Thursday, 1 March 2012

Beberapa Anggapan Keliru Tentang Asma




Penyakit asma sering dijumpai di masyarakat. Dalam upaya penyembuhan penyakit ini di masyarakat timbul beberapa anggapan yang tidak sesuai dengan fakta penelitian ilmiah. Dengan membandingkan anggapan dan fakta tentang asma diharapkan, akan mendapat informasi yang lebih tepat mengenai penyakit ini.

1.    Asma merupakan penyakit keturunan Anggapan ini kurang tepat.
Seorang ibu yang menderita asma belum tentu anaknya juga akan menderita asma. Penyakit asma digolongkan ke dalam kelompok penyakit atopi -- yaitu kecenderungan untuk menderita alergi (urtikaria, pilek alergi, asma). Bila dalam keluarga terdapat penyakit atopi, maka benar anggota keluarga lain punya kecenderungan yang lebih besar untuk menderita alergi (termasuk asma) dibandingkan dengan bila tak terdapat riwayat atopi pada keluarga. Jadi bila seorang ibu menderita asma maka anaknya mempunyai risiko terkena asma, urtikaria atau pilek alergi yang lebih besar dibandingkan dengan anak yang dilahirkan oleh ibu yang tidak menderita asma. Tapi sekali lagi seorang ibu yang menderita asma belum tentu anaknya akan menderita asma.

2.    Serangan asma mudah timbul pada udara lembab Udara lembab (kandungan uap airnya tinggi) justru mengurangi risiko serangan asma.
Itulah sebabnya kenapa penderita asma merasa lebih baik bila berada di pantai atau di kolam renang. Udara di pantai atau di atas kolam renang lebih banyak mengandung uap air. Saluran napas penderita asma akan lebih mudah terangsang di udara yang kering yang humiditasnya rendah. Wajar bila penderita asma naik haji misalnya, dia akan merasa udara kering yang dihisapnya merangsang batuk dan asma.

3.    Serangan asma dapat disebabkan oleh emosi Anggapan ini benar, faktor emosi memegang peranan dalam serangan asma.
Dewasa ini para peneliti umumnya beranggapan penderita yang sedang mengalami emosi bila mendapat serangan asma maka serangan asmanya akan lebih berat. Penderita asma perlu belajar agar lebih tenang menghadapi serangan asmanya. Sikap ini dapat dibina bila penderita menyiapkan obat yang diperlukan di tempat yang mudah dicapai. Bila ada serangan asma pada tengah malam penderita, tak perlu panik karena punya persediaan obat.

4.    Mengobati diri sendiri dapat berbahaya Asma merupakan penyakit kronik.
Penderita tak dapat diawasi terus-menerus oleh dokter atau perawat. Penderita harus memahami faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma seperti flu, kegiatan jasmani yang berlebihan, alergi dan obat-obat tertentu. Dengan memahami faktor tersebut maka penderita asma dapat menghindari faktor tadi. Penderita asma juga perlu mengetahui obat-obat asma, obat yang digunakan untuk pencegahan dan obat untuk menghilangkan gejala. Juga harus diketahui dosisnya secara tepat.
Bila ada serangan asma, seorang penderita harus mengetahui obat apa yang harus dipakai dan juga harus mampu menilai apakah setelah pengobatan tersebut asmanya berkurang. Bila tidak membaik dia harus pergi ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat untuk memperoleh pengobatan lebih lanjut. Jadi seharusnya seorang penderita asma memahami penyakitnya dan tahu cara menggunakan obatnya. Ini tentu baru dapat dicapai setelah mendapat penjelasan dari dokter yang mengobatinya.

