A. Mengenal Myanmar
Negara
Myanmar dulu dikenal sebagai Birma atau Burma. Namun, pada masa pemerintahan
junta militer yakni yang dipimpin oleh Jenderal Ne Win, secara resmi menukar
nama negara dari Burma menjadi Myanmar pada tanggal 18 Juni 1989, dan
ibukotanya dari Rangoon menjadi Yangon. Junta militer mengubah nama Burma
menjadi Myanmar agar etnis non-Burma merasa menjadi bagian dari negara. Pada
tanggal 7 November 2005, pemerintah membangun ibukota baru yang bernama
Naypyidaw, dan memindahkan ibukotanya dari Yangon ke Naypyidaw. Mereka juga
mengubah lagu kebangsaan dan bendera pada tanggal 21 Oktober 2010. Negara ini
secara geografis terletak di ekor anak benua India, di sebelah barat berbatasan
dengan laut Andaman, di sebelah utara berbatasan dengan India, di sebelah timur
berbatasan dengan China, dan disebelah selatan berbatasan dengan Thailand.
Luas
seluruh wilayahnya adalah 678.000 km2, dengan jumlah penduduk 45
juta jiwa. Mayoritas penduduk Myanmar berbangsa Burma dan beragama Buddha.
Disamping itu, terdapat juga etnis minoritas seperti Karen, Chin, Kachin, Shan,
dan Rohingya.
Secara
fisiografis, Myanmar terdiri atas rangkaian pegunungan Himalaya, di antaranya
terletak memanjang sungai Irawadi, Sitting, dan Salween. Myanmar beriklim
tropis, sehingga memiliki dua musim; musim kemarau dan musim hujan.
Penduduk
Myanmar terdiri dari 75% etnis Burma, yang tinggal di lembah Delta sungai
Irawadi, 9% etnis Karen, dan 7% etnis Shan. Dibagian barat tinggal beberapa
kelompok etnis Chinese yang merupakan
pendatang terbesar. Bahasa resmi negara ini adalah bahasa Burma. Kota besarnya
adalah Rangoon (3,2 juta jiwa), Mandalay (500.000 jiwa), Moulmein (100.000
jiwa). Di bidang pendidikan, pemerintah Myanmar memberikan pendidikan dasar
secara gratis dan memiliki dua universitas besar, yaitu Universitas Rangoon dan
Universitas Mandalay.
B. Masuk dan
Berkembangnya Islam di Myanmar
Setelah
Islam tersebar di sekitar pantai benua kecil India sekitar abad ke-7 M,
pedagang Islam mulai menyebarkan agama itu ke Burma (Myanmar). Mayoritas mereka
berasal dari etnis Arab, Persia, dan India. Pelaut-pelaut Islam ini untuk
pertama kalinya sampai di Burma (Myanmar) kira-kira abad ke-9 M. Tumpuan mereka
adalah berdagang di sekitar pantai Arakan dan hilir Burma (Myanmar).
Dalam
tulisan-tulisan pelaut (pengembara) Arab dan Persia pada masa itu terdapat
catatan tentang Burma (Myanmar). Ibn Khordadhbeh, Ibn al-Faqih, dan al-Maqdis
yang melintasi kawasan ini pada abad ke-9 dan 10 M telah mencatatkan aktivitas
pedagang-pedagang Islam di Burma (Myanmar) ketika itu. Diantara mereka ada yang
singgah karena untuk berdagang dan ada pula karena menanti angin sebelum
meneruskan pelayaran mereka ke timur atau kembali ke India atau tanah Arab. Ada
juga diantara mereka yang akhirnya menetap karena kapal yang mereka tumpangi
rusak atau tenggelam. Mereka yang agak lama tinggal di Burma (Myanmar) ini
akhirnya menikah dengan penduduk setempat yang beragama Buddha, sehingga
terbentuk komunitas-komunitas Islam di pelabuhan-pelabuhan negara tersebut.
