Tuesday, 19 June 2012

Perkembangan Islam Di Filiphina



A. Pendahuluan
Asia Tenggara adalah sebutan untuk wilayah daratan Asia bagian timur yang terdiri dari Jazirah, Indonesia, Cina, dan kepulauan yang banyak serta terlengkapi dalam Negara Indonesia dan Filiphina. Melihat sejarah masa lalu, telihat bahwa islam bukanlah Agama pertama yang tumbuh pesat, akan tetapi Islam masuk kelapisam masyarakat yang waktu itu telah memiliki peradaban, budaya, dan Agama. Taufiq Abdullah menulis dalam bukunya Reanisans Islam di Asia Tenggara. Bahwa kawasan Asia Tenggara terbagi menjadi Tiga bagian berdasarkan atas pengaruh yang di terima wilayah tersebut.
Pertama, adalah wilaayah Indianized Southeast Asia. Asia Tenggara yang di pengaruhi India yang dalam hal ini Hindu dan Budha .
Kedua, adalah Sinized Southeast Asia, wilayah yang mendapatkan pengaruh Cina adalah Vietnam.
Ketiga, yaitu wilayah Asia Tenggara yang di Spanyolakan, atau Hispainized Souteast Asia yaitu Filiphina.
Ketiga pembagian tersebut seolah meniadakan pengaruh Islam yang begitu besar di Asia Tenggara, khususnya Filiphina.
Negara Filiphina adalah sebuah wilayah yang terdiri dari beberapa pulau besar sampai kecil, yang paling besar adalah pulau luzon dan Mindanau, yang merupakan dua pertiga seluruh Filiphina.

B. Letak Geografis dan Sejarah Filiphina


Filiphina terletak di samudara pasifik barat sejauh (800 km) di Tenggara Cina, Filiphina berada di timur laut Kalimantan dan persis di selatan Taiwan. Negara ini memiliki daerah lahan yang hampir seluas Italia. Dua puluh terbesarnya, yang mencakup setengah luas seluruhnya, adalah luzon diutara dan Mindanau diselatan. Bagian terbesar Filiphina bergunung, yaitu bagian dari sabuk gunung berapi yang mengelilingi pasifik. Dengan luas wilayah 300.000 km2. Hutan menutupi lebih dari separuh permukan lahan kepulauan itu, sedangkan yang dapat di tanami hanya kurang sepertiganya.
Sejarah Filiphina sebagai suatu Bangsa di mulai sejak abad ke-16 denagan penaklukan oleh Spanyol. Namun Negara Filiphina sebenarnya adalah penghormatan bagi (Fhilip II) dari Spanyola. leluhur pertama Bangsa Filiphina mungkin telah datang sejak sekitar 5000 tahun sebelum masehi, bersenambung terus sampai saat masuknya Spanyol.
Sejarah hubungan antara kaum Muslim di Filiphina selatan atau Moro dan pengusa penjajah Spanyol merupakan sejarah konfrontasi abadi. Setelah penduduk militer dari tahun 1899 hingga 1903, proivinsi Moro berdiri tahun 1903-1913 sebagai unit politik dan militer, dari tahun 1914 hingga tahun 1920, di dirikan wilayah bagian Mindanau dan Sulu. Tak lama kemudian urusan kaum muslimpun ditangani oleh pemerintah Filiphina. Agama merupakan masalah uatama. Pendidikan Agama Islam tetap memainkan peran penting dalam sosialisasi masyarakat. Gejala di Filiphina pasca kolonialisme adalah keristenisasi dan Filipinaanisme yang menyebabkan kegelisahan terpendam di kalangan kaum muslim akan masa depan mereka yang hidup dalam bangsa Filiphina.
Islam telah memiliki sejarah yang panjang di Filiphina sejak jaman pra kolonia. Masyarakat muslim di bagian selatan tercatat sebagai masyarakat yang mampu mempertahankan diri dari penetrasi Spanyol selama tiga ratus tahun, sejak pemulaan abad xx sejarah wilayah kaum muslim di selatan mulai disatukan secara administratif dan sistematis ke dalam masyarakat politik yang lebih luas.
Muslim Filihipina merupakan kelompok keagamaan minoritas (4 sampai 7 persen) dalam suatu Negara di Asia Tenggara yang di dominasi oleh pemeluk keristen. Meskipun terkonsentrasi di kepulauan Filihipina selatan, tiga hingga sepuluh kelompk etnorelegius muslim minoritas tersebut di pisahkan oleh hambatan-hambatan geografis dan linguistik. Moro (Moor), pertama-tama di gunakan oleh para pedagang Eropa untuk menyambut seluruh penduduk muslim di Asia Tenggara. Istilah ini tetap di gunakan para kolonial Spanyol di Filihipin.

