Wednesday, 8 June 2011

Bagaimana Cara Agar dapat Bebas Dari Ajakan Setan ?

Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah (Q.S 4:76). Muslihat itu seperti sarang laba-laba muncul di hadapan anda—muslihat itu tidak dapat mencegah anda untuk maju ke depan, dan anda tidak perlu terlalu membersar-besarkannya. Setan hanya mengajak atau membisiki, menghiasi perbuatan dosa dan menghadirkannya kepada anda dengan bungkus indah kepalsuan. Orang mukmin tidak boleh menerima undangannya. Ketika setan berusaha membisiki, kita harus sadar bahwa dia sedang menggunakan strategi terlemahnya dan kita harus mengabaikannya. Jika kita perhatikan bisikan ini, kita bisa kalah.
Orang mukmin yang ingin menghindari jebakan ini harus tetap menjauhi dosa-dosa yang dibuat menarik oleh setan. Ketidakpedulian dan mengabaikan ibadah adalah undangan menuju ke “parah” setan: dan barangsiapa yang berpaling dari ingat kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, kami biarkan setan menggodanya; lalu setan itu menjadi teman karibnya. (Q.S. 43:36).
Ingat kepada Yang Maha Pengasih, memikirkan fenomena yang mulia atau suci, dan menghidupkan agama akan melindungi kita dari serangan setan: dan jika terasa oleh engkau tusukan setan, hendaklah engkau berlindung kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, apabila godaan setan menimpa kepada mereka, maka mereka cepat mengingat Allah dan ketika itu pula mereka menyadari kesalahan-kesalahannya (Q.S. 7:200-1).
Rasulullah memberi nasihat: “Jika engkau marah saat sendiri, duduklah; jika engkau marah saat duduk, berbaringlah atau berdirilah dan ambil wudhu.”
Setan juga menggunakan pemandangan yang cabul untuk menyesatkan orang mukmin. Dia menyiksa kita dengan ajakan kepada kesenangan yang tak pantas. Pada saat itu kita harus mengingatkan diri kita bahwa melakukan perbuatan kesenangan yang haram akan mengakibatkan penyelesaian di kemudian hari dan bahkan membahayakan masa depan kita. Kita tidak boleh lupa bahwa hidup di dunia ini hanyalah permainan, ilusi yang menyenangkan, dan bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah di akhirat. 
Ketiak setan membisikan pikiran jahat, orang mukmin harus menyadari bahwa dia menggunakan strategi terlemahnya dan dapat diabaikan. Tenggelam dalam pikiran itu hanya akan melebih-lebihhkan dan memperburuk kelemahan dan ketentraman kita. Kita juga harus menghindari ketidakpedulian dan memastikan bahwa kita tidak mengabaikan ibadah, karena kehilapan dapat menarik perhatian setan. Jika kita ingat Yang Maha Pengasih, memfokuskan pada fenomena yang luhur dan suci dan menghidupkan agama, kita akan mampu menolak setan.    
M. Fethullah Gulen.Memadukan Akal dan Kalbu dalam Beriman.Murai kencana.Jakarta: 2002.

0 comments:

Post a Comment