenyam ilmu makrifat, dan selalu siap mati bertemu Tuhan.
Mereka beranggapan bahwa hidup sekedar menjalani mati, oleh
karena itu mereka merasa jenuh menyaksikan bangkai bernyawa bertebaran di
atasnya. Dunia ini hanya dipenuhi oleh mayat, maka mereka lebih memilih
meninggalkan dunia ini. Mereka juga mengejek, mengapa orang mati diajari
shalat, menyembah dan mengagungkan nama-Nya, padahal di dunia ini orang tidak
pernah melihat Tuhan.
Berkenaan dengan pemahaman yang demikian ini, maka Syekh Domba
dan Pangeran Bayat diutus oleh Sultan Demak untuk menemui Syekh Siti Jenar.
Dalam pertemuan itu terjadi perdebatan antara utusan Sultan dengan Syekh Siti Jenar.
Dalam perdebatan itu, terlihat bahwa kemahiran Syekh Siti Jenar berada di atas
Syekh Domba dan Pangeran Bayat. Pada akhirnya, Syekh Domba merasa kagum atas
uraian dan kedalaman ilmu Syekh Siti Jenar, bahkan dia bisa menyetujui
kebenarannya. Dia ingin menjadi muridnya secara tulus, kalau saja tidak dicegah
oleh Pangeran Bayat.
Selanjutnya, kedua utusan itu kembali ke Demak melaporkan apa
yang telah mereka saksikan tentang ajaran Syekh Siti Jenar. Setelah berunding
dengan Majelis Wali Songo, Sultan kemudian mengutus lima orang Wali untuk
memanggil Syekh Siti Jenar ke istana guna mempertanggungjawabkan ajarannya. Kelima
utusan itu adalah Sunan Kalijaga, Sunan Ngudung, Pangeran Modang, Sunan Geseng,
dan Sunan Bonang sebagai pemimpin utusan itu. Mereka diikuti oleh empat puluh
orang santri lengkap dengan persenjataannya untuk memaksa Syekh Siti Jenar
datang ke istana. Sesampainya di kediaman Syekh Siti Jenar, kelima Wali
tersebut terlibat perdebatan sengit. Perdebatan itu berakhir dengan ancaman
Sunan Kalijaga. Sekalipun mendapatkan ancaman dari Sunan Kalijaga, Syekh Siti
Jenar tetap tidak bersedia datang ke istana karena menurutnya Wali dan raja
tidak berbeda dengan dirinya, sama-sama terbalut darah dan daging yang akan
menjadi bangkai. Lalu dia memilih mati. Mati bukan karena ancaman yang ada,
tetapi karena kehendak diri sendiri. Syekh Siti Jenar kemudian berkonsentrasi,
menutup jalan hidupnya dan kemudian meninggal dunia.
Versi
Ketujuh
Bahwa terdapat dua orang tokoh utama, yang memiliki nama asli
yang berdekatan dengan nama kecil Syekh Siti Jenar, San Ali. Tokoh yang satu
adalah Hasan Ali, nama Islam Pangeran Anggaraksa, anak Rsi Bungsi yang semula
berambisi menguasai Cirebon, namun kemudian terusir dari Keraton, karena
kedurhakaan kepada Rsi Bungsi dan pemberontakannya kepada Cirebon. Ia menaruh
dendang kepada Syekh Siti Jenar yang berhasil menjadi seorang guru suci utama
di Giri Amparan Jati. Tokoh yang satunya lagi adalah San Ali Anshar al-Isfahani
dari Persia, yang semua merupakan teman seperguruan dengan Syekh Siti Jenar di
Baghdad. Namun ia menyinpan dendang pribadi kepada Syekh Siti Jenar karena
kalah dalam hal ilmu dan kerohanian.
Sumber : K.H. Muhammad Sholikhin. Ternyata
Syekh Siti Jenar Tidak Dieksekusi Wali Songo. Erlangga. Boyolali: 2008.
Ketika usia Syekh siti Jenar sudah uzur, dua tokoh ini bekerja
sama untuk berkeliling ke berbagai pelosok tanah Jawa, ke tempat-tempat yang penduduknya menyatakan diri sebagai
pengikut Syekh Siti Jenar, padahal mereka belum pernah bertemu dengan Syekh
Siti Jenar. Sehingga masyarakat tersebut kurang mengenal sosok asli Syekh Siti
Jenar. Pada tempat-tempat seperti itulah, dua tokoh pemalsu ajaran Syekh Siti
Jenar memainkan perannya, mengajarkan berbagai ajaran mistik, bahkan perdukunan
yang menggeser ajaran tauhid Islam.
Hasan Ali mengaku dirinya sebagai Syekh Lemah Abang, dan San Ali
Anshar mengaku dirinya sebagai Syekh Siti Jenar. Hasan Ali beroperasi di Jawa
bagian Barat, sementara San Ali Anshar di Jawa Bagian Timur. Kedua orang ini
sebenarnya yang dihukum mati oleh anggota Wali Songo, karena sudah melancarkan
berbagai fitnah keji terhadap Syekh Siti Jenar sebagai guru dan anggota Wali
Songo.
Kemungkinan karena silang sengkarut kemiripan nama itulah, maka
dalam berbagai Serat dan babad di daerah Jawa, cerita tentang Syekh Siti Jenar
menjadi simpang siur. Namun pada aspek yang lain, ranah politik juga ikut
memberikan andil pendiskreditan nama Syekh Siti Jenar. Karena naiknya Raden
Fatah ke tampuk kekuasaan Kesultanan Demak, diwarnai dengan intrik perebutan
tahta kekuasaan Majapahit yang sudah runtuh, sehingga segala intrik bisa
terjadi dan menjadi “halal” untuk dilakukan, termasuk dengan mempolitisasi
ajaran Syekh Siti Jenar yang memiliki dukungan massa banyak, namun tidak
menggabungkan diri dalam ranah kekuasaan Raden Fatah.
Jadi dikaitkan dengan kekuasaan Sultan Trenggono, sebagaimana
tercatat dalam berbagai fakta sejarah, naiknya Sultan Trenggono sebagai
penguasa tunggal Kesultanan Demak, adalah dengan cara berbagai tipu muslihat
dan pertumpahan darah. Karena sebenarnya yang berhak menjadi Sultan adalah
Pangeran Suronyoto, yang dikenal dengan sebutan Pangeran Sekar Seda Ing Lepen, kakak
laki-laki Sultan Trenggono yang seharusnya menggantikan Adipati Unus. “Seda Ing
Lepen” artinya meninggal di sungai.
Sebenarnya Pangeran Suronyoto tidak meninggal di sungai, namun
dibunuh oleh orang-orang suruhan Pangeran Trenggono, baru setelah terbunuh,
mayatnya dibuang ke sungai (Daryanto, 2009: 215-278). Kematian kakaknya
tersebut diduga atas strategi Sultan Trenggono. Sultan Trenggono sendiri, pada
mulanya tidaklah begitu disukai oleh para adipati dan kebanyakan masyarakat, karena
sifatnya yang ambisius, yang dibingkai dalam sikap yang lembut.
Salah satu tokoh penentang utama naiknya Trenggono sebagai
Sultan adalah Pangeran Panggung di Bojong, salah satu murid utama Syekh Siti
Jenar. Demikian pula masyarakat Pengging yang sejak kekuasaan Raden Fatah belum
mau tunduk pada Demak. Banyak masyarakat yang sudah tercerahkan kemudian kurang
menyukai Sultan Trenggono. Mungkin oleh karena faktor inilah, maka Sultan
Trenggono dan para ulama yang mendekatinya kemudian memusuhi pengikut Syekh
Siti Jenar. Maka kemudian dihembuskan kabar bahwa Syekh Siti Jenar dihukum mati
oleh Dewan Wali Songo di masjid Demak, dan mayatnya berubah menjadi anjing
kudisan, dan dimakamkan di bawah mihrab pengimaman masjid. Suatu hal yang
sangat mustahil terjadi dalam konteks hukum Islam, namun tentu dianggap sebagai
sebuah kebenaran atas nama kemukjizatan bagi masyarakat awam.
Keberadaan para ulama “penjilat” penguasa, yang untuk memenuhi
ambisi duniawinya bersedia mengadakan fitnah terhadap sesama ulama, dan untuk
selalu dekat dengan penguasa bahkan bersedia menyatakan bahwa suatu ajaran
kebenaran sebagai sebuah kesesatan dan makar, karena menabrak kepentingan
penguasa itu sebenarnya sudah digambarkan oleh para ulama. Imam Al-Ghazali
dalam kitab Ihya’ “Ulum al-Din menyebutkan
sebagai al-‘ulama’ al-su’ (ulama yang
jelek dan kotor). Sementara ketika Sunan Kalijaga melihat tingkah laku para
ulama pada zaman Demak, yang terkait dengan bobroknya moral dan akhlak
penguasa, disamping fitnah keji yang ditujukan kepada sesama ulama, namun beda
pendapat dan kepentingan, maka Sunan Kalijaga membuatkan deskripsi secara
halus. Sesuai dengan profesinya dalam budaya, utamanya sebagai dalang, Sunan
Kalijaga menggambarkan kelakuan para ulama yang ambisi politik dan memiliki
karakter jelek sebagai tokoh Sang Yamadipati (Dewa Pencabut Nyawa) dan Pendeta
Durna (ulama yang bermuka dua, munafik).
Kedua tokoh tersebut dalam serial pewayangan model Sunan
Kalijaga digambarkan sebagai ulama yang memakai pakaian kebesaran ulama;
memakai surban, destar, jubah, sepatu, biji tasbih dan pedang. Pemberian
karakter seperti itu adalah salah satu cara Sunan Kalijaga dalam mencatatkan
sejarah bangsanya, yang terhina dan teraniaya akibat tindakan para ulama jahat
yang mengkhianati citra keulamaannya, dengan menjadikan diri sebagai Sang
Yamadipati, mencabut nyawa manusia yang dianggapnya berbeda pandangan dengan
dirinya atau dengan penguasa di mana sang ulama mengabdikan dirinya. Hal
tersebut merupakan cara Sunan Kalijaga melukiskan suasana batin bangsanya yang
sudah mencitrakan pakaian keulamaan, dalil-dalil keagamaan sebagai atribut Sang
Pencabut Nyawa. Atas nama agama, atas nama pembelaan terhadap Tuhan, dan karena
dalil-dalil mentah, maka aliran serta pendapat yang berbeda harus dibungkus
habis.
Gambaran pendeta Durna adalah wujud dari rasa muak Sunan
Kalijaga terhadap para ulama yang menjilat kepada kekuasaan, bahkan
aktivitasnya digunakan untuk semata-mata membela kepentingan politik dan
kekuasaan, menggunakan dalil keagamaan hanya untuk kepentingan dan keuntungan
pribadi dengan mencelakakan banyak orang sebagai tumbalnya. Citra diri ulama
yang ‘tukang’ hasut, penyebar fitnah, penggunjing, dan pengadu domba. Itulah
yang dituangkan oleh Sunan Kalijaga dalam sosok Pendeta Durna.
Berbagai versi tentang kematian Syekh Siti Jenar menunjukkan
bahwa tokoh Syekh Siti Jenar memang sangat kontroversional. Berbagai literatur
yang ada tidak dapat memastikan tentang asal-usul keberadaannya hingga proses
kematian yang dialaminya, disebabkan oleh banyak faktor dan kepentingan yang
mengitarinya. Walaupun demikian, sejumlah besar keterangan yang mengisahkan
tentang keberadaannya memerlihatkan ajarannya yang selalu dipertentangkan
dengan paham para Wali, namun sekaligus tidak jarang membuat para Wali itu
sendiri “kagum” dan “mengakui” kebenaran ajarannya. Tentu saja, “pengakuan” dan
“kekaguman” itu tidak pernah diperlihatkan secara eksplisit karena akan
mengurangi “keagungan” mereka, disamping kurang objektifnya penulisan serat dan
babad Jawa, yang terkait dengan Syekh Siti Jenar.
Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa dalam berabgai Serat
dan Babad tersebut, akhir dari kisah Syekh Siti Jenar selalu dihiasi dengan
usaha-usaha intrik politik para Wali. Bisa jadi hal ini memang dilakukan oleh
para ulama penjilat kekuasaan, oleh murid-murid generasi penerus para ulama
yang pernah memusuhi ajaran Syekh Siti Jenar, atau para penulis kisah yang juga
memiliki kepentingan tersendiri terkait dengan motif politik, ideologi, keyakinan,
dan ajaran keagamaan yang dianutnya.
Pada sisi lain, disamping disebabkan banyaknya referensi yang
berbeda dalam menjelaskan kisah Syekh Siti Jenar, pemahaman mereka yang membaca
akan memberikan pemahaman baru dari bacaan tersebut sehingga memperbanyak
versi. Misalnya, tentang pemahaman salah satu versi mengenai asal-usul Syekh
Siti Jenar yang dalam Serat Syekh Siti
Jenar, sebagaimana juga disadur dalam Falsafah
Syekh Siti Jenar disebut “berasal dari caing (elur)”.
