Seperti
Bangkitnya Manusia dari Kubur
Jika kita mau menganalisa atau melakukan observasi terhadap
tumbuhnya tanaman yang ada di sekitar kita, kita akan sadar terhadap terjadinya
hati kebangkitan. Oleh karena itu, al-qur’an melukiskan bangkitnya manusia dari
dalam kubur seperti tumbuhnya tanaman, sebagaimana yang di jeaskan dalam surat
Qaaf ayat 11 yang artinya : “Dan kami hidupkan dengan air itu tanah yang
mati (kering). Serperti itulah terjadinya kebangkitan.”
Di dalam tafsir Shawiy disebutkan bahwa keluarnya manusia dari
kubur ini sama prosesnya dengan tumbuhnya tanaman. Tanaman bisa tumbuh subur
jika disiram dengan air, begitu juga yang terjadi pada hari kebangkitan.
Sebelum Allah membangkitkan manusia dari dalam kuburnya, Allah menyirami
permukaan alam ini dengan menurunkan hujan, yang airnya seperti sperma.
Tatkala seluruh makhluk telah mati semua, sehingga tidak ada
satupun makhluk yang masih hidup, baik yang ada di bumi maupun di langit,
sebagaimana yang dijelaskan dalam al-qur’an surat ar-Rahman ayat 26 dan 27 yang
artinya : “Semua yang ada di bumi itu akan mati. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu
yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”
Kemudian Allah berfirman tiga kali dalam surat al-Mukmin ayat
160 yang artinya : “Kepunyaan Siapakah kerajaan pada hari ini.” Maka tidak ada
satupun makhluk yang menjawabnya. Kemudian Allah swt berfirman untuk menjawab
diri-Nya sendiri dalam suraat al-Mukmin ayat 16 yang artinya : “Hanya
kepunyaan Allah Yang Maha Esa Lagi Maha Mengalahkan.”
Setelah itu Allah swt berfirman : “Aku adalah Rajadiraja. Dimana
para raja itu?, di mana orang-orang yang sombong dan takabur?, di manakah orang
yang memakan rizqi-Ku dan menyembah selain aku?”
Dunia dalam keadaan sepi kira-kira selama 40 tahun. Ketika Allah
menghendaki untuk menghidupkan kembali makhluk-Nya, maka Ia menciptakan sebuah
lautan yang ada di bawah Arasy, yang airnya seperti mani lelaki. Laut itu namanya
Laut Penghidupan. Dari laut tersebut
terjadilah hujan di atas permukaan dunia kira-kira selama 40 hari.
Sesudah itu, tumbuhlah jasad-jasad manusia dari dalam bumi,
sebagaimana tumbuhnya kacang pada musim semi. Nabi Saw pernah bersabda:
“Seluruh anggota tubuh makhluk sudah hancur, kecuali tiga tulang. Maka
tumbuhlah jasad atas tulang-tulang tersebut, kemudian berkembanglah jasad-jasad
itu dengan seizin Allah.”
Allah menghidupkan Israfil terlebih dahulu sebelum menghidupkan
seluruh makhluk. Lalu Allah memerintahkan kepada Israfil untuk meniup
sangkakala, dengan tiupan yang membangkitkan.
Tatkala meniup sangkakala, Israfil berkata: “Wahai tulang-tulang
yang sudah hancur dan kulit-kulit yang sudah rusak, bangkitlah kalian semua
untuk dihisab.” Maka tampaklah para makhluk itu mengangkat kepalanya,
sebagaimana orang bangun dari tidurnya. Kemudian manusia-manusia yang telah
dibangkitkan dari kuburnya tadi mengucapkan “Aduh ... kerusakanku..”
Menurut hukum alam, setiap tanaman itu akan tumbuh menurut jenis
benih yang ditanamnya. Jika yang ditanam itu benih padi maka akan tumbuh
tanaman padi, begitu seterusnya. Demikian pula yang terjadi pada hari
kebangkitan. Jika semasa hidupnya ia berlaku baik, taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, maka pada saat hari kebangkitan ia akan menuai hasil dari kebaikan
yang pernah dijalankan sewaktu di dunia. Sebaliknya, jika semasa hidupnya ia
suka berlaku dzalim, berbuat durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, mengkufuri
Allah dan senang berbuat maksiat, maka pada saat hari kebangkitan ia akan
merasakan hasil dari kedzaliman dan kekufuran yang pernah ia lakukan sewaktu di
dunia tersebut.
Ketika seluruh makhluk di bangkitkan dari dalam kuburnya maka
keluarlah orang-orang kafir dari kuburnya dalam keadaan tanpa alas kaki dan
telanjang bulat.
Di dalam hadis yang bersumber dari Mu’adz bin Jabal r.a, dimana
ia menerima hadis tersebut langsung dari Nabi saw, bahwasanya beliau pernah
bersabda: “Ketika terhadi hari kiamat, (yang disebut) sebagai hari kerugian dan
penyesalan, maka Allah swt mengumpulkan umatku dari dalam kuburnya menjadi 12
golongan:
Golongan
Pertema, mereka dikumpulkan dari
kuburnya dengan tidak memiliki tangan dan kaki. Lalu ada seruan dari sisi Dzat
Yang Maha Penyayang: “Mereka ini adalah (Gambaran) orang-orang yang (suka)
menyakiti tetangga. Tempat tinggal mereka adalah neraka.”
Golongan
Kedua, mereka dikumpulkan dari
dalam kuburnya dengan berbentuk binatang. Ada yang mengatakan bahwa binatang
tersebut adalah babi. Kemudia ada seruan dari sisi Dzat Yang Maha Penyayang:
“Mereka adalah orang-orang yang meremehkan shalat, mereka mati sebelum
bertaubat, maka inilah balasan untuk mereka. Tempat kembali mereka adalah
neraka.”
