Diantara tujuan dibuatnya perumpamaan atau tamsil dalam
al-qur’an adalah agar manusia mau melakukan kajian terhadap kandungan
al-qur’an, baik yang berkaitan dengan ekosistem, ekologi, astronomi, anatomi,
teologi, biologi, sosiologi dan ilmu-ilmu lain termasuk untuk mengambil
pelajaran dari kejadian yang dialami oleh umat-umat yang lampau. Semua ini
adalah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah setelah melihat keagungan dan
kekuasaan-Nya.
Untuk melakukan kajian terhadap suatu masalah, orang harus
berakal sehat dan berpengetahuan. Dengan sendirinya orang yang dungu dan tidak
berilmu, tidak mungkin memahami tamsil yang disajikan al-qur’an, apalagi sampai
melakukan kajian, jelas tidak mungkin. Oleh karena itu, orang yang bisa memahami
makna yang tersirat maupun yang tersurat dalam tamsil al-qur’an, hanyalah
orang-orang yang berilmu dan orang yang mau menggunakan nalarnya. Seperti
disebutkan oleh Allah dalam surat al-Ankabut ayag 43 yang artinya: “Dan
perumpamaan-perumpamaan itu hanya dibuatkan untuk manusia, tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.”
Yang dimaksudkan dengan “Memahami” pada ayat diatas adalah
mengetahui tentang faedah dan pelajaran yang bisa diambil dari tamsil yang
disajikan oleh al-qur’an tersebut, dan ini hanya dapat dilakukan oleh
orang-orang yang berilmu.
Demikian diantara tujuan dibuatnya ayat-ayat tamsil dalam
al-qur’an. Semoga kita bisa menyingkap misteri yang terkandung di dalamnya.
Fuad Kauma. Tamsil
Al-Qur’an. Mitra Pustaka: Yogyakarta. 2000.
0 comments:
Post a Comment