Sebagian penafsir mengatakan bahwa memang Syekh Siti Jenar
bukanlah berasal dari manusia, namun semula ia adalah seekor cacing yang
disumpah oleh Sunan Bonang menjadi manusia. Padalah, jika cara pembacaan ini
dilakukan dengan cara referensi silang, kita mendapatkan penjelasan dari sumber
lain, misalnya dalam Serat Seh Siti Jenar
yang tersimpan di musem Radya Pustaka Surakarta, bahwa yang dimaksud “elur”
(cacing) tidak lain adalah “wrejid bangsa sudra” (yang berasal dari rakyat
jelata). Maksudnya Syekh Siti Jenar adalah masyarakat biasa yang berhasil
menjadi Wali, atau seorang Wali yang menjelata (menempatkan dirinya berada di
tengah-tengah mansyarakat jelata) (lihat misalnya Sujamto, 2000: 87).
tambah pengetahuan...........
ReplyDeleteiya ,, lumayan .. thnx tas kunjungan'y ..
ReplyDeletekomplit ya om hehe mksh.ya
Deletehehe,, ya alhmdllh dpt sumber'y yg agk lengkap
Deletehmmm......
ReplyDeletegud gud gud...
tambah ilmu.
sipp ,, betul itu .. thnx yh tas kunjungan n' komentar'y
Delete:)
ASS..jadi gmn mas tentang film yang pernah di putar
ReplyDeleteoleh salah satu stasion televisi bahwa ia di vonis hukuman mati dgn memenggal lehernya oleh salah satu
sunan.
wss..
Deleteitu termasuk salah satu versi kematian syekh siti jenar ..
jd gni, setiap penulisan sejarah tergantung pd ke objektivitas sang penulis,.
jd yg d tv itu bisa saja salah satu versi kematian'y .. tinggal bagaimana kita mnerima'y, klo perlu kita cari sumber yg paling kuat mengenai hal itu ..
Di mana bisa dipelajari ajaran ini?
Deletedlu sih d daerah cirebon .. klo skrg mh kurng tau ..
Deletepengarang buku diatas itu orang JIL (Jaringan Islam Liberal) jadi wajar klo trus mengagung-agungkan dan membenarkan ajaran Jenar itu yang sudah jelas sesat.
ReplyDeletehmm, bisa jadi mas, klo soal itu saya kurang tau .. :)
Deletetong kosong lo
Deleteterserah
Deleteklw menurut saya pribadi,,,ga ada salahnya kok mempelajari SEJARAH,,setidaknya menambah pengetahuan
Deletesip gan,, setuju !
DeleteKatakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. Q.S Al Israa’ (17) : 84
Delete.. ... ...Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. Q.S An Najm (53) : 32
Jangan mengambil alih apa yang menjadi otoritas Tuhan, hanya Tuhanlah yang tahu siapa yang kafir atau tidak, siapa yang sesat atau tidak.
sip gan ! ^_^
Deleteyang mengatakan ajaran syech siti jenar adalah ANJING BABI, SETAN,IBLIS BODOH................
DeleteBiasa aje Kaleeeee......
Deletesaya jadi penasaran crita riely gmn masalahy apa,..alasanya shinnga syeh st znar mati/d bnuh
Deleteapa karna syeh siti znar dari rakyat jelata sehingga tidak pantas jadi wali
sesat tidak nya hanya gusti allah yang menentukan. kita manusia tidak berhak memutusi nya sendiri
Deletesalah satu bukti islam yang ada di indonesia ini adalah ajaran sembilan wali / sunan yang berhati culas ..
ReplyDeletebuktinya ya FPI dan semua ormas islam yang brutal itu ..
saya ingin memiliki catatan ajaran Syekh Siti Jenar yang asli ..
sperti yg d katakan sebelumnya , penulisan ttg sejarah itu tidak terlepas dari ke objetivitas dari sang penulis .. jd, hal yg mngkin d anggp salah oleh kita malah jd benar, begitupun sebaliknya .. so, trgantung bgaimana kita mencari keberanan yg sesungguhnya .. smpai saat ini pun ane sndiri msh mncari sumber2 lainnya .. krna memang cukup menarik untuk d kaji :) ..
Deletesalam kenal, thnx yh tas komentar'y .. hihihi
:)
ajaran islam di indonesia ya ajaran nabi muhammad, kl fpi ormas brutal laennya ya berarti ada y kelakuannya anggotanya y belum sesuai dengan tuntunan islam y sebenarnya... kek kamu y berhati culas itu.
Deleteterserah apa kata lo
DeleteIslam itu ' rahmatan lil alamin' adalah sangat bijaksana kalau kita tidak menghakimi suatu perkara berdasarkan literatur yang subyektif apalagi menghubungkan wali dengan tindakan brutal suatu ormas tertentu sebagai bukti. Adalah pula mulia hati orang yang tahu berterima kasih kepada mereka yang telah mengabarkan islam hingga seperti saat sekarang ini menjadikan Indonesia adalah negara dengan penduduk Islam terbesar didunia
DeleteTu yang " Anonim " sarap bener ya klo komen...masyarakat nomer brapa sih loe..
Deletebedakan dulu mana santri salafi dan modern , FPI termasuk lulusan para santri modern, sedangkan santri salafi senang menyendiri seperti para ulama" banten yg menjauhi dunia, bahkan setiap kerajaan jaman wali songo bukan mereka yg memimpin .
Deletedalam fikih,ajaran syeih siti jenar itu benar,menurut imam gozali,ambil untuk makan dan pakaian,selebihnya sedekahkan,karena klo agama untuk jln politik pasti jd kotor,menibulkan penyimpangan. mtur nuwun
ReplyDeletenah, lantas yg salah siapa ? para wali ataukah ajaran syekh siti jenar itu sendiri ? hehehehehe
DeleteGuru saya berpesan'jangan ngomong benar ;nanti yang lain salah..biar benar yang ngomong..jadi klo kebenaran yg ngomong tdk ada yg mbantah.kataRosulullah SAW.manusia yang baik itu yang berguna bagi manusia lainnya.
Deletetidak ada yg salah, gak usah pusing, ambil semua histori sejarah manusia untuk diri anda sendiri. buang kebencian, ulama bukan tuhan, pendeta bukan tuhan, allah swt membuka pintu untuk orang terpilih yg bisa masuk ke surga, sekarang pikirkan tentang diri anda, apakah layak hari ini...
ReplyDeletesip ,, bener gan !!!..
Deletemudah2an dpt d ambil pelajaran dr setiap sejarah yg terjadi .. :)
ajaran kejawen kayaknya deh.....cuman pake islam aja, tapi rukunnya ga dipake.
ReplyDeletewallahu alam.
bisa jadi :) ..
Deletewallahu alam :)
hehe
Bila diantara Anda ada yang ingin menyelami kedalaman pemahaman Syekh Siti Jenar, saya bersedia kirimkan buku tentang Guru Sejati yang dapat memberikan petunjuk Cahaya dan Suara Bathin, petunjuk awal pintu gerbang bathin mengenali kesejatian diri Anda. Silahkan SMS ke 0817 689 3113. Buku (edisi bahasa Indonesia) dikirimkan gratis sampai ke alamat Anda tanpa embel apa-apa.
ReplyDeleteTersedia juga buku spiritual pencerahan yang membahas syair pujian Jalaluddin Rumi kepada Gurunya, berjudul “Shams-e Tabrizi” (khusus bagi pembaca yang menguasai bahasa Inggris, sebab belum diterjemahkan). Buku ini juga gratis dan dikirimkan dalam jumlah terbatas.
wah, bagus tuh kayak nya .. mudah2an ja da yg berminat mas ,..
Delete:)
Saya berminat Mas...
DeleteMasih ada nggak ea....
Deletesaya mas.. sangat berminat.. pecinta tulisan rumi.. nnti saya sms mas...
DeleteTambahan referensi:
ReplyDeletemenurut laku spiritual...Syech Siti Jenar lebih tepatnya Muksa.. dengan tingkat kesaktiannya. walauhualam
mungkin .. wallahu 'alam ..
Delete:)
wah....2 memang susahya cri rowi yng jlas, gamblang, benar, q klo nanya tau baca buku mesti da perbedaan, kra2 rowi yng soheh yg gy mana y....?
ReplyDeletememang begitulah keadaan nya .. ambil ja semua sejarah nya sebagai bahan referensi, tinggal tar gmn kita menyimpulkan nya :)
DeletesiPP... nambah pengetahuan nih
ReplyDeletesipp,, thnx y tas kunjungan & komentar nya .. d tnggu knjungan2 berikut nya
Delete:)
woww good good pisan euy..
ReplyDeletenamun seyogyanya baca juga buku Prof. Hasanu Simon "Misteri Syekh Siti Jenar Peran Wali Songo dalam Mengislamkan Tanah Jawa", penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
wah, pastu seru tuh rekomendasi buku dr anda, mudah2an scepatnya sya bisa mmbaca bku tersebut ^_^)
Deletetrima kasih atas kunjungan dan komentarnya :D
klw menurut saya semuany itu benar karena semua itu berasal dari allah tergantung bagaimana anda bs menyikapinya tapi klw bs jgn hanya bs mengoreksi pendapat atw tingkah laku orang lain tapi koreksi dulu diri anda sehingga anda akan mengerti tentang islam yang sebenarnya amin....
ReplyDeleteaminnn .. mksh bang ats saran dan komentar'y ..
Delete^_^)
selain versi yg di atas, pa ada yg lainnya mas...?
ReplyDeletesaya rasa, versi yg d atas udh mencakupi semua versi yg da .. tapi untuk versi yg lain nya blm d temukan .. ^_^)
Deletecoba anda k perpus cari refrensi ttg vesi d atas :)
kemungkinan keputusan yang dipilih para wali songo adalah demi sebuah kebijakan, karena tidak semua manusia memiliki kecerdasan yang sama, jadi salah tafsir bisa berakibat zallim, ketika membaca kisah Syekh Siti Jenar, beliau merupakan pribadi yang cerdas dan pemahaman hakikahnya tidak bisa diragukan lagi wallahu' alam...
ReplyDeletebtul gan,.
DeleteSip gan
ReplyDeletethnx gan !! ^_^
DeleteGUE LAGI BUTUH PINJEMAN DUIT . 10 JUTA . JAMINAN LAPTOP . BUNGA 10% PERBULAN . HUBUNGI : 031-92091826 .
ReplyDeleteBANGGA... ??????
DeleteMAKAN DARI HASIL RIBA ????????
ckckck .. bunga nya gede banget ..
Deletegmn tar pertanggung jawaban nya d akhirat ..
ajaran Manunggaling Kawula Gusti. itu benar...
ReplyDeletetpi itu tdak bisa di sebarkan langsung dalam masyakat luas.
wali 9 itu, sebnarnya mengerti dan paham, tpi kenap para wali takut dan angap itu ajarn sesat. karna para wali takut masyarat, salh mengartikanya.
sip,, betul itu .. klo ga kyk gt masyarakat awam bisa slh menghartikan nya ..
Deletesetuju bisa jadi benar...tapi buktinya ajaran para wali yang langgeng sekarang membuat nergara kita 99% islam tapi,,,,,100 korup...mana yang benar kalo gitu?
DeleteISLAM KITA KAN ALA USTMAN, JADI PEJABAT TUH HARUS GLAMOUR YA GINI JADINYA COBA KALO NCONTOH NABI DAN SAHABAT ALI BIN ABU THOLIB...? APALAGI ISLAM YG MASUK JG ASAL ERA MU'AWIYAH ......., KAN GAWAT...!!
Deletekita hanya bisa membayangkan ...ketahuilah ini hanya bersifat pengetahuan saja bukan kebenaran ..karena apapun yang ditulis manusia masih disifati nafs ( jiwa = nafsu ).....maka berhati hati lah ...jauhilah diri dari yang namanya angen-angen...
ReplyDeletebner, yg pnting dpt pengetahuan tmbahan .. setuju !!
DeleteBENER SAMPEAN MAS, KARENA SEJARAH DITULIS PARA YANG MENANG DAN BERKUASA. JADI HIJAU DITULIS BIRU YA..... GAK APA2. CONTOH PAK HARTO DENGAN FILM JANUR KUNINGNYA, TRUS CRITA ABU NAWAS DENGAN RAJA DUNGU HARUN AL FASIQ TUH CONTOOOOOHHHH.
Deletemenurut ane neh agan2, sejarah syeh sj itu adalah rahasia allah secara mutlak.. hingga gak ada yg bisa memastikan kebenaran para ahli sejarah hingga hanya jadi buah bibir saja. klo kita ingin memastikan keberadaanya secara hakiki ilmunya cuma satu, bangkitkan sifat2 keillahin tuhan pada diri kita. Karena tuhan telah menitipkan ruhnya di setiap anak manusia,hehe mudah2 dalam pencarian kita akan merasakan seperti minum obat yg paling pahit sejagat alam raya. selamat mencoba..
ReplyDeletehehe,, betul gan ! ^_^
DeleteManusia dibumi awalnya ada dua. jika kita yakini berarti semua manusia bersaudara (saya yakini itu), nafsulah yg membuat semua jadi berbeda baik agama ataupun ajaran, kebenaran untuk dijalankan atas keyakinan krn smua diawali oleh yakin. Sejarah, semua ilmu untuk menjadikan memahami dan bisa menjalankan apa yg dipahami. "PINTU HATI SESEORANG TERBUKA JIKA TUHAN MEMBUKANYA,PINTU HATI SESEORANG TERTUTUP JIKA TUHAN MENUTUPNYA" sebesar (SEHEBAT) apapun ajaran yg di dipelajari jika tdk dirhidoi Tuhan maka tdk akan pernah sampai pd tujuan, jadi berserahlah pada Tuhan karena hanya TUHAN MAHA BENAR MAHA ADIL. Saluut ttg SSJ amalkan kebaikannya hentikan jika tdk memahami krn nanti bisa tersesat
ReplyDeletesipp .. betul betul betul ^_^
Deletemanusia adlh makhluk, tuhan adlh kholik. meskipun manusia, malaikat, jin dan seluruh alam semesta raya tidak ada tuhan tetep ada! singkatnya meskipun materi, ruang, dan waktu tidak ada, tuhan akan tetep ada.
ReplyDeletesip .. betul itu ^_^
DeleteAda yg perlu diketahui bahwa sekh siti jenar adalah pengikut ajaran ana al-haqq dengan imamnya sekh al-hallaj keduanya persi cerita bernasib sama dihukum penguasa. siapa yang salah? tidak ada yang salah menyangkut keyakinan. tapi ada baiknya kita telaah kt2 khalifah harun arr-rasyid ketika menghukum mati sekh al-hallaj.( berdasarkan hukum syariat al-hallaj wajib dihukum mati namun berdasarkan kebenaran hukum ma‘rifat hanya allah yang maha tahu). sebagai catatan. dalam hal ini tidak ada yang salah karena semua dilakukan atas tugas dan tanggung jawab masing2. sobat terima kasih.
ReplyDeletewah,, info tambahan nih . . mkch yh tas komen'y yg berisi informasi .. good ^_^
DeleteHARUN ARRASYID adalah ORANG YAHUDI TULEN yang mengatasnamakan TURUNAN UMAR atau disbut Bani Abasiyah. Dia menyusun sisisilah sebagai turunan Umar, agar didukung oleh umat islam. PADAHAL DIA ADALAH SEORANG PEMBUNUH KEJAM, YANG MEMBUNUH AL HALAJJ DENGAN TIDAK MEMILIKI RASA KEMANUSIAN. Dia bertindak seperti IBLIS PEMBUNUH YANG BERTINDAK KELUAR DARI HUKUM-HUKUM TUHAN.
DeletePADA MASA SI YAHUDI INI ISLAM DINCURKAN YAITU DI ABAD 9 dan DI RANCANG SELURUH HADIST dari yang dhaif sampai hadist Shaheh dan mutawatir.
FAHAM ABASIYAH INILAH SEBENARNYA PAHAM YAHUDI TULEN ATAU DISEBUT FAHAM ARABISME YANG SEKARANG DIANUT OLEH UMAT ISLAM INDONESIA, YAITU FAHAM KEKEJAMAN. FPI ADALAH FAHAM ARABISME ALIAS YAHUDI TULEN YANG BERKEDOK ISLAM DAN BERSELOGAN ALLOHU AKBAR.
FPI adalah ARABISME alias YAHUDI ADA INDONESIA>
FPI adalah ARABISME alias YAHUDI ALA INDONESIA
Deleteair beracun akan mengalir sejauh apapun maka akan tetap beracun, sebagaimana turunan yazid dan mu'awiyah laknatullah maka akan tercemar racun. dan tipe2 begini banyak yang di RI ini, contohnya.........? ikhwan tahu sendirilah.
DeleteNgomong opo ae " ANONIM ", diammu itu pintar , bicaramu itu .....
DeleteANONIM ngomonge ngawor tog... Rasis. Tong kosong berbunyi nyaring...
DeleteNgerti opo kwe lop...
thnx gan ^_^
ReplyDeletehati-hati yang komentar di sinyalir ada yg non muslim yg mau memperkeruh pendapat agan-agan yg baik..ini celah buat dia non muslim biar kita kaum muslim selalu selisih paham..
ReplyDeletewah,, btul itu gan .. ni brusaha wat hati" ^_^ .. thnx tas masukan'y :)
Deletejdi,,, gk ragu2 lg tentang sejrhnya,,,,syukron ya,,,
ReplyDeletesipp ^_^
DeleteMohon maaf sebelumnya,Wali Songo artinya Sembilan Wali atau Sembilan orang Waliyullah. dan predikat WALI ( Waliyullah )bukan didapat nemu dipinggir jalan.Adalah mustahil seorang Waliyullah itu bersikap Zalim,dan apabila terjadi seperti yang ada itu sudah tentu ada hubungannya dengan KEIMANAN, Cobalah Bapak2 Kaji kembali bab tentang KEIMANAN secara mendalam,Insya Allah akan ditemukan jawabannya ........
ReplyDeletemasukan yg bagus ,, sip lah .. mksh byk yh ^_^
Deleteojo mung biso dongeng nulis lan moco ( jangan hanya bisa cerita, tulis menulis, dan membaca )ini masih baru maqom / level santri sarung ing pesantren tapi cobalah ngalang jagad baik jagad cilik lan jagad gedhe maka insyallah yang haq dan yang bathil dengan sendirinya di hunjamkan ke dada panjenengan sedoyo krono hidayahIpun. janagan berputus asa dalam keyakinan panjenengan sedoyo bahwa pada akhirnya bila kita ikhlas serta tulus dalam mencari kebenaran maka pasti Allah SWT akan membimbing kita.
Deletewew gue setuju versi kedua tu........ cuman lo d ganti ma anjing gk mungkin kali y....... bukan tu para walisongo menyesal dan menangis setelah darah beliau melafalkan 2 kalimat syahadat........
ReplyDeletesip lah ^_^
Deletemanusia yg kurang berakhlak, salah satu na manusia yg tidak menjaga mulut na... di kasih info malah so pinter,,, informasi itu untuk di kaji gan,,, jgn so pinter dan mencela org...
Deletethnk's atas info tentang syeikh siti jenar,, dan jgn dengarkan org yg mencela mu,,, bahwasan na dia ga punya otak dan mulut
Sy dr cirebon. Emang byk bgt beredar kisah" ttg Syekh St. Jenar.. versi'a jg banyak. yaaa cukup tau aja, sbg tmbhan pngetahuan. Ga usah cari" mana yg salah, mana yg bener.
ReplyDeleteBelajar dr sejarah itu lbh baik. :)
setuju dengan abang yg ni :D ^_^
Deletebanyak versi ya......gw kira cuman 2.....nambah refrensi perbendaharaan ilmu...tapi menurut gw kita semua hidup menurut sunattullah.....yang katanya sehk jenar dari cacing itu memang kiasan yang mana dijabarkan dari satu versi diatas.....dan kalo ada orang meninnggal nga mungkinlah berubah jadi anjing....itu hanya pembohongan publik....( kalo andai benar mayat sekh siti jenar jadi anjing) firaun aja yang jelas jelas minta sembah sebagai tuhan jenazahnya tetap manusia.....tapi betul, kebenaran sejati itu hanya milik Allah..... Tuhan sang pemilik hidup kita semua......
ReplyDeletetdk berubah mnjadi anjing, melainkan jasad syekh siti jenar d gnti mnjadi bangkai anjing agar menghasilkan bau tak sedap, sebab pd awal'y jasad syekh siti jenar tsb memanacarkan bau harum yg sangat sedap ..
DeleteSyariat> syekh siti jenar = sesat
ReplyDeletemakrifat> syekh siti jenar = benar
Semua tergantung tingkat pemahaman kita akan keyakinan kpd Tuhan, dan ini berlaku utk smua agama,krn agama pd dsrnya hny nama,kyakinan n imanlh intinya. Jika mnusia bs mnyatu dg Tuhan,mk ia akn mliht kbnaran sjati,dan stiap lngkhnya adl khndak Tuhan sndiri. Utk mnyatu dg Tuhan,mnsia hrs thu dlu sprti apkh wjud Tuhan itu. Inilah slh stu ajrn syekh siti jenar
Syariat> syekh siti jenar = sesat
ReplyDeletemakrifat> syekh siti jenar = benar
Semua tergantung tingkat pemahaman kita akan keyakinan kpd Tuhan, dan ini berlaku utk smua agama,krn agama pd dsrnya hny nama,kyakinan n imanlh intinya. Jika mnusia bs mnyatu dg Tuhan,mk ia akn mliht kbnaran sjati,dan stiap lngkhnya adl khndak Tuhan sndiri. Utk mnyatu dg Tuhan,mnsia hrs thu dlu sprti apkh wjud Tuhan itu. Inilah slh stu ajrn syekh siti jenar
Bila syariatnya sesat yang pasti makrifatnyapun kacau alias sesat pula...... Anonim 20 nop 2012 anda salah mengartikan agama dan ISLAM berbeda dg agama2 lainnya. Seperti komentar Anonim 2 nop 2012 itu benar dari bab Keimanan itu kita bisa menyimpulkan........ Cobalah anda kaji lebih dalam lagi.Telah banyak org2 yang sudah mencapai makam kewalian dan diberi karomah oleh ALLAH SWT, namun akhir hidupnya hina karena tergelincir .. .. jadi jangan cuma baca sejarah saja,baca juga manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani atau Manaqib Syeh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Kitab2 Tassawuf Ulama2 Ahlul Sunnah Wal Jamaah..........
ReplyDeletesaya sependapat dengan saudara di atas ini... saya berfikir apakah 20 November 2012 adalah orang muslim ato non muslim ... ?? saya dikit ragu dengan kepercayaan anda ... ?? karena ada pemahaman pemikiran yang bertentangan menurut saya
DeleteAjaran Siti Jenar benar adanya. Coba bandingkan dengan konsep surga neraka. Padahal telah diajarkan bahwa kenikmatan oleh panca indera itu tidak akan abadi.
ReplyDeletesaya melihatnya dari sudut sains bahwa terdapat kesamaan antara ajaran syekh siti jenar 'manunggaling kawula gusti' dengan teori fisika kuantumnya albert einstein yang menyatakan bahwa kita semua adalah 'sama' satu energi yang sama, ahli fisika kuantum menyebut tuhan sebagai energi, mereka juga menyebut bahwa kitalah 'tuhan', terlepas dari itu saya tetaplah seorang yang masih awam saya tidak bisa mengatakan ini benar dan itu salah karena keduanya sama saja menurut pendapat masing-masing, tentu kita tidak akan berpendapat sama karena itu sudah sunatullah atau hukum alam
ReplyDeleteAjaran walisongo kontrra syeh siti jenar. Mungkin kesimpulan beberapa orang ,rumor sejarah ,buah karya induvidu,yg tidak di lengkapi bukti kuat......menurut saya islam harus berpegang pada al qur'an dan hadist nabi muhammad s.a.w
ReplyDeletehe he...mungkin kala itu baru ngetrend pd syariat,,hakekat lum nyampe pd pemahaman orang awam..
ReplyDeleteAlhamdulillah, semakin banyak insan muslim yang mengkaji tentang Syekh Siti Jenar...
ReplyDeleteterima kasih untuk referensinya..
karena perdebatan tentang ajaran-ajaran sufi pada tingkatan makrifat memang sangat berpotensi menimbulkan perbedaan pemahaman sebagaimana juga di alami oleh ulama ulama sufi lainnya..
semoga dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin tinggi pula tingkatan akal pemahaman setiap insan muslim memahami ajaran Islam berikut sejarah2 kelam yang berada dibaliknya sehingga menjadikan kita insan yang mampu menyerap epistimologi kebenaran hakiki dari hakekat yang mutlak..Amin!
dikutip dari http://maulanusantara.wordpress.com/2011/08/29/biografi-singkat-syekh-siti-jenar/ berikut biografi singkat Syekh Siti Jenar:
ReplyDeleteSyekh Siti Jenar lahir sekitar tahun 829 H/1348 C/1426 M di lingkungan Pakuwuan Caruban, pusat kota Caruban Larang waktu itu, yang sekarang lebih dikenal sebagai Astana Japura, sebelah tenggara Cirebon. Suatu lingkungan yang multi-etnis, multi-bahasa dan sebagai titik temu kebudayaan serta peradaban berbagai suku.
