BOGOR – Sekelompok ilmuwan CTech
Laboratory, sebuah lembaga riset yang berafiliasi dengan Masyarakat Ilmuwan dan
Teknolog Indonesia (MITI), berhasil menemukan alat pembasmi kanker otak.
Pemimpin Tim Peneliti CTech Laboratory,
Dr Warsito P Taruno Warsito, mengatakan temuan ini merupakan sebuah terobosan
di dunia kedokteran yang telah berhasil dilakukan ilmuwan Indonesia. "Ini
pengembangan alat dari riset kami di bidang tomografi. Setelah alat pembasmi
kanker payudara, kami berhasil mendesain alat pembasmi kanker otak," kata
Warsito, Senin (3/12).
Alat ini menggunakan prinsip yang
sama dengan alat pembasmi kanker payudara, yaitu menerapkan metode radiasi
listrik statis. Dan temuan itu telah diuji coba pada seorang pasien penderita
kanker otak kecil. "Alhamdulillah, setelah pemakaian dua bulan pasien
dinyatakan sembuh total. Saya baru mendapat salinan hasil CT-Scan otak pasien
oleh tim dokter rumah sakit," ujar Warsito yang juga Ketua Umum MITI.
Kesuksesan tim dari CTech yang
didukung oleh perusahaan Edwar Technology ini dipaparkan dalam forum pertemuan
yang dihadiri tidak kurang dari 1.500 peserta dari berbagai kampus di Sumut,
Sumbar dan Aceh.
Dalam seminar yang juga menghadirkan
mantan Menristek Suharna Surapranata dan staf pengajar USU Dr Yani Absah
tersebut, Warsito menceritakan proses terapi pasien penderita kanker otak kecil
(cerebellum) yang saat pertama datang dalam kondisi yang mengenaskan.
Menurut Warsito, sang pasien sudah
tak mampu bergerak karena otak kecil sebagai pengendali sistem motorik tubuhnya
sudah tak bisa menggerakkan seluruh otot. Dia hanya bisa berbaring dan tak
mampu bergerak, termasuk menelan makanan atau minuman yang diasupkan ke
mulutnya.
Tim peneliti kemudian merancang
perangkat yang disesuaikan dengan diagnosis dokter. Dalam terapi ini, kata
Warsito, pihaknya memang bekerjasama dengan tim dokter ahli radiologi dan
onkologi dari sebuah rumah sakit besar di Jakarta.
"Reaksi positif sudah kami
peroleh dalam beberapa hari pemakaian. Pasien sudah bisa tersenyum dan sepekan
kemudian sudah bisa menerima asupan makanan dan minuman dari mulutnya. Kondisi
semakin membaik dalam waktu sebulan karena ia sudah bisa menggerakkan anggota
tubuhnya. Dan puncaknya, dua bulan setelah terapi, pasien dinyatakan sembuh
total dari kanker otaknya," papar Warsito.
Menurut dia, metode radiasi listrik
statis berbasis tomografi ini, sepenuhnya hasil karya anak bangsa yang bakal
menjadi terobosan dalam dunia kedokteran. Selain akan merevolusi pengobatan
kanker secara medis, juga akan meminimalisasi biaya yang harus dikeluarkan
pasien atau keluarganya.
Sementara itu, mantan Menristek
Suharna Surapranata, menyambut baik temuan tim CTech dan MITI ini. Menurut dia,
perlu kajian lebih lanjut dan partisipasi banyak pihak yang berkepentingan guna
mendapatkan hasil yang lebih baik.
"Kalau mendengar paparan beliau
(Warsito), saya kira ini satu hal yang luar biasa dan perlu mendapat dukungan
dari semua pihak, khususnya pemerintah. Juga para pemangku kebijakan dari bidang
kesehatan agar hasil penelitian dan penemuan ini memberi manfaat seluas-luasnya
kepada masyarakat Indonesia dan dunia," demikian Suharna.
Sumber : Republika.co.id
0 comments:
Post a Comment