Orang-orang keturunan Islam ini dikenal sebgai Pathee atau Kala. Perkawinan
campuran ini telah menyebabkan tersebarnya agama Islam di sekitar kota-kota
pelabuhan di Burma (Myanmar) terutama setelah abad ke-10 M.
Generasi awal Muslim yang datang ke delta
Sungai Ayeyarwady Burma, yang terletak di pantai Tanintharyi dan di Rakhine
bermula pada abad ke 9. Keberadaan orang-orang
Islam dan da'wah Islam pertama ini didokumentasikan oleh para petualang Arab,
Persia, Eropa, dan Cina abad ke 9. Orang-orang Islam Burma merupakan keturunan
dari orang-orang Islam yang menetap dan kemudian menikahi orang-orang dari
etnis Burma setempat. Orang-orang Islam yang tiba di Burma umumnya sebagai
pedagang yang kemudian menetap, anggota militer, tawanan perang, pengungsi, dan
korban perbudakan. Bagaimanapun juga, ada diantara mereka yang mendapat posisi
terhormat sebagai penasehat raja, pegawai kerajaan, penguasa pelabuhan, kepala
daerah, dan ahli pengobatan tradisional.
Muslim Persia tiba di utara Burma yang
berbatasan dengan wilayah Cina Yunnan pada tahun 860. Orang-orang Islam Burma
kadang-kadang di sebut Pathi, sebuah nama yang dipercayai berasal dari Persia.
Banyak perkampungan di utara Burma dekat dengan Thailand tercatat sebagai
penduduk Muslim, dengan jumlah orang-orang Islam yang sering melebihi penduduk
lokal Burma.
Myanmar,
sebagaimana negara-negara tetangganya, memiliki persoalan yang sama mengenai
keragaman etnisitas dan religiusitas di wilayahnya. Sebagaimana Thailand dan
Filiphina, kaum minoritas menjadi bagian yang terpinggirkan oleh kebijakan
negara yang lebih berpihak kepada kelompok etnis dan keagamaan mayoritas. Tak
terkecuali nasib umat Islam di tengah mayoritas umat Buddha.
Agama
Islam yang pertama kali hadir di Myanmar pada tahun 1055, sehingga kini masih
menjadi kaum pinggiran. Hasil jerih payah para saudagar Arab yang beragama
Islam yang mendarat di delta sungai Ayeyarwady, semenanjung Tanintharyi, dan
daerah Rakhin dengan upaya dakwa mereka, kini baru menuai hasil sebagai
etnisitas yang keberadaannya tetap dicurigai dan bahkan sebagian diintimidasi
karena dianggap berpotensi sebagai kekuatan yang membahayakan junta militer
Myanmar dan mengancam eksistensi kaum mayoritas Buddha di wilayah itu.
Populasi
umat Islam yang ada di Myanmar saat ini terdiri dari keturunan Arab, Persia,
Turki, Moor, Pakistan dan Melayu. Selain itu, beberapa warga Myanmar juga
menganut agama Islam seperti dari etnis Rakhin dan Shan. Populasi Islam di
Myanmar sempat meningkat pada masa penjajahan Britania Raya, dikarenakan
banyaknya umat Muslim India yang bermigrasi ke Myanmar. Tetapi, populasi umat
Islam semakin menurun ketika perjanjian India-Myanmar ditandatangani pada tahun
1941.
Sebagian
besar Muslim di Myanmar bekerja sebagai penjelajah, pelaut, saudagar dan
tentara. Umat Muslim asli Myanmar disebut Pathi dan Muslim China disebut
Panthay. Konon, nama Panthay berasal dari kata Parsi. Kemudian, komunitas
Muslim bertambah di daerah Pegu, Tenasserim, dan Pathein.
Salah
satu kelompok etnis yang beragama Islam negara bagian Arakan adalah Rohingya.
Sebuah kelompok etnis-Muslim yang oleh junta militer Myanmar tidak diakui
sebagai bagian dari komunitas etnis yang sah di wilayah itu. Sehingga mereka
terusir di beberapa Negara sebagai kelompok pengungsi dan manusia-perahu.
