Seperti
Penciptaan Tembikar
Pada mulanya manusia diciptakan oleh Allah dari tanah, yang
dibentuk sedemikian rupa sehingga sempurna wujudnya seperti yang kita lihat
sekarang ini. Adapun proses penciptaan manusia hanya Allah-lah yang tahu, akan
tetapi bahan baku yang dipergunakan dalam menciptakan manusia sama dengan bahan
baku tembikar, yaitu tanah liat. Oleh karena itu, al-qur’an menganalogikan
penciptaan manusia itu seperti penciptaan tembikar. Sebagaimana disebutkan
dalam surat al-Rahman ayat 14 yang artinya : “Dia menciptakan manusia dari
tanah kering seperti tembikar.”
Penciptaan manusia dari tanah liat ini disebutkan oleh Allah
dalam surat al-Hijr ayat 26, 28 dan 33 yang artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk.” Kemudian dalam ayat 28 yang artinya : “Dan
(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “sesungguhnya Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk.” Dan dalam ayat 33 yang artinya : “Berkata
Iblis: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah
menciptakanya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk.”
Sedangkan di dalam surat Ali Imran ayat 59 disebutkan bahwa
Allah menciptakan manusia (Adam) dari tanah : “...Allah menciptakan Adam dari
tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia) maka
jadilah dia.”
Diterangkan dalam Tafsir Sawiy, bahwa tanah yang dipergunakan
dalam menciptakan Adam (manusia) itu diadoni dengan air lalu dibiarkan sehingga
ia menjadi tanah liat. Setelah itu dibentuk sebagaimana membentuk wadah.
Inilah yang dimaksudkan bahwa penciptaan manusia itu seperti
penciptaan tembikar, sebagaimana yang ditegaskan dalam surat al-Rahman di atas.
Ibnu Abbas r.a berkata: Allah swt menciptakan jasad nabi Adam as
berasal dari beberapa negeri di dunia ini. Kepalanya di ambil dari tanah
Ka’bah, dadanya diambil dari tanah penjajahan bumi, punggung dan perutnya
diambil dari tanah Hindia, kedua tangannya dari tanah Masrq dan kedua kakinya
diambil dari tanah Maghrib.
Berakata Wahab bin Munabbih: “Allah swt menciptakan Adam as dari
tujuh lapis bumi. Kepalanya dari lapis
bumi pertama, lehernya dari lapis bumi kedua, dadanya dari lapis bumi ketiga, kedua
tangannya dari lapis bumi keempat, setengah punggung dan perutnya dari lapis
bumi kelima, paha dan pantatnya dari lapis bumi keenam, sedangkan kedua
betisnya dari lapis bumi ketujuh.”
Dalam suatu riwayat, Ibnu Abbas ra pernah berkata: “Allah swt
menciptakan nabi Adam as, kepalanya terbuat dari tanah Baitul Maqdis, wajahnya
dari tanah surga, kedua telinganya berasal dari tanah Tursina, dahinya dari
tanah Iraq, giginya dari tanah telaga Kutsar, tangannya yang kanan berserta
jari-jarinya dari tanah Ka’bah, tangannya yang kiri dari tanah Persia, kedua
kaki beserta betisnya dari tanah Babilonia, punggungnya dari tanah Iraq,
perutnya dari tanah Khurasan, hatinya dari tanah surga Firdaus, lisannya dari
tanah Thaif, sedangkan kedua matanya dari tanah telaga Kautsar.”
Kepalanya yang terbuat dari tanah Baitul Maqdis, maka jadilah
kepala itu tempat akal, tempat kepintaran dan ucapan. Kedua telinganya yang
terbuat dari tanah Tursina, maka jadilah telinga itu tempat menerima nasihat. Dahinya
yang berasal dari tanah Iraq, maka jadilah dahi itu tempat bersujud kepada
Allah ta’ala. Wajahnya yang berasal dari tanah surga, maka wajah itu menjadi
tempat kebagusan dan hiasan. Gigina berasal dari tanah telaga Kautsar, maka
menjadilah gigi tersebut tempat manis. Tangan kanannya berasal dari tanah
Ka’bah, maka jadilah tangan kanan itu tempat berkah dan pemberi pertolongan
dalam kehidupan serta bermurah hati. Tangan kirinya berasal dari tanah Persia, maka
jadilah tangan kiri itu menjadi tempat bersuci dan istinja. Perutnya berasal
dari tanah Khurasan, maka jadilah perut itu tempat lapar. Auratnya berasal dari
tanah Babilonia, maka menjadilah aurat itu menjadi tempat syahwat, berkhitan
dan tiupan. Tulangnya berasal dari tanah gunung, maka menjadilah tulang itu
sebagai tempat yang keras. Hatinya berasal dari tanah surga Firdaus, maka
menjadilah hati itu sebagai tempat iman. Lisannya berasal dari tanah Thaif,
maka menjadilah lisan itu sebagai tempat mengucapkan syahadat, merendahkan diri
dan berdoa kepada Allah ta’ala.
