Friday 6 May 2011

Sejarah Perkembangan Sosiologi

Menurut Peter Berger pemikiran sosiologis berkembang manakala masyarakat menghadapi ancaman terhadap hal yang selama ini dianggap sebagai hal yang memang sudah seharusnya demikian benar, nyata. Manakala hal yang selama ini menjadi pegangan manusia mengalami krisis, maka mulailah orang melakukan renungan sosial.

Para pemuka pemikiran sosiologis terdiri atas sejumlah tokoh klasik seperti Sains–Sinion, Comte, Spencer, Durkheim, Weber, Marx. Tokoh modern seperti : Sorokin, Mead, Cooley, Simmel, Goffman, Homans, Thibaut dan Kelly, Blau, Parsons, Merton, Mills, Dahrendorf, Coser, Collins.

Antara pemikiran perintis awal dan pemikiran para tokoh sosiologi masa kini terdapat suatu kesinambungan—suatu benang merah. Sebagian besar konsep dan teori sosiologi masa kini berakar pada sumbangan pemikiran para tokoh klasik. Para ahli agaknya akan cenderung sepaham bahwa August Comte, Herbert Spencer, Emile Durkheim, Karl Marx dan Max Weber merupakan perintis sosiologi.

Dalam sosiologis, tokoh yang sering dianggap sebagai Bapak ialah August Comte. Nama “sosiologi” merupakan hasil ciptaannya. Comte pun dianggap sebagai perintis positivisme. Sumbangan pikiran lain ialah pembagian sosiologi ke dalam dua bagian besar : Statika Sosial (Social Statics) dan Dinamika Sosial (Social Dynamics).

Sumbangan utama Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas. Menurut Marx perkembangan pembagian kerja dalam kapitalsime menumbuhkan dua kelas yang berbeda : Kaum Bourgeouisie dan Kaum Proletar.

Bourgeouisie merupakan kelas yang terdiri atas orang yang menguasai alat produksi. Proletar merupakan kelas yang terdiri atas orang yang tidak memiliki alat produksi.
Buku The Division Of Labor In Society (1968) merupakan suatu upaya Durkheim untuk memahami fungsi pembagian kerja dalam masyarakat, serta untuk mengetahui factor penyebabnya. Ia membedakan antara dua tipe utama solidaritas : Solidaritas Mekanik, yaitu suatu tipe solidaritas yang didasarkan atas persamaan dan dijumpai pada masyarakat sederhana yang belum mengenal pembagian kerja.. dan Solidaritas Organik, yaitu suatu sistem terpadu yang terdiri atas bagian yang saling tergantung laksana bagian suatu organisme biologi.

Dalam buku Rules Of Sociological Method (1965) Durkheim menawarkan definisinya mengenai sosiologi. Menurutnya bidang yang harus dipelajari sosiologi ialah fakta sosial.
Buku Suicide (1968) merupakan upaya Durkheim untuk menerapkan merode yang telah dirintisnya dalam Rules Of Sociological Method untuk menjelaskan angka bunuh diri dengan mengumpulakn dan menganalisis data kuantitatif.

Weber merupakan seorang ilmuan yang sangat produktif. Salah satu bukunya yang terkenal adalah The Protestant Ethic And Spirit Of Capitalisme. Dalam buku ini ia mengemukakan tesisnya yang terkenal mengenai keterkaitan anatara etika protestan dengan muculnya kapitalisme di Eropa Barat.

Sumbangan Weber yang tidak kalah pentingnya ialah kajiannya mengenai konsep dasar dalam sosiologi. Dalam uraiannya Weber menyebutkan pula bahwa sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan sosial.

Konsep Penting
  • Collective Conscience : Suatu sistem kepercayaan dan perasaan yang menyebar merata pada semua anggota masyarakat (Durkheim).
  • Metode Positif : Metode kajian yang berobjek fakta, bermanfaat, serta mengarah kekepastian dan kecermatan dengan memakai sarana pengamatan, perbandingan, eksperimen, atau metode histories (Comte).
  • Paternity : Pangkuan bahwa seorang tokoh adalah pendiri suatu bidang ilmu dengan memberikan nama “Bapak” bagi bidang yang bersangkutan.

Prof. Dr. kamanto Sunarto.”Pengantar Sosiologi”. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta: 2000.






0 comments:

Post a Comment