Mereka antara lain tersebar menjadi pendatang liar di Thailand, Myanmar,
Srilangka bahkan ada sebagian dari kelompok mereka yang terdampar di Aceh
(Indonesia) sebagai kelompok manusia-perahu.
Arakan
sendiri merupakan sebuah negara bagian seluas 14.200 mil persegi yang terletak
di barat Myanmar. Merupakan daerah pesisir timur teluk Bengali yang
bergunung-gunung. Berbatasan langsung dengan India di utara, berbatasan dengan
negara bagian Chin di timur laut, berbatasan dengan Magwe dan Pegu di timur,
berbatasan dengan Irawadi di selatan dan Bangladesh di barat laut. Saati ini
dihuni oleh sekitar 5 juta penduduk yang terdiri dari dua etnis utama, Rohingya
yang yang beragama Islam dan Rakhine/Maghs yang beragama Buddha.
Kata
Rohingya berasal dari kata Rohang, yang merupakan nama lama dari negara bagian
Arakan. Etnih Rohingya sudah tinggal di Arakan sejak abad ke-7 M. Hal ini
merupakan bantahan bagi junta militer yang menyatakan bahwa etnis Rohingya
merupakan pendatang yang ditempatkan oleh penjajah Inggris dari Bangladesh.
Memang secara fisik etnis Rohingya memiliki kesamaan fisik dengan orang
Bangladesh. Merupakan keturunan dari campuran orang Bengali, Persia, Mongol,
Turki, Melayu dan Arab menyebabkan kebudayaan Rohingya sedikit berbeda dari
kebanyakan orang Myanmar. Termasuk dari segi bahasa yang banyak dipengaruhi
oleh bahasa Arab, Parsi, Urdu dan Bengali.
Arakan
dulunya merupakan sebuah negara independen yang pernah dikuasai secara
bergantian oleh orang Hindu, Buddha dan Muslim. Pada 1203 M Bengal menjadi
sebuah negara Islam, dan sejak saat itu pula pengaruh Islam mulai merambah
masuk ke wilayah Arakan. Hingga pada akhirnya pada tahun 1430 M, Arakan menjadi
sebuah negara Muslim. Selama 350 tahun kerajaan Muslim berdiri di Arakan dan
umat islam hidup dengan tenang.
Penduduk
Muslim Rohingya merupakan mayoritas penduduk Arakan, dengan jumlah ±90%. Namun
selama 45 tahun kemerdekaan Burma (Myanmar) jumlah itu terus berusaha
dikurangi, mulai dari pengusiran hingga pembunuhan, hingga saat ini hanya
tersisa sedikit umat Islam Rohingya di selatan Arakan sedangkan di bagian utara
Rohingya masih menjadi mayoritas.
Berbeda
dengan etnis lain yang berhak mendirikan negara bagian sendiri, etnis Rohingya
kehilangan haknya, bahkan wilayahnya (Arakan) diserahkan kepada etnis Rakhin
yang beragama Buddha, walaupun populasinya kurang dari 10% penduduk Arakan.
Sejak saat itulah hak-hak etnis Rohingya bersaha dihilangkan oleh politisi
Buddha Burma.
C. Pembagian
Administratif
Secara
administratif, Myanmar dibagi menjadi tujuh negara bagian (pyine) dan tujuh
divisi (yin), diantaranya:
Negara Bagian di Myanmar
|
Divisi-divisi di Myanmar
|
1. Negara bagian Chin
|
1)
Divisi Irawadi
|
2. Negara Bagian Kachin
|
2)
Divisi Bago
|
3. Negara Bagian Kayin (Karen)
|
3)
Divisi Magway
|
4. Negara Bagian Kayah (Karenni)
|
4)
Divisi Mandalay
|
5. Negara Bagian Mon
|
5)
Divisi Sagaing
|
6. Negara Bagian Rakhine (Arakan)
|
6)
Divisi
Tanintharyi
|
7. Negara Bagian Shan
|
7)
Divisi Yangon
|
D. Kelompok-kelompok
Etnis di Myanmar
Secara
garis besar, kelompok etnis di Myanmar dapat dikelompokkan dalam delapan
kelompok etnis:
1.