Sebagian ulama mengatakan: Anggota tubuh Adam (manusia) itu
mempunyai tujuh bagian, yaitu: Otak, Otot, Urat syaraf, Tulang, Daging, Darah
dan Kulit. Hal ini sesuai dengan apa yang difirmankan oleh Allah dalam surat
al-Insyiqaaq ayat 19 yang artinya : “Sesungguhnya kau melalui tingkat demi
tingkat.”
Allah swt menciptakan Adam (manusia) mempunyai sembilan lubang.
Tujuh di antaranya ada di kepala, yaitu dua matanya, dua telinganya, dua lubang
hidungnya dan mulutnya. Sedangkan dua lubang ada di badannya, yaitu lubang
qubul dan duburnya.
Allah menciptakan manusia memiliki lima pancaindera, yaitu:
Penglihatan pada mata, pendengaran pada dua telinga, perasa pada mulut, peraba
pada kedua telapak dan pencium pada hidung.
Mengenai proses peniupan ruh ke dalam jasad nabi Adam as, ada
riwayat yang menerangkan bahwa, sesungguhnya ruh tiu masuk ke dalam otak nabi
Adam kemudian berputar-putar di situ selama dua ratus tahun. Setelah itu, ia
turun pada kedua matanya sehingga akhirnya nabi Adam bisa melihat dirinya yang
masih berupa tanah liat yang kering. Tatkala ruh itu sampai pada kedua
telinganya, ia mendengar bacaan tasbih para malaikat. Kemudian ruh itu turun
pada batang hidungnya, lalu nabi Adam as bersin. Setelah nabi Adam bersin, maka
ruh tadi turun ke arah mulut dan lidahnya serta ke arah kedua telinganya.
Kemudian Allah lalu mengajari nabi Adam as mengucapkan Alhamdulillah Allah pun menjawab nabi Adam as dengan kalimat yarkhamuka robbuka yaa adam. Kemudian ruh
itu turu ke dadanya, pada saat ruh sudah berada di dadanya, nabi Adam as
bergegas ingin berdiri, akan tetapi ia tidak mampu oleh karena itu Allah swt
berfirman dalam surat al-Isra ayat 11 yang artinya: “Dan adalah manusia bersifat
tergesa-gesa.”
Tatkala ruh itu sampai di perutnya, nabi Adam as langsung
menginginkan suatu makanan, selanjutnya ruh itu merata masuk ke dalam seluruh
tubuh nabi Adam as.
Akhirnya jadilah jasad nabi Adam as itu berupa daging, darah,
keringat dan otot. Kemudian Allah swt memberinya pakaian dari kukunya, yang
setiap hari bertambah indah dan menakjubkan. Tatkala nabi Adam melakukan
perbuatan dosa maka Allah swt mengganti kukunya dengan kulit, akhirnya
tinggallah sedikit kuku tersebut pada beberapa hari. Hal ini untuk mengingatkan
nabi Adam as (atas dosa yang pernah ia lakukan).
Begitulah proses diciptakannya nabi Adam as, kemudian Allah
menyempurnakan kejadian Adam, serta meniupkan ruh ke dalam jasadnya dan
memberinya pakaian dari pakaian surga. Sedangkan Nur Muhammad itu bersinar di
wajahnya bagaikan bulan di malam purnama. Demikian keterangan yang terdapat
dalam kitab Daqa’iqul Akhbar.
Allah menciptakan manusia itu memiliki banyak kesempurnaan yang
tidak dimiliki oleh makhluk Allah yang lainnya. Allah menciptakan manusia itu
lebih kuat dari segala sesuatu, sebab pada dirinya terdapat apa yang tidak ada
pada segala sesuatu. Jika langit itu tinggi maka bentuk tubuh manusia adalah
tegak. Jika pada cakrawala terdapat matahari dan bulan, maka pada kepada
manusia terdapat sepasang mata. Jika dalam kosmos terdapat bintang-bintang maka
pada diri manusia terdapat gigi-gigi. Jika pada langit terdapat hujan, maka
pada kedua mata manusia terdapat air mata. Jika pada langit terdapat guntur,
maka pada diri manusia terdapat bersin. Jika pada bumi terdapat ketetapan, maka
pada diri manusia terdapat diam dan tenang. Jika pada bumi terdapat
sungai-sungai, maka pada diri manusia terdapat urat nadi, dan rambut sebagai
pengganti tetumbuhan di bumi.