Golongan
Ketiga, mereka dikumpulkan dari
kuburnya dalam keadaan perutnya (membuncit) seperti gunung, yang dipenuhi oleh
ular dan kalajengking, mereka itu seperti keledai. Lalu ada seruan dari Dzat Yang
Maha Penyayang: “Mereka ini adalah orang-orang yang tidak mau membayar zakat,
mereka mati sebelum bertaubat, maka inilah pembalasan mereka, sedangkah tempat
mereka kembali adalah ke neraka.
Golongan
Keempat, mereka dikumpulkan dari
kuburnya dengan mulunya mengalir darah sedangkan usunya kengser di bumi, serta
api itu keluar dari mulutnya. Lalu ada seruan dari sisi Dzat Yang Maha
Penyayang: “Mereka ini adalah orang-orang pendusta di dalam jual beli, mereka
mati sebelum bertaubat, maka inilah pembalasan mereka. Tempat kembali mereka
adalah neraka.
Golongan
Kelima, mereka dikumpulkan dari
kuburnya dalam keadaan berbau busuk. Kemudian ada seruan dari sisi Dzat Yang
Maha Penyayang: “Mereka ini adalah orang-orang yang menyimpan kemaksiatan
dengan samar (dari hadapan) manusia, dia tidak takut di hadapan Alah, mereka
mati sebelum bertaubat. Maka ini balasan buat mereka. Tempat kembali mereka
adalah neraka.
Golongan
Keenam, mereka dikumpulkan dari
kuburnya dalam keadaan terpotong tenggorokannya dari arah tengkuk. Lalu ada
seruan dari sisi Dzat Yang Maha Penyayang: “Mereka ini adalah orang-orang yang
bersaksi dengan kebohongan dan dusta, mereka mati sebelum bertaubat. Tempat
kembali mereka adalah neraka.
Golongan
Ketujuh, mereka dikumpulkan dari
kuburnya dengan tidak memiliki lidah, sedang dari mulutnya mengalir darah dan
nanah. Kemudian ada seruan dari sisi Dzat Yang Maha Penyayang: “Mereka ini
adalah orang-orang yang mencegah untuk memberikan kesaksian yang benar, mereka
mati sebelum bertaubat. Maka inilah balasan bagi mereka, sedangkan tempat
kembalinya adalah neraka.
Golongan
Kedelapan, mereka dikumpulkan dari
kuburnya dengan menundukkan kepalanya, sedangkan jari-jari kaki mereka berada
di atas kepalanya, serta dari farjinya mengalir nanah bercampur darah dan nanah
kental. Lalu ada seruan dari sisi Dzat Yang Maha Penyayang: “Mereka ini adalah
orang-orang yang ahli zina, mereka mati selebum bertaubat. Maka inilah balasan
buat mereka. Sedangkan tempat kembali mereka adalah neraka.
Golongan
Kesembilan, mereka di kumpulkan dari
kuburnya dalam keadaan wajahnya hitam legam, matanya melotot serta perutnya
penuh dengan api. Kemudia ada seruan dari sisi Dzat Yang Maha Penyayang:
“Mereka ini adalah orang-orang yang (suka) mamakan harta anak yatim secara
aniaya, mereka mati sebelim bertaubat. Sedangkan tempat kembali mereka adalah
neraka.
Golongan
Kesepuluh, mereka di kumpulkan dari
kuburnya dalam keadaan berpenyakit kusta dan belang. Lalu ada seruan dari sisi
Dzat Yang Maha Penyayang: “Mereka ini adalah orang-orang yang mendurhakai kedua
orang tuanya, mereka mati sebelum bertaubat. Tempat kembali mereka adalah
neraka.
Golongan
Kesebelas, mereka dikumpulkan dari
kuburnya dalam keadaan buta hatinya, gigi-giginya berupa tanduk sapi, bibir
mereka menjuntai ke atas dada, lidahnya menjulur ke atas perut, perutnya
melorot hingga ke atas paha, serta dari perut mereka keluar kotoran. Kemudian
ada seruan dari sisi Dzat Yang Maha Penyayang: “Mereka ini adalah orang-orang
yang suka minum-minuman keras, mereka mati sebelum bertaubat. Sedangkan tempat
kembalinya adalah neraka.”
Golongan
Keduabelas, mereka dikumpulkan dari
kuburnya dengan wajah bagai bulan di malam purnama. Mreka ini melewati shirath
seperti kilat yang menyambar. Kemudian ada seruan dari sisi Dzat Yang Maha
Penyayang: “Mereka ini adalah orang-orang yang beramal saleh dan menjauhi
kemaksiatan, menjaga shalat lima waktu dengan berjama’ah, dan mereka mati dalam
keadaan bertaubat. Sedangkan tempat kembali mereka adalah surga. Meraka berada
dalam pengampunan, keridhaan, rahmat serta kenikmatan. Karena sesungguhnya
mereka itu telah ridha kepada Allah swt dan Allah (juga) ridha kepada mereka.
Itulah di antara ilustrasi yang terjadi pada hari kebangkitan, dimana
prosesnya sama dengan tumbuhnya tanaman. Oleh karena itu, tepat sekali bila
Al-qur’an menganalogikan tumbuhnya tanaman itu seperti bangkitnya manusia dari
kubur. Semoga kita di bangkitkan dari kubur dalam keadaan selamat serta
dijauhkand dari aneka siksa yang menyakitkan.
Fuad Kauma. Tamsil
Al-Qur’an. Mitra Pustaka: Yogyakarta. 2000.
0 comments:
Post a Comment