Mata bukan hanya jendela hati yang bisa menggambarkan emosi seseorang, tetapi juga jendela kesehatan tubuh. Beberapa penyakit dapat dideteksi melalui mata. Penyakit apa saja?
"Selain jendela hati, mata juga jendela kesehatan tubuh," jelas Dr. dr. Tjahjono Darminto Gondhowiardjo, Sp.M, anggota baru Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) disela-sela kuliah innaugurasi 'Menguak 'Jendela Hati' Sebagai Embrio Proses Berpikir Manusia' di RSCM, Jakarta, seperti ditulis Kamis (23/6/2011).
Dr Tjahjono mengatakan bahwa mata bisa dijadikan indikator kesehatan, antara lain:
"Selain jendela hati, mata juga jendela kesehatan tubuh," jelas Dr. dr. Tjahjono Darminto Gondhowiardjo, Sp.M, anggota baru Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) disela-sela kuliah innaugurasi 'Menguak 'Jendela Hati' Sebagai Embrio Proses Berpikir Manusia' di RSCM, Jakarta, seperti ditulis Kamis (23/6/2011).
Dr Tjahjono mengatakan bahwa mata bisa dijadikan indikator kesehatan, antara lain:
- Diabetes
- Stroke
- Kolesterol tinggi
- Penyakit jantung
- Multiple sclerosis
"Mata yang terlihat bening dari depan mengandung kornea dan lensa avaskuler (tidak memiliki pembuluh darah). Ketika misalnya darah penuh dengan gula atau obat-obatan, maka lensa cenderung keruh," ujar Dr Tjahjono.
Kemudian, lanjut Dr Tjahjono, ada retina yaitu lapisan paling tipis tapi mengandung banyak pembuluh darah. Pada saat kualitas darah berubah maka bisa dideteksi dari retina.
"Bisa dilihat apakah orang bisa berisiko stroke atau penyakit jantung dari retina," papar Dr Tjahjono.
Kemudian, lanjut Dr Tjahjono, ada retina yaitu lapisan paling tipis tapi mengandung banyak pembuluh darah. Pada saat kualitas darah berubah maka bisa dideteksi dari retina.
"Bisa dilihat apakah orang bisa berisiko stroke atau penyakit jantung dari retina," papar Dr Tjahjono.
Mata juga bisa menjadi jendela yang menunjukkan kondisi arteri seseorang. Jika terlalu banyak kolesterol yang menumpuk di dinding arteri dan membentuk plak tebal, maka bisa menyebabkan oklusi vena retina saat ada penyumbatan di aliran darah ke dan dari mata.
Arteri retina yang dipersempit atau diblokir oleh kolesterol dapat menghambat sambungan antara saraf optik dan otak. Jika hal ini terus menerus dibiarkan akan menyebabkan sebuah gumpalan darah, maka secara tiba-tiba dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan tanpa rasa sakit.
Seseorang bisa mengetahui kadar kolesterolnya apakah tinggi atau normal melalui pemeriksaan mata. Seperti dikutip dari DiscoveryHealth, melalui pemeriksaan mata dapat dilihat ciri berikut:
Arteri retina yang dipersempit atau diblokir oleh kolesterol dapat menghambat sambungan antara saraf optik dan otak. Jika hal ini terus menerus dibiarkan akan menyebabkan sebuah gumpalan darah, maka secara tiba-tiba dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan tanpa rasa sakit.
Seseorang bisa mengetahui kadar kolesterolnya apakah tinggi atau normal melalui pemeriksaan mata. Seperti dikutip dari DiscoveryHealth, melalui pemeriksaan mata dapat dilihat ciri berikut:
- Corneal arcus, yaitu suatu cincin putih atau abu-abu tipis disekitar tepi kornea. Hal ini menunjukkan ada endapan lemak dan kolesterol di dalam mata. Meskipun sering terlihat pada orang yang sudah tua, tapi orang muda sebaiknya tidak mengabaikan hal ini. Jika ditemukan kondisi ini, maka seseorang disarankan untuk melakukan pemeriksaan kolesterol lebih lanjut.
- Hollenhorst plaque, yaitu adanya potongan kecil dari bahan lemak (kolesterol) yang berasal dari patahan lemak di dinding pembuluh darah dan pergi ke mata.mPlak ini dapat menyebabkan oklusi vena retina dan menunjukkan adanya masalah serius yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
Beberapa kondisi kesehatan juga bisa dilihat dari mata seperti jika saraf optik bengkak dan terdapat darah di mata bisa menjadi indikasi dini adanya tumor otak.
Saraf optik yang pucat dan bengkak menunjukkan adanya multiple sclerosis. Diabetes juga bisa dilihat dari melemahnya penglihatan, mata kusam menunjukkan kondisi tubuh yang tidak sehat sedangkan mata yang terang dan bersih menunjukkan kondisi kesehatan yang baik.
Karenanya pemeriksaan mata secara teratur tidak hanya berguna untuk melihat apakah penglihatan seseorang masih normal atau tidak, tapi untuk memeriksa kondisi mata secara keseluruhan sehingga bisa mengetahui kondisi kesehatannya.
"Saraf mata berkembang dari usia 0-9 tahun. Maka sebaiknya lakukan pemeriksaan mata sejak dini. Anak TK yang usia 4 atau 5 tahun harus sudah pernah diperiksa. Di atas 18 tahun setidaknya 1 tahun sekali dan jika sudah di atas 40 tahun lebih sering lagi," tutup Dr Tjahjono.
Karenanya pemeriksaan mata secara teratur tidak hanya berguna untuk melihat apakah penglihatan seseorang masih normal atau tidak, tapi untuk memeriksa kondisi mata secara keseluruhan sehingga bisa mengetahui kondisi kesehatannya.
"Saraf mata berkembang dari usia 0-9 tahun. Maka sebaiknya lakukan pemeriksaan mata sejak dini. Anak TK yang usia 4 atau 5 tahun harus sudah pernah diperiksa. Di atas 18 tahun setidaknya 1 tahun sekali dan jika sudah di atas 40 tahun lebih sering lagi," tutup Dr Tjahjono.
0 comments:
Post a Comment