Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam pertama di
Jawa Barat. Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati.
Di awal abad ke-16, Cirebon masih merupakan sebuah
daerah kecil di bawah kekuasaan Pakuan Pajajaran. Raja Pajajaran hanya
menempatkan juru labuhan di sana, bernama Pangeran Walangsungsang, seorang
tokoh yang mempunyai hubungan darah dengan raja Pajajaran. Ketika berhasil
memajukan Cirebon, ia sudah menganut agama Islam. Disebutkan oleh Tome Pires, Islam
sudah ada di Cirebon sekitar 1470-1475 M. akan tetapi, orang yang berhasil
meningkatkan status Cirebon menjadi sebuah kerajaan adalah Syarif Hidayat yang
dikenal dengan gelar Sunan Gunung Jati, pengganti dan keponakan dari Pangeran
Walangsungsang. Dialah pendiri dinasti raja-raja Cirebon dan kemudian juga
Banten.
Sebagai keponakan dari Pangeran Walangsungsang, Sunan
Gunung Jati juga mempunyai hubungan darah denganraja Pajajaran. Raja yang
dimaksud adalah Prabu Siliwangi, yang nikah dengan Nyai Subang Larang 1422.
Dari perkawinannya itu lahirlah tiga orang putra, masing-masing Raden
Walangsungsang, Nyai Lara Santang, dan raja Sengara. Sunan Gunung Jati adalah
putra Nyai Lara Santang dari perkawinannya dengan Maulana Sultan Mahmud alias
Syarif Abdullah dari Bani Hasyim, ketika Nyai itu naik haji.
Disebutkan, Sunan Gunung Jati lahir tahun 1448 M dan
wafat pada 1568 M dalam usia 120 tahun. Karena kedudukannya sebagai slah
seorang Wali Songo, ia mendapat penghormatan dari raja-raja lain di Jawa,
seperti Demak dan Pajang. Setelah Cirebon resmi bediri sebagai sebiah kerajaan
Islam yang bebas dari kekuasaan Pajajaran, Sunan Gunung Jati berusaha meruntuhkan
kerajaan Pajajaran yang masih belum menganut Islam.
Dari Cierbon, Sunan Gunung Jati mengembangkan Islam ke
daerah-daerah lain di Jawa Barat seperti Minangkabau, Kuningan, Kawali (Galuh),
Sunda Kalapa, dan Banten. Dasar bagi pengembangan Islam dan perdagangan kaum
Muslimin di Banten diletakkan oleh Sunan Gunung Jati tahun 1524 atau 1525 M.
ketka ia kembali ke Cirebon, Banten diserahkan kepada anaknya, Sultan
Hasanuddin. Sultan inilah yang menurunkan raja-raja Banten. Ditangan raja-raja
Banten tersebut, akhirnya, kerajaan Pajajaran dikalahkan. Atas prakarsa Sunan
Gunung Jati juga penyerangan ke Sunda Kalapa dilakukan (1527 M). penyerangan
ini dipimin oleh Falatehan dengan bantuan tentara Demak.
Setelah Sunan Gunung Jati wafat, ia diganti oleh
cicitnya yang terkenal dengan gelar Pangeran Ratu atau Panembahan Ratu. Panembahan
Ratu wafat tahun 1650 dan digantikan oleh putranya yang bergelar Panembahan
Girilaya.
Keutuhan Cirebon sebagai satu kerajaan hanya sampai
pangeran Giriliya itu. Sepeninggalnya, sesuia dengan kehendaknya sendiri, Cirebon
diperintah oleh dua orang putranya, Martawijaya atau Panembahan Sepuh dan
Kartawijaya atau Panembahan Anom. Panembahan Sepuh memimpin kesultanan Kasepuhan
sebagai rajanya yang pertama dengan gelar Samsuddin, sementara Panembahan Anom memimpin
kesultanan Kanoman dengan gelar Badruddin.
Dr. Badri Yatim, M.A.”Sejarah
Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II”.PT Raja Grafindo
Persada.Jakarta:2008.
nice share gan, mampir ke lapak ane juga ya gan www.dompetlufasku.blogspot.co.id
ReplyDelete