Selama ini, silsilah Syekh Siti Jenar masih sangat kabur. Kekurangjelasan asal-usul ini juga sama dengan kegelapan tahun kehidupan Syekh Siti Jenar sebagai manusia sejarah.
Pengaburan tentang silsilah, keluarga dan ajaran Beliau yang dilakukan oleh penguasa muslim pada abad ke-16 hingga akhir abad ke-17. Penguasa merasa perlu untuk “mengubur” segala yang berbau Syekh Siti Jenar akibat popularitasnya di masyarakat yang mengalahkan dewan ulama serta ajaran resmi yang diakui Kerajaan Islam waktu itu. Hal ini kemudian menjadi latar belakang munculnya kisah bahwa Syekh Siti Jenar berasal dari cacing.
Dalam sebuah naskah klasik, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia berdarah kecil saja (rakyat jelata), bertempat tinggal di desa Lemah Abang]…
Jadi Syekh Siti Jenar adalah manusia lumrah hanya memang ia walau berasal dari kalangan bangsawan setelah kembali ke Jawa menempuh hidup sebagai petani, yg saat itu, dipandang sebagai rakyat kecil oleh struktur budaya Jawa, disamping sebagai wali penyebar Islam di Tanah Jawa.
Syekh Siti Jenar yg memiliki nama kecil San Ali dan kemudian dikenal sebagai Syekh ‘Abdul Jalil adalah putra seorang ulama asal Malaka, Syekh Datuk Shaleh bin Syekh ‘Isa ‘Alawi bin Ahmadsyah Jamaludin Husain bin Syekh ‘Abdullah Khannuddin bin Syekh Sayid ‘Abdul Malikal-Qazam. Maulana ‘Abdullah Khannuddin adalah putra Syekh ‘Abdul Malik atau Asamat Khan. Nama terakhir ini adalah seorang Syekh kalangan ‘Alawi kesohor di Ahmadabad, India, yang berasal dari Handramaut. Qazam adalah sebuah distrik berdekatan dgn kota Tarim di Hadramaut.
Syekh ‘Abdul Malik adalah putra Syekh ‘Alawi, salah satu keluarga utama keturunan ulama terkenal Syekh ‘Isa al-Muhajir al-Bashari al-‘Alawi, yang semua keturunannya bertebaran ke berbagai pelosok dunia, menyiarkan agama Islam. Syekh ‘Abdul Malik adalah penyebar agama Islam yang bersama keluarganya pindah dari Tarim ke India. Jika diurut ke atas, silsilah Syekh Siti Jenar berpuncak pada Sayidina Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah. Dari silsilah yang ada, diketahui pula bahwa ada dua kakek buyutnya yang menjadi mursyid thariqah Syathariyah di Gujarat yg sangat dihormati, yakni Syekh Abdullah Khannuddin dan Syekh Ahmadsyah Jalaluddin. Ahmadsyah Jalaluddin setelah dewasa pindah ke Kamboja dan menjadi penyebar agama Islam di sana.
bersambung....
part2 Biografi Syekh Siti Jenar:
ReplyDeleteAdapun Syekh Maulana ‘Isa atau Syekh Datuk ‘Isa putra Syekh Ahmadsyah kemudian bermukim di Malaka. Syekh Maulana ‘Isa memiliki dua orang putra, yaitu Syekh Datuk Ahamad dan Syekh Datuk Shaleh. Ayah Syekh Siti Jenar adalah Syekh Datuk Shaleh adalah ulama sunni asal Malaka yang kemudian menetap di Cirebon karena ancaman politik di Kesultanan Malaka yang sedang dilanda kemelut kekuasaan pada akhir tahun 1424 M, masa transisi kekuasaan Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sumber-sumber Malaka dan Palembang menyebut nama Syekh Siti Jenar dengan sebutan Syekh Jabaranta dan Syekh ‘Abdul Jalil.
Pada akhir tahun 1425, Syekh Datuk Shaleh beserta istrinya sampai di Cirebon dan saat itu, Syekh Siti Jenar masih berada dalam kandungan ibunya 3 bulan. Di Tanah Caruban ini, sambil berdagang Syekh Datuk Shaleh memperkuat penyebaran Islam yg sudah beberapa lama tersiar di seantero bumi Caruban, besama-sama dgn ulama kenamaan Syekh Datuk Kahfi, putra Syehk Datuk Ahmad. Namun, baru dua bulan di Caruban, pada tahun awal tahun 1426, Syekh Datuk Shaleh wafat.
Sejak itulah San Ali atau Syekh Siti Jenar kecil diasuh oleh Ki Danusela serta penasihatnya, Ki Samadullah atau Pangeran Walangsungsang yang sedang nyantri di Cirebon, dibawah asuhan Syekh datuk Kahfi.
Jadi walaupun San Ali adalah keturunan ulama Malaka, dan lebih jauh lagi keturunan Arab, namun sejak kecil lingkungan hidupnya adalah kultur Cirebon yang saat itu menjadi sebuah kota multikultur, heterogen dan sebagai basis antarlintas perdagangan dunia waktu itu.
Saat itu Cirebon dgn Padepokan Giri Amparan Jatinya yang diasuh oleh seorang ulama asal Makkah dan Malaka, Syekh Datuk Kahfi, telah mampu menjadi salah satu pusat pengajaran Islam, dalam bidang fiqih dan ilmu ‘alat, serta tasawuf. Sampai usia 20 tahun, San Ali mempelajari berbagai bidang agama Islam dengan sepenuh hati, disertai dengan pendidikan otodidak bidang spiritual.
Nasab Syekh Siti Jenar Bersambung Sampai ke Rasulullah saw diakui oleh Rabithah Azmatkhan
Abdul Jalil Syeikh Siti Jenar bin
1. Datuk Shaleh bin
2. Sayyid Abdul Malik bin
3. Sayyid Syaikh Husain Jamaluddin atau Jumadil Qubro atau Jamaluddin Akbar Al-Khan (Gujarat, India) bin
4. Sayyid Ahmad Shah Jalal atau Ahmad Jalaludin Al-Khan bin
5. Sayyid Abdullah AzhmatKhan (India) bin
6. Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir AzhmatKhan (Nasrabad) bin
7. Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut, Yaman) bin
8. Muhammad Sohib Mirbath (lahir di Hadhramaut, Yaman dimakamkan di Oman) bin
9. Sayyid Ali Kholi’ Qosim bin
10. Sayyid Alawi Ats-Tsani bin
11. Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin
12. Sayyid Alawi Awwal bin
13. Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah bin
14. Ahmad al-Muhajir (Hadhramaut, Yaman ) bin
15. Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi (Basrah, Iraq) bin
16. Sayyid Muhammad An-Naqib bin
17. Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin
18. Sayyidina Ja’far As-Sodiq (Madinah, Saudi Arabia) bin
19. Sayyidina Muhammad Al Baqir bin
20. Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin {menikah dengan (34.a) Fathimah binti (35.a) Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Tholib, kakak Imam Hussain} bin
21. Al-Imam Sayyidina Hussain bin
(22.a) Imam Ali bin (23.a)Abu Tholib dan (22.b) Fatimah Az-Zahro binti (23.b) Muhammad SAW
Daftar Pustaka:
(Serat She Siti Jenar Ki Sasrawijaya; Atja, Purwaka Tjaruban Nagari (Sedjarah Muladjadi Keradjan Tjirebon), Ikatan Karyawan Museum, Jakarta, 1972; P.S. Sulendraningrat, Purwaka Tjaruban Nagari, Bhatara, Jakarta, 1972; H. Boedenani, Sejarah Sriwijaya, Terate, Bandung, 1976; Agus Sunyoto, Suluk Abdul Jalil Perjalanan Rohani Syaikh Syekh Siti Jenar dan Sang Pembaharu, LkiS, yogyakarta, 2003-2004; Sartono Kartodirjo dkk, [i]Sejarah Nasional Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1976; Babad Banten; Olthof, W.L., Babad Tanah Djawi. In Proza Javaansche Geschiedenis, ‘s-Gravenhage, M.Nijhoff, 1941; raffles, Th.S., The History of Java, 2 vol, 1817),
Sohib semuanya....,
ReplyDeleteWOW.. luar biasa makin banyak referensi... makin bingung juga, tetapi itulah khasanah ilmu semakin dikupas semakin banyak perbedaan/deviasinya. Yng jelas beda kepala beda sudut pandang... tetapi kita harus dewasa dan bijaksana menyikapinya. jangan saling menyalahka dan jangan saling menjatuhkan. saya juga sudah membaca beberapa literatur dan buku tetapi sampai sekarang belum bisa menemukan versi mana yang yang bisa dijadikan pijakan mengenai ke-Shahih-an cerita mengenai SSJ tersebut. pokoknya masih selalu penasaran bila ada yang punya argumentasi baru....
kata guruku..
ReplyDeleteajaran siti jenar itu benar,tapi islam ga bisa berkembang..
mangkanya para wali merekayasa ajaranya.biar agama islam menyaebar dengan luas dipulau jawa...
hantu-hantu,kuyang-kuyang,aku-aku,orang-orang,intinya mnurut kpercyaan msng2 z dch,okiyyy
ReplyDeleteSaya tambahkan versi yg lain.
ReplyDeleteSyech siti jenar adalah sisi lain dari sunan kali jogo, tdk ada waliallah yg membunuh wali...!
ciri sunan kalijogo:
1. suka menyamar, bnyk yg tdk sadar klo sdh ditolong & dibantu oleh beliau, atau mengenal beliau sbg prg lain.
2. belaiu mengutamakan tangan kanan didepan tangan kiri dibelakang.
3. ciri pakaian & cara berdakwah yg lain dr para wali lainnya.
4 sikap kritis & lebih merakyat.
5. sering musafir & berpindah tempat tdk menetap lama disuatu tempat.
6. mengeluarkan ajaran yg secara garis besar hampir sama dg ajaran syech siti jenar.
Silakan jadi bahan utk dipelajari. krn sejarah kuno indonesia sdh bnyk direkayasa oleh belanda utk tujuan memecah belah. khususnya umat islam. silakan di cek ke para kyai sepuh.
siapa seh siti jenar, siapa tuan seh abdul khodir jaelani menurut versi ku kematian seh siti jenar untuk hijrah ke negara gersang tuk meramaikan nya dan menjadi tuan seh abdul kodir jaelani,dan menjadi raja nya tuan seh,seh siti jenar bukan mengaku-ngaku bawa dia tuhan.parawali juga mengikuti jejak dia tuk meramaikan nya.sory yah kalo ada saleh saleh kate
Deletenikmati ajj isinya kalo rasanya pahit segera muntahkan tapi kalo manis nikmati n cerna. percuma berdebat toh kita hanya mengenal dari penuturan, crita, atopun dongeng. penuturan mana yang benar? kita sama" tidak tahu.. jujur sayapun msh bingung dengan penuturan kisah wali songo yg beredar saat ini karena terkesan bak dongen yg dituturkan dari mulut satu ketelinga lainya. penuturan mana yang benar? kita sama" tidak tahu..
ReplyDeletemakanya gak usah sok pintar kalo jadi manusia.. memang di Al quran ada ucapan Roh-Ku tapi bukan berarti manusia jadi satu dengan Allah...
ReplyDeletedi Al Quran juga Allah muenyebut dirinya dengan kata "KAMI" apa menurut kalian Allah ada banyak...???? tuh murid nya SYekh siti jenar apa bisa jawab pertanyaan Gw,....??? Allah itu Tauhid... "Roh-Ku" berarti roh yang di ciptakan Allah bukan Malah Roh nya Allah sendiri... semakin Tinggi Ilmu semakin mudah Pula iblis menggoda kita.. salah sedikit penafsiran saja.. Neraka menantinya
Jangan emosi seperti itu kurang baik dan tidak mencerminkan BUDI PEKERTI YANG LUHUR.
DeleteJangan takut saya bisa menjawab.
ALLOH dengan ROBB SANGAT BERBEDA
ALLOH ITU JAMAK
Tapi "HU" atau ROBB adalah TUNGGAL.
Alloh bukan yang menciptakan Jagat Raya.
Yang menciptakan Jagat Raya adalah Robb.
Alloh adalah sebahagian sifat dari Robb, dan Alloh menjadi Maha Sifat pada Manusia
Alloh merupakan TITIK PERTEMUAN ANTARA ROB DENGAN MANUSIA
Robb memiliki sifat TANPA LIMIT sedangkan manusia memiliki SIFAT YANG LIMIT
Robb memiliki sifat TANPA LIMIT sedangkan Alloh adalah ASMA SIFAT YANG LIMIT atau 99 ASMA SIFAT.
Alloh & Robb NYATA-NYATA BERBEDA.