C. Masuknya Islam dan Berkembangnya di Filiphina
Hampir semua silsilah bermula pada masa Raja Sipad (Bahasa Sansekerta: Raja Shripaduka). Pada masa pemerintahan di pulu Jolo, datanglah seorang muslim bernama Tuanku Masha’ika ke suatu tempat yang disebut Maimbuang (bagian selatan pulu Jolo). Sebuah batu nisan atas Nama Maqhealhe, dengan tahu 1310, di temukan di Badatto, tidak jauh dari Jolo pulau Sulu. Penemuan batu Nisan inilah yang di jadikan salah satu bukti Arkeologis masuk dan berkembangnya Islam di Filihipina, pada waktu itu, masyarakat pulau Jolo masih menganut Animisme dan Dinamisme.
Petunjuk pertama tentang kedatangan Tuanku Masha’ika, dan dalam silsilah dari Sulu tidak di sebutkan apakah pada waktu itu penduduk sudah menganut Agama Islam, juga tidak disebutkan bahwa Tuanku Masha’ika memeluk Agama Islam. Namun jika dilihat dari Namanya pastilah dia seorang Muslim, dan dari kedua Nama cucunya yaitu Tuan Hakim dan Aisha, maka pastilah Tuanku Masha’ika seorang Muslim, kemudian dalam sejarah Sulu di catat bahwa Tuanku Masha’ika adalah “Bogot Maumin” kata Maumin dalam Bahasa Arab adalah Mu’minin, juga kata umumnya di asosiasikan di Sulu sebagai orang-orang Islam.
Beberapa kelebihan Tuanku Masha’ika membuatnya dengan mudah diterima dan di hargai oleh masyarakat setempat, bahkan kemudian di Nikahkan dengan seorang putri. Tuanku Masa’ika kemudian memiliki tiga orang anak dan satu orang lagi yang tidak di ketahui Namanya. Ke empat putra dari Tuan Hakim (berarti cucu dari Tuanku masha’ika), dan memerintah di Maimbuang. Inilah titik awal masuknya Islam di Filiphina.
  1. Masuknya Islam di Pulau-pulau Sulu
Menurut “Tarsila” karimul Makhdum tidak di sebut sebagai orang pertama yang memperkenalkan Islam di daerah ini. Kemudian disebut juga Tuan Syarif Aulia.
Prof C.A Mogul mengatakan ada dua orang yang disebut Makhdum yaitu :
  1. Kharim : adalah juga Tuan Syarif Aulia yang datang di buansa melewati tapul dan mendirikan Masjid di Tubing indangan dan akhirnya di makamkan di Tandu Banak.
  2. Aminullah : adalah juga Makhdum yang di sebut Sayid An-Naqib, seorsng yang datang dari Cina, sebagai ulama menyiarkan Islam yang ketika meninggal di makamkan di Bud Aqad.
Sedangkan menurut silsilah Sulu jelas Sayid Abu Bakar di jadikan sultan, ini menujukan bahwa penduduk bangsa dan pemimpin-pemimpin mereka pastilah orang yang telah memeluk Agama Islam yang diterapkan oleh Sayid Abu Bakar, baik di pemerintahan maupun di kehidupan masyarakat.
  1. Masuknya Islam di Kepulauan Mingdanau (Mindanau)
Sayarif Aulia datang di Mingdanau, lalu menetap di sini, kemudian Menikah dan memperoleh seorang putri yang di berinama Paramaisuli, setelah menikah ia berkarya lagi.
Dr. Nageeb Salaby membuat “manuscript” dalam Bukunya Studies in Moro Histories ia mengatakan:
Syarif kebungsuan berlabuh di Natubakin, muara sungai Riocaranda. Tabunaway dan Mamalu denagan orang-orangnya dari Mingdanau membawa jaring dan menuju ke muara sungai ini. Mereka bertemu dengan Syarif Kebungsuan. Tabunaway kemudian menyuruh Mamalu dan orang-orangnya agar naik keperahu, setelah orang-orangnya berkumpul, maka dia mengundang Syarif Kebungsuan untuk bersama ke Mingdanau. Syarif Kebungsuan menolak menyertai mereka kecuali jika mereka mau masuk Islam. Kemudian Tabunaway dan Mamalau mengulangi undangan mereka dan berjanji bahwa mereka akan memeluk Agama Islam.
Lalu Kebungsuan, Tabunaway, dan Mamalu serta orang-orangnya menuju ke Tinundan dan Mindanau. Kebungsuan berhasil memasukan penduduk Mindanau ke dalam Agama Islam.

