Berikut
7 hal yang berpotensi berbahaya didalam kehidupan sehari hari
- BEKAS BOTOL MINUMAN
Mungkin sebagian
dari kita mempunyai kebiasaan memakai dan memakai ulang botol plastik
(Aqua, VIT , etc) dan menaruhnya di mobil atau di kantor. Kebiasaan
ini tidak baik, karena bahan plastik botol (disebut juga sebagai
polyethylene terephthalate or PET) yang dipakai di botol2 ini
mengandung zat2 karsinogen (atau DEHA). Botol ini aman untuk dipakai
1-2 kali saja, jika anda ingin memakainya lebih lama, tidak boleh
lebih dari seminggu, dan harus ditaruh ditempat yang jauh dari
matahari. Kebiasaan mencuci ulang dapat membuat lapisan plastik rusak
dan zat karsinogen itu bisa masuk ke air yang kita minum. Lebih baik
membeli botol air yang memang untuk dipakai ber-ulang2, jangan
memakai botol plastik.
- PENGGEMAR SATEKalau Anda makan sate, jangan lupa makan timun setelahnya. Karena ketika kita makan sate sebetulnya ikut juga karbon dari hasil pembakaran arang yang dapat menyebabkan kanker. Untuk itu kita punya obatnya yaitu timun yang disarankan untuk dimakan setelah makan sate. Karena sate mempunyai zat Karsinogen (penyebab kanker) tetapi timun ternyata punya anti Karsinogen. Jadi jangan lupa makan timun setelah makan sate.
- UDANG DAN VITAMIN CJangan makan udang setelah Anda makan Vitamin C. Karena ini akan menyebabkan keracunan dari racun Arsenik (As) yang merupakan proses reaksi dari Udang dan Vitamin C di dalam tubuh dan berakibat keracunan yang fatal dalam hitungan jam.
- MIE INSTANUntuk para penggemar mi instan, pastikan Anda punya selang waktu paling tidak 3 (tiga) hari setelah Anda mengkonsumsi mi instan, jika Anda akan mengkonsumsinya lagi, dari informasi kedokteran, ternyata terdapat lilin yang melapisi mi instan. Itu sebabnya mengapa mi instan tidak lengket satu sama lainnya ketika dimasak. Konsumsi mie instan setiap hari akan meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkiti kanker. Seseorang, karena begitu sibuknya dalam berkarir tidak punya waktu lagi untuk memasak, sehingga diputuskannya untuk mengkonsumsi mi instan setiap hari . Akhirnya dia menderita kanker.
- BAHAYA DIBALIK KEMASAN MAKANAN
Kemasan makanan
merupakan bagian dari makanan yang sehari-hari kita konsumsi. Bagi
sebagian besar orang, kemasan makanan hanya sekadar bungkus makanan
dan cenderung dianggap sebagai ‘pelindung ‘ makanan.
Sebetulnya
tidak tepat begitu, tergantung jenis bahan kemasan. Sebaiknya mulai
sekarang Anda cermat memilik kemasan makanan. Kemasan pada makanan
mempunyai fungsi kesehatan, pengawetan, kemudahan, penyeragaman,
promosi, dan informasi. Ada begitu banyak bahan yang digunakan
sebagai pengemas primer pada makanan, yaitu kemasan yang bersentuhan
langsung dengan makanan.
- KERTAS
Beberapa kertas
kemasan dan non-kemasan (kertas koran dan majalah) yang sering
digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung timbal (Pb)
melebihi batas yang ditentukan. Di dalam tubuh manusia , timbal masuk
melalui saluran pernapasan atau tangan kita. pencernaan menuju sistem
peredaran darah dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain,
seperti: ginjal , hati, otak, saraf dan tulang.
Keracunan timbal
pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat),
pain (sakit) and paralysis (kelumpuhan) . Keracunan yang terjadipun
bisa bersifat kronis dan akut. Untuk terhindar dari makanan yang
terkontaminasi logam berat timbal, memang susah-susah gampang. Banyak
makanan jajanan seperti pisang goreng, tahu goreng dan tempe goreng
yang dibungkus dengan Koran karena pengetahuan yang kurang dari si
penjual, padahal bahan yang panas dan berlemak mempermudah
berpindahnya timbale makanan tsb.Sebagai usaha pencegahan , taruhlah
makanan jajanan tersebut di atas piring.
- STYROFOAM
Bahan pengemas
styrofoam atau polystyrene telah menjadi salah satu pilihan yang
paling populer dalam bisnis pangan. Tetapi, riset terkini membuktikan
bahwa styrofoam diragukan keamanannya. Styrofoam yang dibuat dari
kopolimer styren ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu
mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang.
Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin
tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan
bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman, serta ringan.
Pada Juli 2001,
Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa residu
styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat
menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang
terjadi akibat adanya gangguan pada system endokrinologi dan
reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan.
0 comments:
Post a Comment