Etnis Bamar/Burma. Dua
pertiga dari total warga Myanmar. Beragama Buddha, menghuni sebagian wilayah
negara kecuali pedesaan.
2.
Etnis Karen. Suku yang
beragama Buddha, Kristen atau paduannya. Menghuni pegunungan dekat perbatasan
dengan Thailand.
3.
Etnis Shan (Siam dalam bahasa Thai). Etnis
yang beragama Buddha yang berkerabat dengan etnis Thai. Pada umumnya menghuni
di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar.
4.
Etnis Arakan. Juga
disebut Rakhine, umumnya beragama Buddha dan tinggal di perbukitan di Myanmar
barat.
5.
Etnis Mon. Etnis yang
beragama Buddha yang menghuni kawasan selatan dekat perbatasan Thailand.
6.
Etnis Kachin. Kebanyakan
beragama Kristen. Mereka juga tersebar di China dan India.
7.
Etnis Chin. Kebanyakan
beragama Kristen, menghuni dekat perbatasan India.
8.
Etnis Rohingya. Etnis
Muslim yang tinggal di utara Rakhine (Arakan), banyak yang telah mengungsi ke
Bangladesh atau Thailand.
E.
Deskripsi Negara
Laos
Laos terletak di bagian dalam Semenanjung Indocina yang
berteras-teras dan bergunug-gunung, yang merupakan perpanjangan benua Asia yang
luas ke utara. Di bagian timur Laos, yang berbatasan dengan Vietnam, terletak
berbagai jurang tinggi dari pegunungan Kordilera Annam. Menurut sejarahnya,
pegunungan ini telah menjadi penghalang alamiah bagi yang ingin melintas dan
merupakan alasan utama untuk membedakan suku Laos dan Thai di bagian barat
dengan suku Vietnam di bagian timur pegunungan.
Iklim di Laos pada umumnya adalah hangat meskipun terpengaruh
oleh berbagai perubahan musim. Suhu udara berkisar dari 28 C di musim panas
hingga 15-26 C mulai bulan November sampai bulan Februari. Maret dan April
biasanya merupakan bulan-bulan yang panas dan kering. Mulai bulan Mei hingga
Oktober, angin pasat baratdaya membawa curah hujan setinggi 25 cm setiap bulannya.
Selama musim kemarau, November-April, rata-rata curah hujan adalah kurang dari
2,5 cm.
Sumber alam Laos, yang sebagian besar belum di olah, terdiri
atas kayu jati, timah, timbel, perak, dan emas. Terdapat juga potensi
hidroelektrik yang besar di sepanjang sungai yang banyak jumlahnya. Khususnya
sungai Mekong, salah satu sungai terbesar di Asia Timur. Selama beratus-ratus
tahun Transportasi air merupakan sarana utama untuk memindahkan orang dan
barang di dalam Laos. Sungai Mekong yang menjadi tapal batas Barat Laos dengan
Thailand, merupakan urat nadi utama bagi komunikasi anatara Laos Utara dan
Selatan. Berbagai anak sungai Mekong menyediakan jalan alam menuju perjalanan
yang bergunung-gunung.
Kota Laos hanya memiliki beberapa kota penting, yang utama
diantaranya adalah Vientiane dan Luang Prabang keduanya terletak di tepi sungai
Mekong. Vientiane (Berpenduduk 90.000 jiwa) merupakan kota terbesar dan Ibu
kota Negara, serta merupakan pusat perdagangan terkemuka di Laos. Bandara utama
Laos terletak di Vientiane. 210 km Barat Laut dari
Viantiane terletak kota Luang Prabang, bekas Ibu kota kerajaan Laos
(Berpenduduk 44.000 jiwa). Luang Prabang terutama merupakan Kota Pasar, yaitu
tempat menjual berbagai barang yang di produksi oleh para petani, nelayan, dan
pekerja kayu.
