Thursday, 8 March 2012

Perumpamaan Penciptaan Manusia




Seperti Penciptaan Tembikar

Pada mulanya manusia diciptakan oleh Allah dari tanah, yang dibentuk sedemikian rupa sehingga sempurna wujudnya seperti yang kita lihat sekarang ini. Adapun proses penciptaan manusia hanya Allah-lah yang tahu, akan tetapi bahan baku yang dipergunakan dalam menciptakan manusia sama dengan bahan baku tembikar, yaitu tanah liat. Oleh karena itu, al-qur’an menganalogikan penciptaan manusia itu seperti penciptaan tembikar. Sebagaimana disebutkan dalam surat al-Rahman ayat 14 yang artinya : “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar.”

Penciptaan manusia dari tanah liat ini disebutkan oleh Allah dalam surat al-Hijr ayat 26, 28 dan 33 yang artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” Kemudian dalam ayat 28 yang artinya : “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” Dan dalam ayat 33 yang artinya : “Berkata Iblis: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakanya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”

Sedangkan di dalam surat Ali Imran ayat 59 disebutkan bahwa Allah menciptakan manusia (Adam) dari tanah : “...Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia) maka jadilah dia.”

Diterangkan dalam Tafsir Sawiy, bahwa tanah yang dipergunakan dalam menciptakan Adam (manusia) itu diadoni dengan air lalu dibiarkan sehingga ia menjadi tanah liat. Setelah itu dibentuk sebagaimana membentuk wadah. 

Inilah yang dimaksudkan bahwa penciptaan manusia itu seperti penciptaan tembikar, sebagaimana yang ditegaskan dalam surat al-Rahman di atas.

Ibnu Abbas r.a berkata: Allah swt menciptakan jasad nabi Adam as berasal dari beberapa negeri di dunia ini. Kepalanya di ambil dari tanah Ka’bah, dadanya diambil dari tanah penjajahan bumi, punggung dan perutnya diambil dari tanah Hindia, kedua tangannya dari tanah Masrq dan kedua kakinya diambil dari tanah Maghrib. 

Berakata Wahab bin Munabbih: “Allah swt menciptakan Adam as dari tujuh lapis bumi.  Kepalanya dari lapis bumi pertama, lehernya dari lapis bumi kedua, dadanya dari lapis bumi ketiga, kedua tangannya dari lapis bumi keempat, setengah punggung dan perutnya dari lapis bumi kelima, paha dan pantatnya dari lapis bumi keenam, sedangkan kedua betisnya dari lapis bumi ketujuh.”

Dalam suatu riwayat, Ibnu Abbas ra pernah berkata: “Allah swt menciptakan nabi Adam as, kepalanya terbuat dari tanah Baitul Maqdis, wajahnya dari tanah surga, kedua telinganya berasal dari tanah Tursina, dahinya dari tanah Iraq, giginya dari tanah telaga Kutsar, tangannya yang kanan berserta jari-jarinya dari tanah Ka’bah, tangannya yang kiri dari tanah Persia, kedua kaki beserta betisnya dari tanah Babilonia, punggungnya dari tanah Iraq, perutnya dari tanah Khurasan, hatinya dari tanah surga Firdaus, lisannya dari tanah Thaif, sedangkan kedua matanya dari tanah telaga Kautsar.”

Kepalanya yang terbuat dari tanah Baitul Maqdis, maka jadilah kepala itu tempat akal, tempat kepintaran dan ucapan. Kedua telinganya yang terbuat dari tanah Tursina, maka jadilah telinga itu tempat menerima nasihat. Dahinya yang berasal dari tanah Iraq, maka jadilah dahi itu tempat bersujud kepada Allah ta’ala. Wajahnya yang berasal dari tanah surga, maka wajah itu menjadi tempat kebagusan dan hiasan. Gigina berasal dari tanah telaga Kautsar, maka menjadilah gigi tersebut tempat manis. Tangan kanannya berasal dari tanah Ka’bah, maka jadilah tangan kanan itu tempat berkah dan pemberi pertolongan dalam kehidupan serta bermurah hati. Tangan kirinya berasal dari tanah Persia, maka jadilah tangan kiri itu menjadi tempat bersuci dan istinja. Perutnya berasal dari tanah Khurasan, maka jadilah perut itu tempat lapar. Auratnya berasal dari tanah Babilonia, maka menjadilah aurat itu menjadi tempat syahwat, berkhitan dan tiupan. Tulangnya berasal dari tanah gunung, maka menjadilah tulang itu sebagai tempat yang keras. Hatinya berasal dari tanah surga Firdaus, maka menjadilah hati itu sebagai tempat iman. Lisannya berasal dari tanah Thaif, maka menjadilah lisan itu sebagai tempat mengucapkan syahadat, merendahkan diri dan berdoa kepada Allah ta’ala. 

Sebagian ulama mengatakan: Anggota tubuh Adam (manusia) itu mempunyai tujuh bagian, yaitu: Otak, Otot, Urat syaraf, Tulang, Daging, Darah dan Kulit. Hal ini sesuai dengan apa yang difirmankan oleh Allah dalam surat al-Insyiqaaq ayat 19 yang artinya : “Sesungguhnya kau melalui tingkat demi tingkat.”

Allah swt menciptakan Adam (manusia) mempunyai sembilan lubang. Tujuh di antaranya ada di kepala, yaitu dua matanya, dua telinganya, dua lubang hidungnya dan mulutnya. Sedangkan dua lubang ada di badannya, yaitu lubang qubul dan duburnya. 

Allah menciptakan manusia memiliki lima pancaindera, yaitu: Penglihatan pada mata, pendengaran pada dua telinga, perasa pada mulut, peraba pada kedua telapak dan pencium pada hidung. 

Mengenai proses peniupan ruh ke dalam jasad nabi Adam as, ada riwayat yang menerangkan bahwa, sesungguhnya ruh tiu masuk ke dalam otak nabi Adam kemudian berputar-putar di situ selama dua ratus tahun. Setelah itu, ia turun pada kedua matanya sehingga akhirnya nabi Adam bisa melihat dirinya yang masih berupa tanah liat yang kering. Tatkala ruh itu sampai pada kedua telinganya, ia mendengar bacaan tasbih para malaikat. Kemudian ruh itu turun pada batang hidungnya, lalu nabi Adam as bersin. Setelah nabi Adam bersin, maka ruh tadi turun ke arah mulut dan lidahnya serta ke arah kedua telinganya. Kemudian Allah lalu mengajari nabi Adam as mengucapkan Alhamdulillah Allah pun menjawab nabi Adam as dengan kalimat yarkhamuka robbuka yaa adam. Kemudian ruh itu turu ke dadanya, pada saat ruh sudah berada di dadanya, nabi Adam as bergegas ingin berdiri, akan tetapi ia tidak mampu oleh karena itu Allah swt berfirman dalam surat al-Isra ayat 11 yang artinya: “Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.”

Tatkala ruh itu sampai di perutnya, nabi Adam as langsung menginginkan suatu makanan, selanjutnya ruh itu merata masuk ke dalam seluruh tubuh nabi Adam as.

Akhirnya jadilah jasad nabi Adam as itu berupa daging, darah, keringat dan otot. Kemudian Allah swt memberinya pakaian dari kukunya, yang setiap hari bertambah indah dan menakjubkan. Tatkala nabi Adam melakukan perbuatan dosa maka Allah swt mengganti kukunya dengan kulit, akhirnya tinggallah sedikit kuku tersebut pada beberapa hari. Hal ini untuk mengingatkan nabi Adam as (atas dosa yang pernah ia lakukan). 

Begitulah proses diciptakannya nabi Adam as, kemudian Allah menyempurnakan kejadian Adam, serta meniupkan ruh ke dalam jasadnya dan memberinya pakaian dari pakaian surga. Sedangkan Nur Muhammad itu bersinar di wajahnya bagaikan bulan di malam purnama. Demikian keterangan yang terdapat dalam kitab Daqa’iqul Akhbar. 

Allah menciptakan manusia itu memiliki banyak kesempurnaan yang tidak dimiliki oleh makhluk Allah yang lainnya. Allah menciptakan manusia itu lebih kuat dari segala sesuatu, sebab pada dirinya terdapat apa yang tidak ada pada segala sesuatu. Jika langit itu tinggi maka bentuk tubuh manusia adalah tegak. Jika pada cakrawala terdapat matahari dan bulan, maka pada kepada manusia terdapat sepasang mata. Jika dalam kosmos terdapat bintang-bintang maka pada diri manusia terdapat gigi-gigi. Jika pada langit terdapat hujan, maka pada kedua mata manusia terdapat air mata. Jika pada langit terdapat guntur, maka pada diri manusia terdapat bersin. Jika pada bumi terdapat ketetapan, maka pada diri manusia terdapat diam dan tenang. Jika pada bumi terdapat sungai-sungai, maka pada diri manusia terdapat urat nadi, dan rambut sebagai pengganti tetumbuhan di bumi.
Ada suatu keterangan yang mengatakan: Jika di langit terdapat Arasy, maka cita-cita manusia lebih lebih besar dari arasy. Jika di langit terdapat surga, maka pada diri seorang mukmin terdapat hati, karena hati adalah hiasan surga yang paling baik. Surga adalah tempatnya syahwat (keinginan) sedangkan hati tempatnya ma’rifat. Yang menjaga surga adalah malaikat Ridwan, sedangkan yang menjaga hati adalah orang mukmin. Semoga Dzat Yang Maha Pengasih mengasihi dirinya. 

Dalam suatu riwayat diceritakan: Di antara para nabi Allah ada seorang nabi yang bermunajah kepada Allah seraya berkata: “Wahai Tuhanku, setiap raja itu memiliki penjaga, maka siapakah gerangan penjaga-Mu?” Allah lantas menjawab: “Aku memiliki penjaga yang lebih besar daripada Arasy dan lebih besar daripada Kursi, lebih harum daripada surga, serta lebih artistik daripada alam malakut. Ia adalah orang mukmin. Buminya adalah ma’rifat, langitnya adalah iman, mataharinya adalah perasaan rindu kepada-Ku, bulannya adalah perasaan cinta kepada-Ku, bintangnya adalah keinginan hatinya untuk beribadah kepada-Ku, debunya adalah cita-cita, dindingnya adalah keyakinan, awannya adalah akal, hujannya adalah rahmat, pohonnya adalah ketaatan, buahnya adalah hikmah, sedangkan pohon tersebut memiliki empat cabang: cabang tawakal, cabang sabar, cabang keyakinan dan cabang kemuliaan. Penjaganya memiliki empat pintu, yaitu pintu dari ilmu, pintu kearifan, pintu dari keridhaan, dan pintu dari kesabaran. Pada setiap pintu-pintu tersebut terdapat kunci yang merupakan sumber segala pikiran. Ingatlah bahwa kunci itu adalah hati. 

Ada keterangan lain yang menceritakan bahwa Allah menciptakan alam ini dengan memiliki tujuh langit, Allah juga menciptakan buat manusia tujuh perkara yang identik dengan ketujuh penyusun langit tersebut. Allah menciptakan alam terdapat bintangnya, maka Allah menciptakan manusia memiliki sel telur. Allah menciptakan alam terdapat matahari maka Allah juga menciptakan sejenisnya pada diri manusia yang terletak dalam hatinya, yaitu ma’rifat. Di alam ini terdapat bulan, maka yang sejenis dengan bulan adalah akal. Dalam alam ini terdapat bintang, maka yang sejenis dengan bintang adalah ilmu. Di alam ini terdapat burung maka pada diri manusia terdapat keinginan. Di alam ini terdapat gunung, maka pada diri manusia terdapat tulang. Di alam ini terdapat empat macam air, yaitu air tawar, air pahit, air asin dan air busuk. Demikian juga yang terdapat pada diri manusia, air tawar tempatnya di mulut, air pahit tempatnya di kedua telingan, air asin tempatnya di kedua mata sedangkan air busuk tempatnya adalah pada hidungnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat adz-Dzariyaat ayat 21 yang artinya: “Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”

Artinya, berfikirlah wahai manusia terhadap apa yang telah Aku ciptakan dan Aku bentuk pada dirimu yang terdiri atas tujuh anggota tubuh, tujuh puluh ruas, seratus empat puluh depalan tulang, tiga ratus enam puluh urat, seratus dua puluh empat ribu tempat tumbuhnya rambut di kedua tangan kedua kaki, kedua mata dan kedua telinga. Seluruh anggota tubuh itu bisa hidup hanya dengan satu nyawa (ruh). Demikian juga Arasy, Kursi, Surga, Neraka, Lauh, Qalam, Langit, Bumi, Sungai, Lautan, Para Nabi, Para Malaikat, Jin, Manusia, mulai dari Arasy sampai ke Farasy (dasar, pondasi), mulai dari Falaq sampai ke ikan, mulai atas sampai ke bumi yang paling bawah, termasuk dari berbagai jenis yang berbeda-beda dan bentuk yang beragam. Semua ini diciptakan oleh Dzat Yang Maha Perkasa, Maha Mulia lagi Maha Pemaksa. 

Demikianlah, sekilas keterangan tentang peciptaan Adam (manusia) meskipun manusia pada mulanya diciptakan dengan bahan baku dari tanah liat seperti bahan bakunya tembikar, akan tetapi pada diri manusia terdapat berbagai filosofi kehidupan yang tidak terdapat pada makhluk Allah lainnya. Oleh karena itu, manusia adalah sebagus-bagusnya bentuk makhluk yang diciptakan oleh Allah. Seperti yang disebutkan dalam surat at-Tiin ayat 4 yang artinya: “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Fuad Kauma. Tamsil Al-Qur’an. Mitra Pustaka: Yogyakarta. 2000.

0 comments:

Post a Comment