Teeori ini pada mulanya berasal dari seorang antropolog Australia, Wilhelm Schmidt (1868-1954), namu sebelumnya seorang sastrawan Ingris, Andrew Lang (1844-1912) juga telah mengemuakanya dalam bukunya The Making of Religion (1898). Terutama dalam bagian kedua buku ini, Lang menulis tentang folklore dan mitologi suku bangsa-suku bangsa di berbagai daerah di bumi ini. Dalam folklore dan mitologi itu dapat dijumpai adanya tokoh-tokoh dewa yang oleh suku bangsa bersangkutan dianggap sebagai dewa tertinggi, pencipta seluruh alam dan seisinya, penjaga ketertian alam dan kesusilaan. Keyakinan terhadap tokoh dewa seperti ini, menurut Lang, terutama terdapat pada suku bangsa yang masih rendah sekali kebudayaannya yang masih menggantungkan hidupnya dari berburu, seperti suku Ona dan Yahgan di sebelah selatan kepulauan Amerika Selatan, suku asli penduduk Autralia, pegunungan Irian Jaya tengah, Pulau Nugini dan sebagainya. Lang mendapatkan bukti bahwa kepercayaan terhadap dewa tertinggi itu tidak timbul akibat pengaruhagama Islam atau Kristen. Kepercayaan seperti ini kemudian terdesak ke belakang oleh adanya kepercayaan terhadap ruh halus seperti Dewa Alam, ruh nenek moyang dan lain-lainnya.
Pendapat Lang di atas kemudian tidak lama lagi diolah oleh Wilhelm Schmidt, seorang antropolog yang juga pendeta Katolik. Ia beranggapan bahwa agama itu berasal dari firman Tuhan yang diturunkan kepada manusia pada masa permulaan sejarahnya. Inilah sebabnya mengapa tanda-tanda adanya suatu kepercayaan terhadap dewa pencipta justru terdapat pada suku-suku yang masih rendah kebudayaannya atau suku yang laing tua, yang memperkuat teori akan adanya Firman Tuhan yang asli. Kepercayaan yang asli dan bersih seperti ini disebut Schmidt dengan Urmonotheismus. Dalam perkembangannya yang kemudian, yaitu pada tingkat kebudayaan yang lebih maju, kepercayaan ini semakin kabur dengan semakin banyaknya kebutuhan manusia. Akhirnya kepercayaan tersebut semakin terdesak oleh adanya pemujaan terhadap makhluk-makhluk halus, ruh, dewa-dewa dan lain sebagainya.
Demikianlah pendadapat para sarjana yang mengadakan studi tentang agama primitif, yaitu agama dari orang-orang yang hidup dalam suatu masyarakat kecil dengan kebudayaan material yang sederhana dan tidak memiliki kesusastraan. Agama semacam ini terdapat di bagian-bagian dunia yang tertutup dan terpisah satu sama lain, dan merupakan perkembangan yang bebas dan berdiri sendiri, tanpa ada hubungan historis atau dengan yang lainnya.
Romdhon, A. Singgih Basuki dkk.Agama-Agama Di Dunia.IAIN Sunan Kalijaga Press. Yogyakarta.
0 comments:
Post a Comment