F.
Masuk dan
berkembangnya Islam di Laos
Laos dikenal sebagai
salah satu Negara dengan sistem pemerintahan komunis yang tersisa di dunia
dengan mayoritas penduduknya merupakan pemeluk Budha Theravada. Tak heran kalau
Laos merupakan negara dengan penduduk Muslim paling sedikit di Asia Tenggara.
Agama Islam pertama
kali masuk ke Laos melalui para pedagang Cina dari Yunnan. Para saudagar Cina
ini bukan hanya membawa dagangannya ke Laos, namun juga ke negara tetangganya
seperti Thailand dan Birma. Oleh masyarakat Laos dan Thailand, para pedagang asal Cina ini dikenal dengan
nama Chin Haw. Peninggalan kaum Chin Haw yang ada hingga hari ini adalah: beberapa kelompok kecil komunitas Muslim yang
tingal di dataran tinggi dan perbukitan. Mereka menyuplai kebutuhan pokok
masyarakat perkotaan. Di sini, mereka memiliki masjid besar kebanggaan.
Letaknya di ruas jalan yang terletak di belakang pusat air mancur Nam Phui.
Masjid ini dibangun dengan gaya neo-Moghul dengan ciri khas berupa menara gaya
Oriental. Masjid ini juga dilengkapi pengeras suara untuk adzan. Ornamen lain
adalah tulisan-tulisan di dalam masjid ini ditulis dalam lima bahasa, yaitu
Arab, Tamil, Lao, Urdu, dan Inggris. Selain kelompok Muslim Chin Haw, ada lagi
kehadiran kelompok Muslim lainnya di Laos yaitu komunitas Tamil dari selatan
India. Muslim Tamil dikenal dengan nama Labai di Madras dan sebagai Chulia di
Malaysia dan Phuket. Mereka masuk Vientiane melalui Saigon yang masjidnya
memiliki kemiripan dengan masjid mereka di Tamil. Para jamaah Muslim India
Selatan inilah yang mendominasi masjid di Vientiane. Meski demikian, masjid ini
juga banyak dikunjungi jamaah Muslim dari berbagai negara. Jamaah tetap di
masjid ini termasuk para diplomat dari negara Muslim di Vientiane, termasuk
dari Malaysia, Indonesia, dan Palestina. Laos merupakan salah satu negara yang
kaya dengan keberagaman etnis. Setengah populasinya yang mencapai empat
setengah juta orang berasal dari etnis Lao atau yang dikenal masyarakat
lokalnya sebagai Lao Lum. Selain mendominasi dari segi jumlah penduduk, mereka
juga mendominasi pemerintahan dan komunitas masyarakatnya. Mereka yang berasal
dari etnis ini memiliki kedekatan kekerabatan dengan penduduk kawasan timur
laut Thailand. Mereka berasal dari dataran rendah Mekong yang hidup mendominasi
di Vientiane dan Luang Prabang. Secara tradisional, mereka juga mendominasi
pemerintahan dan masyarakat Laos.
Saat ini, sebagian
besar Muslim di Vientiane merupakan pembisnis. Mereka berjaya di bidang
tekstil, ekspor-impor, atau melayani komunitas mereka sendiri dengan menjadi
penjual daging atau pemilik restoran halal. Beberapa restoran terletak di
kawasan Taj off Man Tha Hurat Road, dan dua atau tiga restoran halal lainnya
berdiri di persimpangan jalan Phonxay dan Nong Bon Roads. Selain melayani
komunitas Muslim, mereka juga menyediakan jasa ketring bagi petugas kedutaan
yang beragama Islam. Sisanya, para pekerja Muslim lokal di Vientiane bekerja di
bagian tesktil di berbagai pasar di kota ini, seperti di Talat Sao atau pasar
pagi, di persimpangan jalan Lan Xang, dan Khu Vieng.