Alloh adalah AKUMULASI SIFAT antara lain:
Arrahman, Arrahim, Almalik, Alqudus, dst., yang terdiri dari 99 ASMA SIFAT. Sifat tersebut sifat yang harus menjadi sifat Manusia. Jika Manusia telah menjalankan 99 Asma Sifat dalam hidupnya, maka itu berarti ALLOH TELAH BERADA PADA DIRI MANUSIA, alias 99 asma sifat telah MANUNGGAL PADA DIRI MANUSIA.
SANG MAHA PENCIPTA TERLALU SENGSARA KALAU HANYA MEMILIKI 99 ASMA SIFAT. SANG MAHA PENCIPTA MEMILIKI SIFAT TANPA LIMIT.
SANG MAHA PENCIPTA ADALAH "ROBB" ~ "ROBB" ~ "ROBB", dialah Sang "HU". Sekali lagi "ROBB" bukan Alloh.
Saya sarankan seyogyanya membaca al~Quran secara benar, jangan terbawa emosi dan terpengaruh oleh tafsir Para Ulama YANG MENYESATKAN.
Kesimpulan dari al~Quran yang merupakan surat terakhir yaitu SURAT AN~NAS atau surat ke 114, TIDAK ADA "SEPOTONG~POTONG ACAN" KATA ALLOH.
Sebaiknya anda langsung tafakur 7 mendekatkan diri bersama AR~RABB SEBAGAI TUHAN SANG MAHA PENCIPTA dan jangan didiskusikan, karena disela~sela diskusi DISANA SYAITAN BERTEBARAN DAN SIAP MENYESATKAN ANDA.
Mohon maaf. Terimakasih
Pusat Bumi, 17/12/2012
Budak Angon dari Bandung.
siapa anda? aku ingin kenal sama kamu, ingin belajar sama kamu:). sepertinya ilmu kamu tinggi
DeleteBismillah = Dengan menyebt nama Allah,.ga ada dengan menyebut nama Robb.
DeleteAlhamdulillah = Segala puji bagi Allah,..ga ada segala puji bagi Robb.
Asmaul Husna,.BUKAN ASMA SIFAT
Asmaul Husna = Nama2 Allah
ASMA SIFAT = NAMA SIFAT ???????
ALLAH,..BUKAN ALLOH
Di Al-Qur`an Hanya Ada Huruf LAM,.BUKAN LOM
SO....THINK AGAIN
BE SMART PLEASE
sampeyan iku mas.....piye tohh..
Deletealhamdulillah hi robbil alamin....
salam tuan,
ReplyDeleteblog tuan sangat bagus.pertama kali menjenguknya hati saya ttertarik sangat.dapat tambah ilmu pengetahuan.terima kasih.
Setinggi-tingginya ilmu manusia tetap lah manusia. Yg di hasilkan manusia/otak manusia, gak semuanya benar.. ilmu/pandangan benar atau salah gunakan akal sehat.
ReplyDeletemaaf mas saya mau nanya, yang menjadi sifat itu kata RABB apa ism ALLAH ?
ReplyDeletengarang lagi nih sih kabayan..Robb itu kata sifat..sedang Alloh ismuzat/nama Zat.Robb itu ya ALLOH SWT..dan Muhammad Saw itu utusan -NYA..
ReplyDeleteKlau aku sih suka baca primbonya di banding baca filsafatnya :
ReplyDeleteNaga Jati Ngarang Seri 2
Naga Jati Ngarang Dan Rijal Serta Sangaran Bulan
Proses Terjadinya Bangun Tidur
Alamat Kuping Berbunyi Nging-Nging , Beg - Beg , Gludeg - Gludeg
Hari Sangar Menurut Tahun Jawa
Konon Syeh Siti Jenar dihukum mati karena tidak setuju Demak menghancurkan Majapahit (dengan cara yg lici). Semasa Sunan Ampel masih hidup, dia bahkan memberi wasiat kepada Raden Patah yg merupakan menantunya agar jangan sekalisekali menyerang majapahit. Setelah Sunan Ampel wafat, Islam garis keras yg dipimpin Sunan Giri (Giri Kedaton dan Cirebon dulu dikenal sebagai basis Islam radikal di jamannya), "menghasut" Raden Patah untuk menyerang ayahnya sendiri, Brawijaya V dengan cara yg sangat licik. Yaitu berpura2 pasukan Demak pergi ke Majaphit untuk merayakan Grebeg Mulu (Maulud Nabi), sehingga Majaphit tidak menduga akan diserang dari dalam. (Bahkan Majaphit dulu toleransi umat beragamanya sangat kuat). Karena itulah istri almarhum Sunan Ampel (ibu mertua R. Patah/babah patah) sangat marah. Dan tidak percaya wali2 kecuali sunan kalijaga, untuk itu R.Patah disuruh mencari Brawijaya sampai ketemu dan HARUS Sunan Kalijaga, tidak boleh yg lain. Karena melihat ketulusan sikap Sunan Kalijaga, tidak seperti sunan2 yg lain yg justru mengejar hal kedunawian (Sunan Giri mengangkat dirinya menjadi Raja Giri Kedaton, Sunan Kudus secara tidak langsung merestui dan bahkan meminta Arya Penangsang untuk membunuh pamannya dan saudara seperguruannya agar bisa menguasai Jawa), akhirnya Sunan Brawijaya masuk Islam tanpa paksaan. Seperti halnya Sunan Ampel, Sunan Kalijaga sangat anti mengislamkan orang dengan paksaan.
ReplyDeleteUntuk perlu diketahui dalam Islam-Jawa, tingkatan mempelajari agama Islam ada 4: syariat, hakekat, tarekat dan ma'rifat. Pengetahuan Syeh Siti Jenar sangat tinggi dan sudah sampai di tingkat ma'rifat, sehingga banyak org yg hanya berkemampuan syarekat jika mempelajari ilmu syeh siti jenar tanpa pendampingan guru yg benar2 mengerti, jadinya malah akan sesat.
Good info, nambah pengetahuan....mantaps.....
Deletebagus jg tafsirnya bung! cuman,apa pun cerita/riwayat yg ditafsirkan oleh manusia setelah nabi MUHAMMAD SAW tidak memiliki kebenaran mutlak dan hny akan membuat kita umat manusia saling bermusuhan jk salah mengartikan! gudang ilmu ada pada kitab suci,perlu belajar bertaun-taun dan harus lepas dari urusan dunia untuk mencari arti kehidupan!
DeleteSori tambahan, bagimanapun juga wali/ulama dan bahkan mungkin nabi sekalipun tetaplah manusia yg tidak mungkin 100% sempurna (kalau para rasul mungkin tingkat kesempurnaannya 99,999% kali ya). Saya sendir melihat sosok Syeh Siti Jenar, Sunan Kalijaga dan Sunan Ampel aldh tokoh2 penyebar agama Islam dgn jalan damai dan mempunyai sikap toleransi tinggi terhadap umat agama lain, yg harusnya bisa kita contoh terutama sat2 ini. Ada satu perkataan Nyai Ampelgading (istri Sunan Ampel/ibu mertua R. Patah)"Gusti Allah yg berdifatRahman (Kasih) tidak memerintah untuk memaksakan org masuk agama tertentu, semua harus atas kehendak sendiri. Jika Gusti Allah menghendaki semua org masuk Islam, itu hanya perkara gampang karena Dia Mahas Kuasa" dan "(Pada saat hari peradilan nanti) Hanya perbuatannya yg akan diadili secara adil, bukan karena agamanya apa" (semua org sama derajatnya dimata Allah SWT)
ReplyDeleteSemoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua
carilah dengan akalmu setelah tau, yakinilah dengan hatimu.....adanya perbedaan adalah keseimbangan agar kita bisa sama2 belajar....karena kebenaran di atas kebenaran hanya kepunyaan Allah SWT....maturnuwun gan
ReplyDeletesaya tak banyak mengerti tentang sejarah islam ditanah jawa..tentang para wali atu syekh siti jenar... menurut pemahaman dr cerita2 diatas saya kurang mempercayai bahwa para wali yg luhur budi pekertinya mau melakukan pemenggalan kepala atau penusukan ke pada syeh siti jenar.... islam tak mengajarkan pembunuhan atas perbedaan pendapat apalagi kurangnya pemahaman antara ajaran syekh siti jenar terhadap para wali... kebenaran cerita hanya para wali dan syekh siti jenar yg tahu pada saat itu... allah swt pasti memberi pencerahan kepada kita semua suatu saat nanti....amiinn.. cerita anda diatas sangat bermanfaat mas semoga allah swt selalu memberkati anda..
ReplyDeleteas salam sy dri malaysia. . . . .apa yg sy bca yg sy pelajari tdak ada slahnya ajaran SSJ ia terang tdak berselindung. . . . . .ia nyata. . . .mlah kwan sy pergi menuntut di pesantrennya. . . .
ReplyDeleteNambah pengetahuan haturnuhun..
ReplyDeleteSaya pernah baca buku tentang SYEKH SITI JENAR dan woooww....ternyata buku itu benar2 BAGUS terlepas dari siapa yg benar dan salah, "pemahaman" tentang SYEKH Siti Jenar sangat sangat berguna dan mengingatkan kita betapa bahkan Nabi-pun adalah MANUSIA bedanya Nabi sll dijaga dr perbuatan dosa oleh ALLAH..
ReplyDeleteDan jujur, saya selalu dan akan terus kagum dengan ajaran Syekh Siti Jenar yang kalau zaman sekarang ini kemungkinan keadaan psikia dan intelijen blio adalah INDIGO dimana TIDAK BANYAK yang bisa MENGERTI apalagi MENGIKUTI apa yg blio ajarkan.. Dan kembali lagi ALLAH lah yg memilih dan "mengadakan" sosok Syekh Siti Jenar yang tidak lain bs jadi untuk mengingatkan BETAPA MANUSIAnya bahkan waliyullah sendiri yang tdk lepas dr sifat baik-buruk manusia.
Semoga Syekh Siti Jenar senantiasa bahagia dan dipenuhi Rahman dan Rahim dari Allah. Thanx Pak.. Salut!!
yang saya tau,syeh siti jenar tidk mati dibunuh,tidak ada seorang wali itu membunuh,hanya saja para wali memerintahkan sunan kali jaga untuk memutuskan ilmu syeh siti jenar
ReplyDeletePerlukah kita membahas sesuatu yang tidak penting yg hanya menimbulkan fitnah dan kesombongan. Siapa pun dia, bagaimanapun matinya dia, tidak akan merubah keadaan. Kita yg masih hidup ini hanya menjalani kodrat sebagai makhluk yg bernama manusia. Sudahkan kita menemukan hakekat hidup kita sebagai manusia? semuanya benar tidak ada yg salah krn hakekatnya semua itu adalah lakunya hidup.
ReplyDeleteSemoga kt semua d beri ilmu syari'at,hakikat,makrifat agar bahagia dunia akhirat amieeen
ReplyDeletetarekaat nya mana.?
DeleteSyeh siti jenar meninggal wkt itu krna keinginan para wali, yg menginginkn dia utk menunjukan mati yg normal seprti yg mnusia pd umumx..yaitu roh meninggalkn jasat.. karena sblmx dia bnuh dgn cra apa pun tdk memempan.. tp wali saat itu ttp mnyimpulkn memang wkt itu Allah dh mnghndaki dia utk mati, krna sdh wktx.. saat akan d'lkukan shlat jenazah & yg boleh mlakukanx adlah pra wali.. saat shlat jenazah brlgsung tiba2 dr tbuh syeh siti jnar kluar chaya yg sngat trang yg mlebihi sinar mtahari.. kmudian slah sstu wali blang klau slma ini ajaran syeh sti jnar adlah bnar, & dia mrupakn org yg suci, & kmudian slah satu wali itu mmluk tbuhx,, tp dlrang sm slah srorang murid sunan kali jgo. Kmdian snan bonang brkta "sdh2.. ttup lgi pti matix.. & mnyuruh utk mngganti myatx dgn seekor anjing hitam.. krna slah satu sorang snan aj bisa silau dgn khbatanx syeh sti jnar, aplg mnusia biasa lainx.. bisa2 jnasahx akn dtuhankn.. & akn trjd ksesatan.. para wali bhong dngan mnukar myat dgn seekor anjing itu bkn krna jhat, tp demi kbaikan smua orang.. intix ajaran syeh siti jnar sbnarx tdk sesat, cm.. cra pnympaianx yg slah.. & sbnar ilmu yg dsmpaiknx itu adlah ilmu yg pling tggi, sperti ajaran hakekat & makrifat itu tdk boleh dsmpaikn kpd umum..
ReplyDeleteBingung euy...bagi saya itu semua ketinggian. sholat lima waktu saya aja masih bolong bolong .....
ReplyDeleteSAya wong Bodo : Jangan2 ini sebuah Pelecehan. Masak sih spt itu ?. Bukan wali koq NDONGENG WALI
ReplyDeletekalo dilihat dari kehidupan sufi syekh siti jenar, tidak mungkin beliau meresahkan masyarakat dan negaranya.
Deletemungkin karena para ulama dan punggawa raja yang takut akan nama syekh siti jenar semakin baik dimata masyarakat luas, maka muncul fitnah terhadap syekh siti jenar demi kepentingan para ulama2 masa itu.
masa sekarang pun banyak ulama yang tampil dalam politik demi kepentingan pribadi.
apakah yang membicarakan wali harus wali?
Deleteapakah yg membicarakan nabi harus nabi?
apakah yg membicarakan Tuhan harus Tuhan?
semua untuk ilmu demi pencarian menuju Tuhan...
Terima kasih atas semua infonya , pada akhirnya saya bisa menjelaskan kepada ibu saya tentang syekh siti jenar...makacciiih
ReplyDeletesaya insyaallah adalah pengagum ajaran rassullullah sebagai nabi dan saya adalah juga pengagum ajaran kanjeng sinuwun gusti pangeran sejati utowo sejatining pangeran mulyo syech siti jenar........sebagai guru dan imam saya.........islam sejati adalah islam yang mengacu pada rasullullah yang diimplementasikan oleh kanjeng sinuwun sejatining pangeran mulyo syech siti jenar untuk masyarakat tanah jawi yang berbudaya jawi dan tidak sok-sok berbudaya arab baduiy dan jahilliyah yang suka meng-kafirkan orang lain yang tidak seideologi,seorganisasi......islam sejati rasullullah tidak mengenal organisasi NU,MUHAMMADYAH,FPI,DARUL HADIST, LDII atau yang lainnya yang mengatasnamakan organisasi sebagai suatu ajaran agama......kembalilah kita ke ajaran islam sejati islam yang dianut rasullullah............manunggaling kawulo gusti......
ReplyDeleteAnda dmn dan gmn sy bs hub anda, saya sangat tertarik dgn kt2 anda,sy hanya bertujuan mencari islam yg sejati
DeleteSaya suka dgn pribadi syeh siti jenar, dia lah satu2nya wali yg mampu mencapai kesempurnaan hidup pada jamanya, dan ada banyak spiritualis yg mengatakan bahwa keberadaan syeh sj sebenarnya diperuntukan utk para wali, dan pertanyaanya dari mana dia mendapatkan ajaran manuggaling kaula gusti..? Sangat mudah menyimpulkan asal muasal ajaran itu, yg mana sebelum islam masuk ke pulau jawa disana sudah masuk agama hindu terlebih dahulu dgn ajaranya moksartam jagahita (bersatu dgn tuhan ) dgn jalan memanuggalkan kaula dgn gusti dan yg disebut dgn ajaran islam kejawen perpaduan hindu dan islam ,.pertanyaanya apakah agama hindu adalah agama yg salah..? Jawabanya juga simple kalau anda tidak mengerti anda akan katakan bahwa itu sesat, begitupula dgn syeh sj kalau tdk mengerti dgn ajaranya maka akan dikatakan sesat.
ReplyDeleteajaran syech siti jenar pengeran sejati utawi sejatining pengeran mulyo tidaklah sesat bahkan sangat toleran dan relevan dengan ajaran etika dan budaya jawi, demikian pula dengan ajaran agama agama lainnya semuanya merujuk pada penghambaan kepada sang hyang widhi wase, tuhan yang esa,allah bapa yang di surga.......gusti allah, allah swt. apapun agama yang disandang dan dianut seseorang bukanlah ukuran kita bangsa manusia untuk menghakimi benar tidaknya agama seseorang, hanya keimanan seseorang terhadap sang pencipta alam semesta yang dapat menjadi ukurannya......jadi bukan ISLAM yang paling benar, bukan NASRANI yang paling benar, bukan HINDU yang paling benar, bukan BUDHA yang paling benar, bukan KONG FU TSE yang paling benar.........tetapi yang paling benar adalah seberapa kita dapat MENG IMANI hati kita kepada tuhan seru sekalian alam.......itulah ukuran yang akan menjadikan kita umat beragama yang benar benar ber IMAN atau hanya mencari KEUNTUNGAN HIDUP melalui AGAMA.........SEJATINING PENGERAN MULYO
ReplyDeletekalo emamng syeh siti jenar itu tidak sesat, mengapa dia tidak mengerjakan sholat 5 waktu dan tidak melaksanakan sholat jumat ? padahal jelas, dalam islam sholat 5 waktu itu wajib bagis siapapun pemeluk agama islam, dan sholat jumat wajib bagi muslim. Nabi Muhammad SAW yg sudah di jamin masuk surga saja tetap selalu menjalankan Sholat 5 waktu dan sholat jumat
ReplyDeleteSiapa blg Syek Sitti jenar tdk melaksanakan sholat 5 waktu, puasa,.... Tuan Syek Sitti jenar melaksanakan semuax sesuai rukun islam, tp dengan cara makrifat, bukan syariat, hanya seorang makrifat yang dapat melihat dan mengetahui hal itu
Deletesiapa bilang Syekh Siti Jenar melaksanakan ibadah hanya dengan hakekat tarekat dan ma'rifat saja tanpa syare'at. Hanya tidak setiap orang melihat beliau melakukannya.
DeleteSeharum apapun mayatny, tetap saja siti jenar g berjasa dlm penyebaran agama yg d bawa Rassull Allah di tanah Jawa. Kalupun jg benar mayatny harum atau bercahaya, ya wajar. Soalnya diriwayatkan kalo do'i kan ahli sihir.
ReplyDeleteAmbil yg baik dn tngglkn yg buruk, kta2 ini kyakny bsa mmbwt kta bjak dlm mganalisa hal tsb...
ReplyDeleteini semua ngomongin apa sih kok ribut2 amat
ReplyDeleteklo mau cari muka kalian udah puya MUKA
klo mau cari nama juga udah puya nama
sebenrnya kalian ini TOLOL atao O.ON
apa dua dua nya ??????
dasar pekok ANOMIM
kerahasiaan itu hanyalah milik Allah, milik manusia hanyalah pengetahuan.
ReplyDeletebisa benar bisa jga salah.. toh kita jg gak ngalami masanya secara langsung, namanya aja CERITA SEJARAH... yang penting ambil aja hikmah dan ilmunya yg benar.
ReplyDeletekita panggil aja roh yang hidup dimasa jenar
ReplyDeleteDear All
ReplyDeletePendapat itu boleh saja, tapi akan ada pertanggungjawaban dihadapan-Nya....
Syech Siti Jenar mengajarkan kebenaran, namun belum tentu murid2nya dapat menampung yang diajarkannya....
Manusia pada dasarnya sama, namun daya tampung ilmunya berbeda ada yang besar ada pula yang kecil....
Syech Wafat karena Kehendak-Nya.... Menurut Eyang-Q beliau muksa.... dan Bersamaan dengan Muksanya Syech Siti Jenar, Sunan Kalijogo mengucap Innalillahi Wainnalilahirojiun.... dan Muksanya Syech Menjadi Wafatnya Syech karena tidak kembali ke jasadnya....
Semoga bermanfaat....
TIDAK USAH BERDEBAT....
ReplyDeleteKITA SEBAGAI MANUSIA HANYA BISA IKHTIAR, BERDOA, DAN TAWAKAL...
BILA ADA SESUATU YANG BELUM PASTI,,, SEBAIKNYA PAKAI "PEDOMAN ORANG ISLAM DI SELURUH ALAM SEMESTA".. YANG SUDAH PASTI TIDAK ADA YANG BERBEDA.... YAITU "AL-QUR'AN DAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW"..
SEMUA PERBEDAAN CERITA YANG ADA HANYA AKAL DARI SETAN DAN JIN YANG TIDAK SUKA DENGAN ISLAM INGIN MENJERUMUSKAN UMAT nabi MUHAMMAD SAW KE JALAN YANG SESAT...
INGATLAH KALAU KITA PUNYA PEDOMAN "AL-QUR'AN DAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW"..
THANKZ... :)
ga percaya aliran apa apa saya coz yg lbih bs ad prcya alquran dan hadis di samping itu sya jga ga knal sma syech sti jenar.......tapi tlisan di atas baik untuk mnambah pngetahuan
ReplyDeleteSyekh lemah Abang, dengan ajaranya "Manunggaling kawula gusti" memang mengagumkan.kontroversi serta kisahnya juga bagus, wali songo juga bagus, intrik politiknya juga bagus, keragaman versinya bagus semua. entah benar entah salah. bagaimanapun yg namanya keyakinan dan faham itu tidak bisa dipaksakan atau diperdebatkan. mirip seperti halnya saya suka makan sate mau kau paksa makan gudeg dengan dalih bahwa sate itu gak baik buat tubuh dengan alasan macam-macam. yee... kalo dipikir tubuh2 gue...masalah buat lo...
ReplyDeletemenurut si. (A) Islam itu kebenaran & baik.
menurut si. (B) Islam itu Kejam
menurut si. (C) Atheis lebih baik dan Logis
menurut si. (D) Atheis itu Biadab dan tak Logis
Menurut (gw) ya suka2 ente pade mau berkeyakinan seperti apa, yg penting tidak mengusik atau MEMAKSAKAN "bahwa gudeg itu makanan yg paling enak dan sehat parahnya ente anjurin harus gw makan"
inilah gan hasilnya Kalau KEYAKINAN yg notabene urusanya hati sama TUHAN digabungkan dengan NALAR yg urusanya sama otak.. Kagak ketemu ujung pangkalnya..
ReplyDeleteSyariat, Tarekat, Hakekat, Makrifat
ReplyDeletehmm.... bukan kapasitas saya untuk membenarkan/menyalahkan kisah ini. Apalagi untuk menilai ajarannya. Butuh ilmu yang cukup untuk menilainya setidaknya setingkat lebih tinggi dari ilmu beliau2 yang dikisahkan. ada tips untuk terhindar dari kesalahan "faham/tidak serahkan kembali pada Allah"
ReplyDeleteSedikit berkomentar dan berbagi wawasan.....
ReplyDeleteSyekh Siti Jenar merupakan penyebar agama islam yang memang tidak di ketahui dan tidak ada yang mebenarkan asal usulnya. Namun kembali kepada hakikatnya bahwa Sunan Gunung Jati (Sunan Syarif Hidayatullah) adalah acuan bagi para wali berikut Syekh Siti Jenar. Pada masa itu Syekh Siti Jenar mengajarkan Ma'rifat kepada Allah SWT dengan ajaran tetang keilmuan duniawi terlebih ke arah ilmu kanuragan dan kedikdayaan. Dengan hubungan-hubungan yang ditulis penulis bahwa hubungan "Manusia dengan Tuhan" dan "Manusia dengan Alam", yang tidak semua bisa mencerna ajaran itu apalagi pada orang-orang yang pada masa itu masih awam akan ajaran agama islam yang oleh dewan wali di khawatirkan masyarakat tertarik ajaran agama islam karena keilmuan-keilmuannya(kanuragan-kedikdayaan). Maka dari itu dewan wali meminta beliau jangan seperti itu mengajarkan ajaran agama islam, namun beliau tetap bersikukuh untuk mengajar dengan cara tersebut. Yang pada kemudian dewan wali memutuskan ajaran tersebut salah yang bisa berakibat menyesatkan. Ini terbukti dengan murid-murid dari beliau yang menentang kesultanan demak dengan kekuatan yang berbekal keuilmuan atas ajaran beliau dengan membentuk kembali pos-pos kecil untuk mendirikan kembali kerajaan majapahit.
"Manunggaling Kaula Gusti" yang sebagian arti bahwa sifat Allah SWT ada pada manusia, kalimat "Ana Al-Haq" hak atas diri beliau dan kita. Ini yang menjadi acuan beliau untuk menuntut hak atas sifat Allah SWT yang ada pada diri kita. Namun kembali lagi lihat diri kita dan jelaskan dengan nyata apa kita berhak menuntut itu??? Apa lagi dengan masa itu masyarakat yang masih awam dengan ajaran agama islam. Jadi jelas dengan alasan para wali tentang kekawatiran ajaran beliau.
Tidak ada yang bisa memastikan beliau wafat dengan terbunuh atau di bunuh, yang lebih jelas beliau berserah diri kepada Allah SWT setelah keputusan dewan wali bahwa ajaran beliau salah atau tidak tepat pada masa nya.
tuhan maha satu,idzmu Dzat, lafad jalallah 'Allah' ,,satu tetes hujan adalah kehendak Nya,,segala sesuatu kesejatian nya adalah tidak ada,,yang ada hanya lah Dzat dan Kuasa Dia , Dia maha Satu ,,
ReplyDeletemantap. terima kasih, bertambah ilmu pengetahuanku. suluk ssj ada benar nya. salah satu ilmu mikraj seorang mukmin. tida ada tarikat lain, tapi hanya jalan rasulullah sahaja yg harus dituruti. bagi saya setiap ilmu itu ada ahli nya. sama seperti dizaman aljunaid albagdadi, ramai orang orang sufi yang shatak 'anal hadi anal haq' dibunuh waliallah besar ini. antara atas sebab yang sama. (sila rujuk). ada dizaman yang lainnya orang2 seperti ini dikurung atau dipindahkan dihutan agar tidak mengelirukan orang awam yg tdak tahu tentang ilmu ini. sekarang ini memang ada warisan ilmu ini di singapura. tapi ya hari hari ku sujud meminta untuk berjumpa guru yg mursyid bagi ilmu laduni ini. minta doa nya juga ya mas. saya pun mencari Allah. sememang nya tempat kit kembali. trus kan pena mu demi agama kita.
ReplyDeleteBiar gimana pasti bingung karena tidak tau cara solat manunggaling gusti nah cari mudah kok
ReplyDeleteJangan Sampai Melupakan Sejarah, Agama adalah ageman(pakaian) bukan alat untuk berpolitik yg penuh taktik,muslihat,dan menghalalkan segala cara untuk pencitraan.kalau sy wafatnya Syeh Siti Jenar penuh dengan bumbu bumbu politik
ReplyDeleterame ning... nuhun ah...
ReplyDeleteDah jgn brantem..gitu aja kok repot..intinya kan matinya dibunuh...dah habis ceritanya jgn dibahas molo
ReplyDeletehati dan pikiran harus tetap dingin dalam menyikapi hal seperti ini,,kemungkinan memang ilmu dari SSJ memang sudah tahap tinggi,,itupun klo memang benar karena orang yang sudah mengetahui ilmu "mati" maka ia tidak akan takut mati entah kapan waktunya dan biasanya akan menyadari kapan akhir dari hayatnya,,karena ia bisa membimbing sendiri kematiannya ke tempat yg diinginkan,,beda yg awam2 kayak sy,,alamat berabe klo sakaratul maut hahaha bakal bingung memilih 1001 macam muka2 utk menjadi penyelamat jalan agar tidak tersesat,,bagi yg tdk mampu menyerap ilmu2 tinggi ya tetap berpegang teguh saja dgn syariat dan selalu bersihkan hati serta ikhlas,,tafakurnya orang berilmu tinggi biasanya beda dengan orang awam,,orang berilmu tinggi ketika lagi berdiam diri tafakur pun bs dalam keadaan "sholat". jgn heran bila pernah mendengar ada org yg sama di waktu yg sama bisa sedang berada di 2 tempat berbeda melakukan ibadah haji dan sedang berada di rumah sekaligus,,ilmu seperti itu memang tdk bisa diserap orang awam dan biasanya tidak utk umum. yg punya ilmu tsb jg blm tentu mau mengajarkan ke org lain..banyak yg harus diikhlaskan utk mempelajarinya..dan biasanya benar2 hrs menjadi pribadi yg sangat "bersih". kalo pun memang ajaran SSJ benar,,mungkin itulah salahnya "cara2" ajarannya tersebut bs diketahui secara umum dan dikatakan sesat sesuai ajaran syariat,,karena kemungkinan para wali menyadari akan bahaya bila sosoknya akan disembah atau dianggap seperti tuhan/nabi. apalagi dia bukan Nabi atau Rasul utusan Allah :)
ReplyDeleteurusan begini ajakok ribut !!!!! .abah juga punya persi yang berbeda,di negara kita tercinta untuk urusan sejarah masa lampauuu kususnya jaman bahela itu tidak langka yang benar 100%. tergantung siapa yang menulisnya. alangkah bijaknya jika tulisan ini kita buat menambah kasanah pengetahuan sajalah.
ReplyDeletesejarah masa lalu adalah pembelajaran dan kasanah ilmu untuk menjadikan masa depan yang lebih baik. yang jadi pertanyaan sekarang mampuhkah kita / sudahkah kita mengikuti prilaku tokoh-tokoh itu sehingga kita dicintai oleh masyarakat atau sudah kah kita membaca/mempelajari ajaran tokoh tokoh itu sampai dengan selesai sehingga dapat membuat kesimpulan.pesan abah jangan lupa ada sumber sumber sejarah yang tidak tertulis
sharring aja ye buat temen!!!!
ReplyDeleteSemua yg di tulis di atas adalah tafsir tidak memiliki kebenaran yg mutlak! perlu di catat pake logika bahwa apapun cerita/riwayat yg di tafsirkan itu tidak memiliki kebenaran yg mutlak karena ditulis dr sumber cerita rakyat dan tedak ada bukti atau legenda hidup yg bisa meluruskan tafsir tersebut! pesan sy adalah biarkan semua yg bersifat rahasia masa lampau menjadi rahasia tuhan dan alam semesta krn kita tidak akan bisa mengungkapnya! sejarah dituliskan hny berdasarkan peradaban yg berkuasa/pemenang!( bg yg kalah/yg terkucilkan atau terjajah tidak ada riwayatnya)trima kasih,.....dan jgn di debat,karena perdebatan biasanya akan menimbulkan sakit hati yg berujung permusuhan! kita umat manusia harus saling menghormati antara semua mahkluk ciptaan tuhan!!!!!
betul.......... tapi membiarkan misteri untuk tidak diungkapkan adalah sebuah kepasrahan karena tidak mau belajar..............dan mencari tahu dan sifat seperti itu tidak akan pernah maju bahkan perangkat yang kita gunakan sekarang di jaman dahulu adalah sebuah misteri tapi terbukti sekarang bukan misteri lagi.......
DeleteAda lg gan dalam versi gebang pinatar syeh siti jenar meninggal stelah bertabrakan dengan SGJ dan tertancap keris sigaris kepunyaan Sunan Gunung Jati. Kenapa terjadi begitu. Nanti gan lain waktu ane ceritaiin.
ReplyDeletesyeh siti jenar memang benar
ReplyDeleteajarannya yg terhebat adalah "Hidup adalah kematian dan kematian adalah hidup
HIDUP YANG DIRIDHOI ALLAH ADALAH HIDUP YANG DICINTAI OLEH-NYA, YAITU HIDUP SESUAI DENGAN AJARAN YANG DIWAHYUKAN KEPADA NABI-NYA, YAITU AL QUR'AN DAN AS SUNNAH, SELAIN ITU OMONG KOSONG WALAUPUN BISA TERBANG, BISA HILANG, BISA MENGUBAH BENTUK, DLL. SESUAIKAH KITA ?????
DeleteKatanya : Belajar dari orang lain adalah Pengetahuan, Belajar dari diri sendiri adalah Kebijaksanaan.
ReplyDeleteSalam Damai Dunia dan Akhirat.
ah kayanya ga logis deh gan...wali songo itu hanya beberapa saja yang hidup satu masa...
ReplyDeletejadi aneh kalo ke 9 nya bertemu berkumpul
ngomong boleh aja>>>> ADA SHOLAT NGAK
ReplyDeletebenar atau tidak siti jenar adalah pemikir revolusioner dijamanya..
ReplyDeletebenar atau tidak siti jenar adalah pemikir revolusioner dijamanya..
ReplyDeletesyech siti jenar adalah wali allah, yang lebih condong menggunakan batin dan wali sembilan adalah penjaga aset dunia kesemuanya benar tergantung siapa yang memandangnya, karena menyembah budi dan cipta adalah salah, melainkan menggembalikan yang bukan hak kepada yang berhak, siapa yang mampu mengabadikan mayat ini yang sehari tidak mandi saja udah bau....heeee.
ReplyDeletedilihat dari ajaran kehidupan sufi syekh siti jenar, tidak mungkin syekh siti jenar meresahkan masyarakat dan negaranya. mungkin hanya saja pada saat itu pengikut ajaran syekh siti jenar semakin berkembang sehingga para ulama yang lain takut tidak mendapat pengikut, jadi hal tersebut meresahkan para ulama dan punggawa raja secara pribadi. demi kepentingan pribadi tertentu maka muncul fitnah terhadap syekh siti jenar.
ReplyDeleteseperti yang terjadi sekarang ini , agama dijadikan kedok kepentingan pribadi.
banyak juga para ulama yang berbaur dalam politik...
ini cerita copy paste..awas loh kalau hanya fitnah yang di tulis..
ReplyDeletejika anda butuh bantuan anka gaib silakan hubungi ki radeng tujuh 082393992422 di no ini
ReplyDeleteibu pitriani berterima kasi pada ki radeng tujuh atas bantuanya
ReplyDeletewahai saudara2ku , seiring waktu yg sampai saat ini tidak pernah berhenti, keberadaan saya didunia ini sebenarnya adalah semakin mendekati kepada ketiadaan saya didunia, karena sebenar2nya saya pasti tidak akan ada tanpa diciptakan yang ADA ...
ReplyDeletemari bersama2 mengkaji diri kita masing2 ,
dengan ilmu dan iman yang dititipkan kpd kita ..
mungkin kesimpulan berbeda, karena tingkatan ilmu kita pasti berbeda..., tapi saya yakin ilmu kita berasal dari sumber yang sama , maka dari itu sebenarnya kita semua adalah sama ...
WAHAI SANG MAHA SEGALA2NYA,
HAMBA BERSYUKUR ATAS SEGALA YANG DICUKUPKAN KEPADA HAMBA ...
BUKAN SALAH HAMBA, DAN BUKAN SALAH MEREKA SEMUA ..., SESUNGGUHNYA SEGALA SESUATUNYA ADALAH BENAR, KARENA SEGALA SESUATUNYA PASTI DICIPTAKAN DAN DITAKDIRKAN DENGAN CARA BENAR ...
termasuk kejadian diatas, adalah terjadi karena izin dan kuasa MU ..
DAN YANG SALAH ADALAH YANG MENYATAKAN BAHWA ITU ADALAH SALAH ..., KARENA PERNYATAAN ITU SEBENARNYA BUKAN DITUNJUKKAN KEPADA MEREKA, MELAINKAN KEPADA DIRINYA SENDIRI ..., KARENA DIA TIDAK MENYADARI BETAPA BODOH DIRINYA, YANG BEGITU LEMAH DAN SANGAT TAK BERDAYA, BAHKAN OKSIGEN YANG MERUPAKAN KEBUTUHAN UTAMA JASADNYA SENDIRI TAK SANGGUP DIA MENCIPTAKAN ...
MASIH DI SUAPIN .., DAN BAKAL TERUS DI SUAPIN SELAMA UMUR DIDUNIA ..., SUNGGUH BUKTI NYATA DARI SEBUAH KETIDAK MAMPUAN KITA!
HAMBA BERSYUKUR , HAMBA PASRAH ...
KARENA HAMBA SEBENAR2NYA TIADA DAYA SEBUTIR ABU PUN!
...
ReplyDeletekalau anda belum sampai kepada makrifat ,
tuh tulisan diatas jangan dibahas....
PASTI GAK BAKAL DPT TITIK TEMUNYA!!
malahan saling xxxxxx nanti yang ada ..!!!
baca dan pahami dgn tingkat keyakinan anda saja ...
kalau tidak mengerti tanyakan kpd yang mengerti...
kalau tidak yakin dgn jawaban nya,
temukan org yg mengerti dgn apa yg anda tanyakan ,
kalau org nya gak ketemu ,
mgkn blm jodoh anda untuk mendapatkan jawaban yg sebenar2nya....
lihat diri anda terlebih dahulu , baca hatimu ,
ada niat apa di dalam?????????????????
niat itulah nanti yg akan berwujud dan datang kpd anda..
SALAM SEJAHTERA!
Emmmmmm....
ReplyDeleteSyeik Siti Jenar Menurut Eyang Ngawur adalah keturunan dari bangsa Kirix, Anjing Ajax, Asu kudisan.
ReplyDeleteNB. Bacanya Yang Sabar Ya. Ini Untuk Kalangan Berilmu.
menurut saya semuanya bagus........
ReplyDeleteNGAWORRRRRRRRRRR... KAbeh Ceritane...
ReplyDeleteFITNAH BELAKA... makanya klo baca sejarah jagn dari buka Karya Penjajah Belanda ... Tanya Allah tanya Al-quran hadits dan Sejarah Silsilah Nabi Muhammad baru kamu tahu siapa sebenarnya Syikh Siti Jenar...