Ada suatu keterangan yang mengatakan: Jika di langit terdapat
Arasy, maka cita-cita manusia lebih lebih besar dari arasy. Jika di langit
terdapat surga, maka pada diri seorang mukmin terdapat hati, karena hati adalah
hiasan surga yang paling baik. Surga adalah tempatnya syahwat (keinginan)
sedangkan hati tempatnya ma’rifat. Yang menjaga surga adalah malaikat Ridwan,
sedangkan yang menjaga hati adalah orang mukmin. Semoga Dzat Yang Maha Pengasih
mengasihi dirinya.
Dalam suatu riwayat diceritakan: Di antara para nabi Allah ada
seorang nabi yang bermunajah kepada Allah seraya berkata: “Wahai Tuhanku,
setiap raja itu memiliki penjaga, maka siapakah gerangan penjaga-Mu?” Allah
lantas menjawab: “Aku memiliki penjaga yang lebih besar daripada Arasy dan
lebih besar daripada Kursi, lebih harum daripada surga, serta lebih artistik
daripada alam malakut. Ia adalah orang mukmin. Buminya adalah ma’rifat,
langitnya adalah iman, mataharinya adalah perasaan rindu kepada-Ku, bulannya
adalah perasaan cinta kepada-Ku, bintangnya adalah keinginan hatinya untuk
beribadah kepada-Ku, debunya adalah cita-cita, dindingnya adalah keyakinan, awannya
adalah akal, hujannya adalah rahmat, pohonnya adalah ketaatan, buahnya adalah
hikmah, sedangkan pohon tersebut memiliki empat cabang: cabang tawakal, cabang
sabar, cabang keyakinan dan cabang kemuliaan. Penjaganya memiliki empat pintu,
yaitu pintu dari ilmu, pintu kearifan, pintu dari keridhaan, dan pintu dari
kesabaran. Pada setiap pintu-pintu tersebut terdapat kunci yang merupakan
sumber segala pikiran. Ingatlah bahwa kunci itu adalah hati.
Ada keterangan lain yang menceritakan bahwa Allah menciptakan
alam ini dengan memiliki tujuh langit, Allah juga menciptakan buat manusia
tujuh perkara yang identik dengan ketujuh penyusun langit tersebut. Allah
menciptakan alam terdapat bintangnya, maka Allah menciptakan manusia memiliki
sel telur. Allah menciptakan alam terdapat matahari maka Allah juga menciptakan
sejenisnya pada diri manusia yang terletak dalam hatinya, yaitu ma’rifat. Di
alam ini terdapat bulan, maka yang sejenis dengan bulan adalah akal. Dalam alam
ini terdapat bintang, maka yang sejenis dengan bintang adalah ilmu. Di alam ini
terdapat burung maka pada diri manusia terdapat keinginan. Di alam ini terdapat
gunung, maka pada diri manusia terdapat tulang. Di alam ini terdapat empat
macam air, yaitu air tawar, air pahit, air asin dan air busuk. Demikian juga
yang terdapat pada diri manusia, air tawar tempatnya di mulut, air pahit
tempatnya di kedua telingan, air asin tempatnya di kedua mata sedangkan air
busuk tempatnya adalah pada hidungnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat
adz-Dzariyaat ayat 21 yang artinya: “Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah
kamu tidak memperhatikan?”
Artinya, berfikirlah wahai manusia terhadap apa yang telah Aku
ciptakan dan Aku bentuk pada dirimu yang terdiri atas tujuh anggota tubuh,
tujuh puluh ruas, seratus empat puluh depalan tulang, tiga ratus enam puluh
urat, seratus dua puluh empat ribu tempat tumbuhnya rambut di kedua tangan
kedua kaki, kedua mata dan kedua telinga. Seluruh anggota tubuh itu bisa hidup
hanya dengan satu nyawa (ruh). Demikian juga Arasy, Kursi, Surga, Neraka, Lauh,
Qalam, Langit, Bumi, Sungai, Lautan, Para Nabi, Para Malaikat, Jin, Manusia,
mulai dari Arasy sampai ke Farasy (dasar, pondasi), mulai dari Falaq sampai ke
ikan, mulai atas sampai ke bumi yang paling bawah, termasuk dari berbagai jenis
yang berbeda-beda dan bentuk yang beragam. Semua ini diciptakan oleh Dzat Yang
Maha Perkasa, Maha Mulia lagi Maha Pemaksa.
Demikianlah, sekilas keterangan tentang peciptaan Adam (manusia)
meskipun manusia pada mulanya diciptakan dengan bahan baku dari tanah liat
seperti bahan bakunya tembikar, akan tetapi pada diri manusia terdapat berbagai
filosofi kehidupan yang tidak terdapat pada makhluk Allah lainnya. Oleh karena
itu, manusia adalah sebagus-bagusnya bentuk makhluk yang diciptakan oleh Allah.
Seperti yang disebutkan dalam surat at-Tiin ayat 4 yang artinya: “Sesungguhnya
kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Fuad Kauma. Tamsil
Al-Qur’an. Mitra Pustaka: Yogyakarta. 2000.
0 comments:
Post a Comment