  1. Islam Masuk di Manila dan Daerah Sekitarnya.
Hubungan Manila dengan Berunei di katakan terjadi pada perermulaan abad ke-16 ketika kesultanan Berunei di pegang oleh Sultan Bulkiah, yaitu Raja yang menguasai Soolook yang kemudian menguasai pulau Selurong. Menurut silsilah Berunei Raja Selurong adalah Datooh Gamban.

D. Masalah Umat Islam dan Pemerintahan Filiphina
Masalah umat Islam di Filiphina terbagi menjadi beberapa fase di antaran :
  1. Masa Kolonial Spanyol
 Orang Eropa pertama yang datang ke Filiphina adalah Mangalia pada tahun 1521. Beliau Berbangsa Portugis dan kemudian bergabung dengan Spanyol. Pada tahun 1517, pasukan ligazapi menaklukan Manila yang ketika itu merupakan salah satu kerajan Islam, maka penjajahan terhadap Filiphina oleh Spanyol. Tujuan utama penaklukan Filiphina oleh Spanyol adalah latar belakang politik (kebanggan mejadi emperium besar dunia). Ekonomi (monopoli perdaganan), dan missionaris (proses keristenisasi paksa umat Islam Filiphina menjadi keristen) Spanyol melancarkan serangan terhadap umat Islam Filiphina yang mereka sebut dengan “Moro” dengan pertimbangan persaingan dengan pertentangan agama dan politik (Barangay). Usaha ini di lakukan dengan berbagai cara yaitu: dengan kekerasan, bujukan, maupun dengan cara-cara halus, seperti memberikan hadiah posisi sosial agar orang Islam bersedia memeluk keristen. Selanjutnya mereka yang telah di keristenkan akan menjadi sekutu Spanyol dalam menambah luas lagi pengaruhnya ke selatan.
Namun, tidak seluruh muslim Filiphina dapat di keristenkan, khususnya umat Islam Sulu, tetap memberikan perlawanan yang tidak kenal menyerah
Bangsa Moro yang menolak keristenisasi, karena merasa di diskriminasi atas peluang dan kesempatan hidup mereka, kemudian bangkit berjuang menentang penjajah Spanyol. Bagi Bangsa Moro, berjuang melawan Spanyol dan kemudian Filiphina sendiri merupakan perjuangan suci (Jihad Fi Sabililah).
  1. Masa Imprealisme Amerika Serikat
Penguasaan Amerika Serikat atas Filiphina terjadi sebagai akibat dan pembakaran pesawat terbang Amerika “ The Mines” di pelabuhan Havana, pada malam 15 februari 1898. Pihak Amerika menuduh Spanyol yang bertanggung jawab dalam peristiwa tersebut, akhirnya dengan sebuah perjanjian di Washington yang sama sekali tidak membawa serta masyarakat Filiphina, Spanyol menyerahkan kekuasanya atas Filiphina ke Amerika serikat.
Pada masa-masa awal, kolonial Amerika Serikat di Filiphina berusaha menarik para pemimpin Islam agar menerima kekuasaan Amerika, setelah peperangan berakhir, mulailah Amerika meranycang penyatuan wilayah Sulu dan sekitarnya, yang sebelumnya di perintah oleh Sultan dan Datu Sulu, ke dalam wilayah Filiphina. Sejak saat itulah umat Islam menolak penguasa Amerika Serikat dengan semua kebijaksanaanya.
Konsep dan gagasan Amerika itu di tuangkan dalam “Fhilipines Bull” tahun 1902, yang membagi wilayah Islam selatan menjadi lima bagian. Pada 15 Desember 1915, pengelolaan wiliyah Moro di sederhanakan menjadi Minadau dan Sulu (1914-1920), Mindanau di gabungkan dengan luzon Sulu di gabungkan dengan Visayas. Tujuan penyatuan ini adalah menghilangkan ekslusivisme Islam wilayah Mindanau dan Sulu. Pemimpin dan umat Islam Moro keberatan atas kebijakan tersebut, tetapi mereka tidak mempunyai kemampua untuk menolongnya. Pada Februari 1920, pengurusan Mindanau dan Sulu akhirnya di ganti dengan Akta 2878 undang-undang Filipina. Akta ini mengakhiri penjajahan Amerika Serikat atas Filiphina. Selanjutnya pengawalan penduduk Moro dilakukan oleh Bureau Of Nonchristian Tribes, yang di kendalikan oleh keristen Filiphina sendiri
  1. Masa Peralihan
Peralihan kekuasaan dari Amerika ke bangsa Filiphina sendiri (1920) tidak kemudiaan menguntungkan bangsa Moro, tetapi justru menambah kesulitan baru. Oleh karena itu, para pemimpin Moro mengirim utusan dari petisi kepada Amerika Serikata, yang isinya mengungkapkan hasrat bangsa Moro untuk hidup terpisah dari Filiphina merdeka. usaha ini bahkan dua kali yaitu pada 1921, tetapi kedua petisi itu di abadikan oleh pemerintah Filiphina.
Ketidak puasan terhadap kebijakan tersebut menyebabkan beberapakali pergolakan bersenjata. Dalam usaha menenangkan umat Islam, pemerintah Filiphina mendirikan Comission On National Integration. Pada 22 juni 1957, yang termuat dalam akta republik 1888, Commisioner Of Natoinal Integration (CNI), yang bertnggung jawab atas peroses penintegrasian semua penduduk dan golongan minoritas ke dalam kewarganegaraan Filiphina.
  1. Masa Pasca Kemerdekaan
Sebagai reaksi dan pembelaan diri, orang Islam mendirikan muslim independence movement (Mira) pada 1969 di Mindanau, Sulu dan perlawanan. Kemudian, organisasi ini mengubah Namanya menjadi Mindanau independence movement. Organisasi yamg paling radikal adalah vinion of islamic forces and organization dan Anshar Al-Islam. Mulai 1972 Wational Libertion Front (MWLF), di ketahui oleh confrence (oil/okl), islamic confrence of foeisn ministers (ICFM) dan presiden libiya Muammar Khaddafi.