Syaikh Siti Jenar adalah seorang sayyid atau habib keturunan dari Rasulullah Saw. Nasab lengkapnya adalah Syekh Siti Jenar [Sayyid Hasan ’Ali] bin Sayyid Shalih bin Sayyid ’Isa ’Alawi bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Sayyid ’Abdullah Khan bin Sayyid Abdul Malik Azmat Khan bin Sayyid 'Alwi 'Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shohib Mirbath bin Sayyid 'Ali Khali Qasam bin Sayyid 'Alwi Shohib Baiti Jubair bin Sayyid Muhammad Maula Ash-Shaouma'ah bin Sayyid 'Alwi al-Mubtakir bin Sayyid 'Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid 'Isa An-Naqib bin Sayyid Muhammad An-Naqib bin Sayyid 'Ali Al-'Uraidhi bin Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam 'Ali Zainal 'Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.
Syaikh Siti Jenar lahir sekitar tahun 1404 M di Persia, Iran. Sejak kecil ia berguru kepada ayahnya Sayyid Shalih dibidang Al-Qur’an dan Tafsirnya. Dan Syaikh Siti Jenar kecil berhasil menghafal Al-Qur’an usia 12 tahun.
ReplyDeleteKemudian ketika Syaikh Siti Jenar berusia 17 tahun, maka ia bersama ayahnya berdakwah dan berdagang ke Malaka. Tiba di Malaka ayahnya, yaitu Sayyid Shalih, diangkat menjadi Mufti Malaka oleh Kesultanan Malaka dibawah pimpinan Sultan Muhammad Iskandar Syah. Saat itu. KesultananMalaka adalah di bawah komando Khalifah Muhammad 1, Kekhalifahan Turki Utsmani. Akhirnya Syaikh Siti Jenar dan ayahnya bermukim di Malaka.
Kemudian pada tahun 1424 M, Ada perpindahan kekuasaan antara Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sekaligus pergantian mufti baru dari Sayyid Sholih [ayah Siti Jenar] kepada Syaikh Syamsuddin Ahmad.
Pada akhir tahun 1425 M. Sayyid Shalih beserta anak dan istrinya pindah ke Cirebon. Di Cirebon Sayyid Shalih menemui sepupunya yaitu Sayyid Kahfi bin Sayyid Ahmad.
Posisi Sayyid Kahfi di Cirebon adalah sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dari sanad Utsman bin ’Affan. Sekaligus Penasehat Agama Islam Kesultanan Cirebon. Sayyid Kahfi kemudian mengajarkan ilmu Ma’rifatullah kepada Siti Jenar yang pada waktu itu berusia 20 tahun. Pada saat itu Mursyid Al-Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyah ada 4 orang, yaitu:
ReplyDelete1. Maulana Malik Ibrahim, sebagai Mursyid Thariqah al-Mu’tabarah al-Ahadiyyah, dari sanad sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, untuk wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan sekitarnya
2. Sayyid Ahmad Faruqi Sirhindi, dari sanad Sayyidina ’Umar bin Khattab, untuk wilayah Turki, Afrika Selatan, Mesir dan sekitarnya,
3. Sayyid Kahfi, dari sanad Sayyidina Utsman bin ’Affan, untuk wilayah Jawa Barat, Banten, Sumatera, Champa, dan Asia tenggara
4. Sayyid Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Ja’far al-Bilali, dari sanad Imam ’Ali bin Abi Thalib, untuk wilayah Makkah, Madinah, Persia, Iraq, Pakistan, India, Yaman.
Kitab-Kitab yang dipelajari oleh Siti Jenar muda kepada Sayyid Kahfi adalah Kitab Fusus Al-Hikam karya Ibnu ’Arabi, Kitab Insan Kamil karya Abdul Karim al-Jilli, Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali, Risalah Qushairiyah karya Imam al-Qushairi, Tafsir Ma’rifatullah karya Ruzbihan Baqli, Kitab At-Thawasin karya Al-Hallaj, Kitab At-Tajalli karya Abu Yazid Al-Busthamiy. Dan Quth al-Qulub karya Abu Thalib al-Makkiy.
Sedangkan dalam ilmu Fiqih Islam, Siti Jenar muda berguru kepada Sunan Ampel selama 8 tahun. Dan belajar ilmu ushuluddin kepada Sunan Gunung Jati selama 2 tahun.
Setelah wafatnya Sayyid Kahfi, Siti Jenar diberi amanat untuk menggantikannya sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dengan sanad Utsman bin ’Affan. Di antara murid-murid Syaikh Siti Jenar adalah: Muhammad Abdullah Burhanpuri, Ali Fansuri, Hamzah Fansuri, Syamsuddin Pasai, Abdul Ra’uf Sinkiliy, dan lain-lain.
KESALAHAN SEJARAH TENTANG SYAIKH SITI JENAR YANG MENJADI FITNAH adalah:
ReplyDelete1. Menganggap bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Sejarah ini bertentangan dengan akal sehat manusia dan Syari’at Islam. Tidak ada bukti referensi yang kuat bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Ini adalah sejarah bohong. Dalam sebuah naskah klasik, Serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia yang akrab dengan rakyat jelata, bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….
2. “Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti” yang diidentikkan kepada Syaikh Siti Jenar oleh beberapa penulis sejarah Syaikh Siti Jenar adalah bohong, tidak berdasar alias ngawur. Istilah itu berasal dari Kitab-kitab Primbon Jawa. Padahal dalam Suluk Syaikh Siti Jenar, beliau menggunakan kalimat “Fana’ wal Baqa’. Fana’ Wal Baqa’ sangat berbeda penafsirannya dengan Manunggaling Kawulo Gusti. Istilah Fana’ Wal Baqa’ merupakan ajaran tauhid, yang merujuk pada Firman Allah: ”Kullu syai’in Haalikun Illa Wajhahu”, artinya “Segala sesuatu itu akan rusak dan binasa kecuali Dzat Allah”. Syaikh Siti Jenar adalah penganut ajaran Tauhid Sejati, Tauhid Fana’ wal Baqa’, Tauhid Qur’ani dan Tauhid Syar’iy.
3. Dalam beberapa buku diceritakan bahwa Syaikh Siti Jenar meninggalkan Sholat, Puasa Ramadhan, Sholat Jum’at, Haji dsb. Syaikh Burhanpuri dalam Risalah Burhanpuri halaman 19 membantahnya, ia berkata, “Saya berguru kepada Syaikh Siti Jenar selama 9 tahun, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa dia adalah pengamal Syari’at Islam Sejati, bahkan sholat sunnah yang dilakukan Syaikh Siti Jenar adalah lebih banyak dari pada manusia biasa. Tidak pernah bibirnya berhenti berdzikir “Allah..Allah..Allah” dan membaca Shalawat nabi, tidak pernah ia putus puasa Daud, Senin-Kamis, puasa Yaumul Bidh, dan tidak pernah saya melihat dia meninggalkan sholat Jum’at”.
4. Beberapa penulis telah menulis bahwa kematian Syaikh Siti Jenar, dibunuh oleh Wali Songo, dan mayatnya berubah menjadi anjing. Bantahan saya: “Ini suatu penghinaan kepada seorang Waliyullah, seorang cucu Rasulullah. Sungguh amat keji dan biadab, seseorang yang menyebut Syaikh Siti Jenar lahir dari cacing dan meninggal jadi anjing. Jika ada penulis menuliskan seperti itu. Berarti dia tidak bisa berfikir jernih. Dalam teori Antropologi atau Biologi Quantum sekalipun.Manusia lahir dari manusia dan akan wafat sebagai manusia. Maka saya meluruskan riwayat ini berdasarkan riwayat para habaib, ulama’, kyai dan ajengan yang terpercaya kewara’annya. Mereka berkata bahwa Syaikh Siti Jenar meninggal dalam kondisi sedang bersujud di Pengimaman Masjid Agung Cirebon. Setelah sholat Tahajjud. Dan para santri baru mengetahuinya saat akan melaksanakan sholat shubuh.“
ReplyDelete5. Cerita bahwa Syaikh Siti Jenar dibunuh oleh Sembilan Wali adalah bohong. Tidak memiliki literatur primer. Cerita itu hanyalah cerita fiktif yang ditambah-tambahi, agar kelihatan dahsyat, dan laku bila dijadikan film atau sinetron. Bantahan saya: “Wali Songo adalah penegak Syari’at Islam di tanah Jawa. Padahal dalam Maqaashidus syarii’ah diajarkan bahwa Islam itu memelihara kehidupan [Hifzhun Nasal wal Hayaah]. Tidak boleh membunuh seorang jiwa yang mukmin yang di dalam hatinya ada Iman kepada Allah. Tidaklah mungkin 9 waliyullah yang suci dari keturunan Nabi Muhammad akan membunuh waliyullah dari keturunan yang sama. Tidak bisa diterima akal sehat.”
Penghancuran sejarah ini, menurut ahli Sejarah Islam Indonesia (Azyumardi Azra) adalah ulah Penjajah Belanda, untuk memecah belah umat Islam agar selalu bertikai antara Sunni dengan Syi’ah, antara Ulama’ Syari’at dengan Ulama’ Hakikat. Bahkan Penjajah Belanda telah mengklasifikasikan umat Islam Indonesia dengan Politik Devide et Empera [Politik Pecah Belah] dengan 3 kelas:
1) Kelas Santri [diidentikkan dengan 9 Wali]
2) Kelas Priyayi [diidentikkan dengan Raden Fattah, Sultan Demak]
3) Kelas Abangan [diidentikkan dengan Syaikh Siti Jenar]
Wahai kaum muslimin melihat fenomena seperti ini, maka kita harus waspada terhadap upaya para kolonialist, imprealis, zionis, freemasonry yang berkedok orientalis terhadap penulisan sejarah Islam. Hati-hati jangan mau kita diadu dengan sesama umat Islam. Jangan mau umat Islam ini pecah. Ulama’nya pecah. Mari kita bersatu dalam naungan Islam untuk kejayaan Islam dan umat Islam.
Pasti orang pks nih
DeleteApa" blang ulah zionislah amriklah kaum kafirlah
Sampe korupsi, bayar mahasiswi di hotel ulah mereka jg ya? Hahaha
jadi manusia saja, jangan jadi yang lain2 nya hehe
ReplyDeleteasallamualaikum warahmatullahhi wabarakattuh ini kisah atao cerita syeh setijainar ini kebanyak kan karangan sebab dalam tulisan ini di baca tidak lengkab kalaou ingin tau atao jelas cari ke aceh singkili atao kuala atao syeh abdurauf saya bukan menge nal betul srjarah ini sekilas saya tau syeh seti jenar ini dia itu bukan mati ada juga kitab karangan nya atau lisan lisan atau kitab itu kecil yang di sebut kitab stambul sampai sekarang tidak tau keberadaan nya kitab itu di pegang oleh jin islam sewak tu dia di buang kelaut mangka kitab itu jatuh lasung di sambut oleh jin islam cuman itu sekilas impo dari saya wasalam mualaikum warahmatullahhi wabarakatuh???????????????????????
ReplyDeleteterimakasih informasinya.. :)
ReplyDeletekalau pendapat saya:
1.Jika syech sidi jenar dianggap Benar kenapa "Wali Allah" menghukumnya ??
2.Jika syech sidi jenar dianggap SESAT Sudah sepantasnya "Wali Allah" menghukumnya. logika sederhana dan Keimanan saya pikir sudah bisa menjawab ke 2 pertanyaan diatas. pertama Mungkinkah Yg punya Gelar Wali Allah Berbuat dzalim ?? Mungkin iya mungkin juga tidak,
a. jika Mungkin (wali Allah Khilap/Salah) berarti penduduk negri itu khilap semua,kecuali Murid2nya. karena sudah tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yg salah.
b.jika Tidak mungkin maka wali Allah jauh dari kedzaliman sangatlah wajar.(sesuai dengan Ilmunya) satu yang salah (SSJ) dan sembilan yang benar (Wali Allah) +penduduk negri selain muridnya. maaf ini hanya berdasarkan Logika.
2.petanyaan kedua jawaban Berdasarkan Keimanan
Prinsip DASAR ISLAM adalah Tiada Tuhan Selain ALLAH dan Muhammad adalah Utusan Allah,Tidak ada Nabi dan Rosul selain Nabi Muhammad.kira2 hukuman yang pantas untuk yang mengaku nabi apa ya?? bagai mana jika ada yang mengaku TUHAN?? bagaimana hukum islam jika ada yg MenTUHANkan Manusia?? seperti :”Saya dengar para Wali telah membunuh guru saya, Syekh Siti Jenar. Kalau memang demikian, lebih baik saya juga Tuan-tuan bunuh. Sebab saya ini juga Allah, Allah yang menggembalakan kambing”.
kesimpulannya:jika saya Harus memilih,maka saya akan berpihak kpd Wali Allah (wali songo). karena hakikatnya kebenaran itu datangnya Allah,bukan dari manusia yang di rasuki IBLIS. semua terserah saudara2 sekalian..... mau membenarkannya atau mau menyalahkannya.
Stlh Q baca smua alham bs nambah pengetahuan & wawasan dlm sejarah.
ReplyDeletemg ni menjd ilmu yg bermamfaat.
amiiiin