Selain di Vientiane,
ada lagi komunitas Muslim lainnya di Laos. Namun mereka berjumlah lebih sedikit
dan memutuskan tinggal di kota kecil di luar Vientiane. Sebagian orang
menyatakan ada sebuah masjid kecil di Sayaburi, di tepi barat Mekong tidak jauh
dari Nan. Sayaburi dulu pernah dinyatakan sebagai daerah tertutup bagi orang
asing.
Muslim Laos didominasi
oleh para pendatang dari kawasan Asia Selatan dan juga Muslim Kamboja. Khusus
untuk Muslim Kamboja, mereka adalah para pengungsi dari rezim Khmer berkuasa.
Mereka melarikan diri ke Negara tetangga mereka (Laos), setelah pemimpin rezim
Pol Pot menyerukan gerakan pembersihan masal etnis Kamboja Cham Muslim dari
tanah Kamboja. Sebagai pengungsi, kehidupan mereka terbilang miskin. Selain itu
mereka mengalami trauma akibat pengalaman hidup di bawah tekanan Khmer sejak
1975. Semua masjid di Kamboja dihancurkan. Mereka juga dilarang untuk beribadah
atau berbicara dalam bahasa Kamboja dan banyak di antara mereka dipaksa untuk
memelihara babi. Sejarah pahit mengiringi kepergian Muslim Kamboja ke Laos.
Mata imam masjid Kamboja di Vientiane, Musa Abu Bakar, berlinang air mata
ketika menceritakan kematian seluruh anggota keluarganya dari kelaparan. Mereka
dipaksa makan rumput, sementara satu-satunya daging yang mereka dapatkan dari
tentara Khmer hanyalah daging babi, yang diharamkan oleh Islam. Beberapa orang
Kamboja, seperti mereka yang di Vientiane, kemudian melarikan diri dari kampung
halamannya. Sementara sisanya berhasil bertahan dengan cara menyembunyikan
identitas etnis mereka dan juga keislamannya. Dari suluruh populasi Muslim
Kamboja, diperkirakan tujuh puluh persennya tewas akibat kelaparan dan
pembantaian.
Kini di Laos diperkirakan ada sekitar 200
orang Muslim Kamboja. Mereka memiliki masjid sendiri yang bernama Masjid Azhar
atau yang oleh masyarakat lokal dikenal dengan nama Masjid Kamboja. Masjid ini
berlokasi di sebuah sudut di distrik Chantaburi
Vientiane. Meski berjumlah sangat sedikit dan tergolong miskin, mereka teguh
memegang agama. Umumnya, mereka adalah penganut mahzab Syafii, berbeda dengan
komunitas Muslim Asia Selatan di Vientiane yang menganut mazhab Hanafi.
Daftar Pustaka
International, Grolier. 1988. Negara dan Bangsa Asia. Jakarta: PT.
Widyadara.
Saifullah. 2010. Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia
Tenggara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Http://Alkayyiscenter.Blogspot.Com/2010/02/Islam-Di-Laos.Html
17:21, 26-05-12.
Http://Id.M.Wikipedia.Org/Wik/Junta_Militer 06:45. 27-05-2012.
Http://Www.Taqrib.Info/Indonesia/Index.Php?Option=Com_content&view=article&id=862:islam-di-myanmar-&catid=61:aghaliathaye-eslami&Itemid=148.
23:18. 26-05-12.
Http://Www.Voa-Islam.Com/News/Analysis/2009/07/31/565/Sejarah-Kedatangan-Islam-Di-Burma/
17:16, 26-05-2012.
terimakasih atas informasinya
ReplyDeleteBAJU MUSLIMAH MODERN
BAJU BATIK UNIK
CONTOH MODEL TERBARU
SOLUSI HP ANDROID
MODEL BAJU BATIK
MODEL KEBAYA MODERN TERBARU
MODEL SEPATU SANDAL BARU
JASA MAKALAH
BELAJAR SEJARAH ISLAM