JAKARTA-Ilmuwan Eropa yang mengembangkan robot ikan untuk
memperbaiki sistem pemantauan polusi menurunkan robot tersebut dari
laboratorium ke laut untuk keperluan pengujian di pelabuhan Gijon, Spanyol,
pada Selasa waktu setempat.
Pengembang robot berharap teknologi baru, yang mengurangi waktu
untuk mendeteksi polutan dari hitungan minggu menjadi hitungan detik,
selanjutnya bisa dijual ke otoritas pelabuhan, perusahaan pengelola air,
akuarium dan orang-orang yang tertarik memantau kualitas air.
Alat itu juga punya kemampuan tambahan untuk membersihkan
tumpahan minyak serta melakukan pengamanan bawah air, pengawasan penyelam, atau
pencarian dan penyelamatan di laut, demikian pernyataan pengembang robot
seperti dikutip Kantor Berita Reuters.
Robot ikan, yang berukuran panjang 1,5 meter dan harganya
sekarang 31.600 dolar AS per unit, dirancang bisa berenang seperti ikan dan
dilengkapi sensor untuk mengambil polutan yang bocor dari kapal atau pipa bawah
laut.
Mereka secara mandiri berenang, berkoordinasi satu sama lain,
dan mengirimkan apa yang mereka baca kembali ke stasiun pantai yang jaraknya
sampai satu kilometer.
"Sensor kimia dipasangkan ke ikan memungkinkan analisis in
situ dari waktu ke waktu, daripada metode sebelumnya yang dilakukan dengan
koleksi sampel dan dikirim ke laboratorium yang berbasis di pantai, kata Luke
Speller, ilmuwan dari perusahaan konsultan Inggris BMT Group yang memimpin
proyek itu.
Menurut perusahaan pembuatnya, robot ikan itu juga bisa
menghindari penghambat, berkomunikasi satu sama lain, memetakan posisi mereka
dan bagaimana harus kembali ke stasiun induk saat kekuatan baterai mereka yang
tahan selama delapan jam mulai melemah.
Setelah pengujian pekan ini, tim akan melihat modifikasi yang
diperlukan untuk memroduksi robot secara komersial. Mereka berharap bisa
membuat setiap unit robot itu dengan harga lebih murah.
Sumber : Republika.co.id
0 comments:
Post a Comment