5.    Sebaiknya penderita asma tidak hamil.
Pengaruh kehamilan pada penderita asma berbeda-beda. Memang sekitar sepertiga penderita asma, keadaan asmanya memburuk selama kehamilan. Tapi sebaliknya sepertiga lainnya justru membaik dan sisanya kehamilan tak mempenaruhi keadaan asma. Asma bukan merupakan halangan bagi wanita hamil. Apalagi jika kehamilan memang diharapkan.
6.    Penderita asma jangan berolahraga.
Olahraga penting untuk kesehatan, termasuk bagi penderita asma. Hanya jenis olahraga yang dipilih jangan yang terlalu melelahkan, karena hal itu dapat timbul sebagai akibat kegiatan jasmani yang berlebihan. Ini penting dipahami oleh orang tua yang mempunyai anak menderita asma. Janganlah anak tersebut dilarang melakukan kegiatan olahraga. Larangan tersebut akan menyebabkan dia merasa bahwa dia berbeda dengan anak lain dan menimbulkan rasa rendah diri. Berilah dia kesempatan bermain seperti anak lainnya, hanya dinasihatkan jangan terlalu lelah. Dapat juga sebelum bermain diberi obat semprot pelebar pipa saluran napasnya untuk mencegah serangan asma sesudah berolahraga. Jadi biarkanlah anak tersebut mengikuti kegiatan olahraga di sekolah atau bermain di rumah.

7.    Asma merupakan penyakit ringan.
Anggapan ini mungkin timbul pada asma ringan yang setelah pemakaian obat segera dapat pulih kembali. Sebenarnya asma dapat dibagi dalam derajat ringan, sedang, dan berat. Pada asma derajat berat penderita harus berhati-hati agar tidak mudah masuk dalam serangan asma akut berat. Ini biasanya terjadi karena alpa minum obat atau terpapar pada faktor pencetus asma. Beberapa bentuk serangan asma akut berat perlu dirawat di rumah sakit bahkan adakalanya perlu dirawat di ruang intensif. Bila tidak diobati dengan baik penyakit asma (terutama asma berat) dapat menimbulkan kematian. Jadi jangan mengabaikan serangan asma. Anda perlu tahu benar langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi gejala asma.

8.    Penderita asma tidak boleh merokok.
Benar, pipa saluran napas penderita asma sangat peka (hiperreaktif). Karena itu mudah terangsang oleh berbagai asap termasuk asap rokok. Penderita asma tidak boleh merokok bahkan tidak boleh berada di sekitar orang yang sedang merokok. Ini perlu diperhatikan oleh para karyawan yang bekerja di ruang pendingin. Bila Anda merokok di ruangan tertutup, maka akan mengganggu kesehatan karyawan lain, terutama penderita asma.
9.    Belum ada obat yang menyembuhkan asma.
Asma disebabkan oleh pipa saluran napas yang peka (hiperaktif) sehingga mudah terangsang oleh berbagai rangsangan. Bila rangsangan tersebut hilang dan penyempitan saluran napas dapat diperbaiki dengan obat pelebar saluran napas, maka penderita akan merasa sembuh. Gejala asma akan hilang. Tapi bila ia terpapar kembali dengan faktor pencetus seperti misalnya debu rumah, maka serangan asma dapat timbul kembali. Ini karena menghilangkan kepekaan saluran napas tidaklah mudah. Pada anak-anak, kepekaan saluran napas ini dapat membaik. Sehingga seorang anak yang menderita asma waktu kecil, sebagian asmanya akan hilang menjelang dewasa. Kepekaan saluran napas juga dapat dikurangi dengan pemakaian obat steroid topikal (obat ini dipakai untuk pencegahan serangan asma). Tapi obat ini harus dipakai terus-menerus. Jadi memang sampai saat ini belum ada obat yang dapat dipakai dalam jangka pendek untuk menyembuhkan asma.
Kamar tidur penderita asma harus bersih Benar. Debu rumah merupakan salah satu faktor pencetus serangan asma. Karena itu lingkungan penderita termasuk tempat tidur sedapat mungkin harus bersih dari debu rumah. Janganlah meletakkan berbagai barang yang dapat menyimpan debu di kamar tidur penderita asma seperti karpet, buku, majalah, mainan, berbulu, dll. Bersihkanlah rumah Anda secara teratur dari debu rumah untuk mengurangi serangan asma.

Sumber : Republika.co.id

0 comments:

Post a Comment