E. Penyelesaian dan Masa Depan Umat Islam Filiphina
Tidak dapat di bantah bahwa selama ini setiap kali kita membicarakan Islam di Filiphina, yang terbanyang adalah pejuang bersenjata separaatis Islam Moro untuk berusaha lepas dari cengkeraman Filiphina yang di anggap menekan umat Islam, dengan semua politik argumentasi masang-masing. Sebenarnya, kajian tentang Islam Filiphina juga memiliki banyak ragam dan nuansa. Salah satunya adalah munculnya “ kebangkitan “ Islam yang cukup dinamis dalam kerangka Filiphina, yaitu pembangunan muslim Filiphina dalam sukses harmonis, sinegris, dan mulai belajar saling percaya
Seorang ilmuan muslim Filiphina. Asiri Abu Bakar, menguraikan beberapa faktor yang turut menyambung kebangkitan islam di Filiphina da masa depan.
  1. Bertambahnya hubungan dengan ulama dan para pedangan Muslim pelajar dunia Arab dan sekitar Filiphina.
  2. Bertambahnya jumblah warga Moro yang pergi Naik Haji.
  3. Bertambahnya kesmmpatan melakukan stady di beberapa pusat stady Islam di seluruh dunia
  4. Partisipasi aktif dalam berbagai pertemuan regional dan international
  5. Kebanyakan ratusan pelajar Muslim Filipina dari luar Negri
  6. Semakin banyaknya didirikan madrasah (Madarasah, sekolah Agama) di daerah-daerah yang selama ini terisolasir dan
  7. Berbagai konferensi pers internaional dan peliputan terhadap perang yang sedang berlangsung di Mindanau dan ke kejaman yang dilakukan oleh beberapa personil militer di wilayah tersebut.
F. Penutup
  • Muslim Filipina merupakan kelompok keagamaan minoritas, 4 sampai 7 persen dalam suatu Negara di Asia Tenggara yang di dominasi oleh pemeluk keristen. Meskipun terkonsentrasi di kumpulan-kumpulan Filipina selatan, terdiri atas tiga hingga sepuluh kelompok etnorelegius Muslim minoritas tersebut dipisahkan oleh hambatan-hambatan gegrafis dan linguistik .
  • Moro (Moor). Merupakan istilah yang di pakai oleh orang-orang Islam Filipina.
  • Masuk dan berkembangnya Islam di Filipina ditandai dengan datangnya seorang Muslim bernama Tuanku Masha’ika ke suatu tempat yang di sebut Maimbuang dan di tandai dengan adanya batu Nisan atas Nama Maqhealhe, dengan Tahun 1310.
  • Dalam pemerintahanya, Filiphina mengalami beberapa kali penjajahan dan akhirnya Filiphina merdeka serta menghadapi beberapa permasalahan dan akhirnya terselesaikan.


DAFTAR PUSTAKA

Internal, Grotier. Negara dan Bahasa Asia Jilid 3. Jakarta : PT. Widyadara . 1988
Saeful. Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2010.
Muhammad Syamsu. Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya. Jakarta: Lentera. 1999
Tohir, Ajid. Studi Kawasan Islam Perspektif Etno-Lingustik dan Geo-Politik. Jakarta : Rajawali Pres. 2009
W. Hefner, Robet. Islam di Era Negara-Bangsa Politik Kebangkitan Agama Muslim Asia Tenggara. Yogyakarta : TiaraWacana.2001.

2 comments: