Keadaan dunia yang begini ini ada yang mewarnainya. Kekuatan
yang mewarnai tiu yang pertama ialah agama dan yang kedua ialah filsafat. Orang
yang mewarnai dunia juga hanya dua, nabi dan ulama, dan filosof. Apakah sains
dan teknologi ikut juga mewarnai dunia? Tidak. Sains dan teknologi dalam garis
besarnya netral. Pakar sains dan teknologi menggunakan sains dan teknologi
untuk mewarnai dunia berdasarkan pandangan hidupnya; pandangan hidup itu hanya
ada dua: agama dan filsafat.
Sejarah telah mempertontonkan adanya manusia yang berani mati
untuk dan karena agama yang dianutnya. Orang mengorbankan harta, pikiran,
tenaga, atau nyawa sekalipun untuk dan karena kepercayaan yang dianutnya. Adapula
orang yang dibakar hidup-hidup oleh orang yang merasa agamanya disentuh oleh
orang tersebut. Orang rela pula dijemur dan diapit dengan batu besar untuk
mempertahankan kepercayaan (agama) yang dianutnya. Orang dengan tekun menabur
bunga di kuburan, membakar kemenyan di tanah-tanah tinggi atau di pojok rumah
untuk dan karena kepercayaan agamanya. Ada pula orang yang rela mengubur anak
perempuannya hidup-hidup karena kepercayaan yang dianutnya. Demikian
kenyataannya.
Orang yang meyakini agama tertentu ingin pula agar orang lain
ikut bersamanya. Lalu agama tersebut disebarkannya, didakwahkanya,
dipropagandakannya. Itu dikerjakannya dengan sungguh-sungguh demi agamanya. Begitulah
yang telah, sedang dan akan terjadi. Ini berarti dengan tekun mereka mewarnai
dunia. Tidak jarang bentrokan besar terjadi karena latar belakang agama. Agama
mengatur dunia; ini suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri.
Selain kenyataan itu, sejarah telah mencatat pula adanya orang
kuat, yang kadang-kadang juga berani mati, karena meyakini sesuatu yang
diperolehnya karena memikirkannya. Yang ini adalah pemikir atau filosof. Sesuatu
dipikirkan sedalam-dalamnya, lantas suatu ketika ia sampai pada kesimpulan yang
dianggapnya benar. Kebenaran ini mempengaruhi tindakannya; keyakinannya pada
kesimpulannya itu membentuk sikapnya. Socrates sanggup mati dengan cara meminum
racun, sebagai hukuman baginya, karena mempertahankan kebenaran filsafat yang
dianggapnya benar.
Keyakinan filsafat itu diikuti pula oleh orang lain. Mereka
memang ingin diikuti, bahkan filosof itu merasa wajib menyebarkan pendapat
mereka. Pada orang yang mengikuti itu terbentuk pula sikap mereka; tindakan
mereka dibentuk oleh pandangan filsafat itu, jadi menjadi pandangan hidup
mereka. Mereka juga mewarnai dunia.
Agama dan filsafat adalah dua kekuatan yang mewarnai dunia.
Barang siapa hendak memahami dunia, ia harus memahami agama atau filsafat yang
mewarnai dunia itu. Orang harus mempelajari kekuatan itu.
Sumber :
Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Filsafat
Umum. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 2000
0 comments:
Post a Comment