Berdasarkan data statistik terbaru
yang dikeluarkan tim Internasional tentang masalah kegemukan di negara-negara
maju, ternyata memang menunjukkan bahwa Jepang adalah negara dengan angka
paling rendah (hanya 3%). Sedangkan yang paling tinggi adalah Amerika Serikat
sebesar 34%. Selain itu, di data itu juga disebutkan bahwa rata-rata umur
wanita Jepang tergolong paling tinggi yang mencapai usia 85%.
Hal ini sepertinya akan menarik jika
kita bahas. Pertama, jika kita lihat dari taraf kecintaan orang Jepang terhadap
makanan, dengan presentasi kegemukan yang rendah adalah sangat mengherankan.
Sehingga kita bisa mengira-ngira mungkin rahasianya ada di jumlah kalori
makanan dan minuman yang kecil yang biasa mereka konsumsi. Orang Jepang umumnya
tidak terlalu mementingkan rasa dari berbagai macam bumbu campuran, tetapi
mereka lebih mengutamakan kesegaran dari makanan tersebut. Kebudayaan dan
tradisi Jepang mendorong untuk menghargai 'Kesegaran Yang Paling Utama', maka dari
itu perempuan Jepang senang membeli banyak ikan, sayur mayur, dan buah-buahan
sejenisnya. Sedangkan daging merah, kembang gula, biskuit, dan bahan makanan
cemilan dibeli lebih sedikit. Makanya, kalau teman-teman memakan makanan Jepang
yang asli (dalam artian tidak diubah menjadi selera orang Indonesia seperti
yang dijual di Hoka-Hoka Bento atau restoran-restoran makanan Jepang lainnya di
Indonesia), teman-teman tidak akan menemukan beraneka ragam rasa di sana.
Umumnya kita hanya akan merasakan rasa asin dan manis yang dominan, bahkan
terkadang malah hambar dan tidak ada rasa tambahan selain rasa asli dari bahan
baku makanan tersebut.
Salah satu contoh yang pernah saya
rasakan sendiri mengenai budaya pengontrolan kalori yang biasa dilakukan orang
Jepang adalah ketika saya makan di kantin kampus. Kantin di kampus saya
menyediakan berbagai macam menu makanan dan minuman yang seimbang. Yang menjadi
unik adalah, ternyata di setiap tulisan daftar nama makanan atau minumannya itu
tertulis daftar kandungan kalori per gram di tiap makanan tersebut. Sehingga
ini membuat kita bisa menghitung berapa kalori yang akan atau sudah kita
konsumsi.
Kemudian, kalau kita melihat pola
arsitektur rumah-rumah di Jepang, umumnya ukuran dapur itu tidak ada yang
besar. Coba bandingkan dengan ukuran dapur rumah-rumah di Eropa atau Amerika,
umumnya sampai memakan space yang sangat luas. Penggunaan ruang dapur yang
minimalis oleh orang Jepang ini barangkali berpengaruh pada frekuensi dan
jumlah makanan yang disimpan di dapur. Karena mereka tidak memiliki ruang yang
cukup luas, jadi umumnya frekuensi mereka untuk membeli sayuran yang segar
lebih sering. Sebaliknya, kalau di Amerika dan Eropa, penduduknya senang
membeli bahan makanan sekali dalam seminggu lalu disimpan dalam lemari pendingin.
Alasan kedua yang mungkin dapat
mendorong wanita Jepang memiliki badan yang ramping adalah adanya semacam
ungkapan yang dikenal masyarakat Jepang yaitu "makan nasi sebaiknya
dimakan delapan butir sampai kenyang". Maksud dari ungkapan ini adalah
sebaiknya tidak makan sampai terlalu kenyang. Selain itu, bobot bahan makanan
yang berbeda dari daerah barat dan timur juga merupakan salah satu alasan yang
penting.
Kalau kita perhatikan pola makan orang
barat, bobot bahan makanan yang suka mereka konsumsi, dari tahun ke tahun makin
lama makin meningkat. Sehingga inilah yang pada akhirnya menyebabkan angka
kegemukan di negara-negara barat lebih tinggi. Sedangkan kalau di Jepang,
penduduknya melakukan hal yang lebih baik. Orang Jepang rata-rata setiap
harinya menyerap 2700 kalori, namun orang Amerika rata-rata setiap hari
menyerap 3700 kalori, perbedaan antara keduanya 1000 kalori."
Pola makan orang Jepang sepertinya
memang telah terpengaruh oleh sikap dan cara aliran Zen di Negara China
terhadap bahan makanan, "Memilih bahan yang paling segar, memasak dengan
hati yang semangat." Saat menyantap nasi jangan melahap dengan rakus, pada
saat menikmati makanan yang lezat, masih harus belajar cara untuk menghargai
keindahan. Penampilan yang indah adalah sumber dari kehidupan memasak orang
Jepang.
Alasan ketiga yang dapat mendukung
wanita Jepang memiliki tubuh kurus adalah mungkin dikarenakan kebiasaan mereka
untuk beraktifitas fisik dalam skala yang cukup sering dan besar. Di samping
budaya dan etos kerja mereka yang sangat tinggi, orang Jepang itu sangat suka
berjalan kaki dan mengendarai sepeda. Makanya kalau kita ada di Jepang pada
jam-jam masuk kerja atau sekolah, biasanya kita akan sering berada dalam
kerumunan orang-orang yang berjalan dengan cepat di pinggir-pinggir jalan atau
di stasiun-stasiun kereta sedang bergegas ke kantor atau sekolah mereka
masing-masing.
Jadi, bisa ditarik kesimpulan, bahwa
ternyata ada beberapa faktor yang bisa mendorong dan memberikan jawaban mengapa
orang Jepang, atau wanita Jepang pada khususnya memiliki tubuh ramping dan jauh
dari kegemukan. Ternyata hal itu dikarenakan makanan, minuman dan cara hidup,
masyarakat yang akrab dan membentuk semangat jiwa, sistem pemeliharaan
kesehatan yang maju, selain itu, kemungkinan masih ada sedikit unsur turun
temurun juga olah tubuh.
Sumber : ForumkamiNET
0 comments:
Post a Comment