WORCESTER – Jovie Wyse, bayi berusia
enam bulan asal Worcester, Inggris, selalu berhenti bernafas setiap kali
tertidur. Ia pun harus menghabiskan 21 jam sehari dengan ventilator agar tetap
hidup.
Jovie, yang mendapat perlakuan
tracheostomi (bantuan dari luar lubang saluran nafas) hanya dua bulan setelah
dia lahir, akan bergantung pada ventilator ketika dia tidur selama sisa
hidupnya. Ia didiagnosis sindrom hipoventilasi kongenital pusat (CCHS). Ia akan
otomatis tidak bernafas ketika tidur.
Orang tuanya, Chris dan Lorna Wyse,
harus memastikan putri mereka selalu dekat dari ventilatornya. Jauh dari alat
bantu pernafasan, bisa berakibat fatal bagi si bayi.
CCHS merupakan suatu penyakit dimana
darah memiliki tingkat oksigen yang sangat rendah dan karbondioksida yang
sangat tinggi ketika sedang tidur. Sekitar 300 anak di seluruh dunia dan 30
orang di Inggris mengalami kondisi ini seumur hidup mereka.
"Kami ketakutan saat dokter
akhirnya menemukan apa yang salah dengan anak kami," kata Wyse. Bagi
keluarga ini, sangat sulit untuk berlaku seperti keluarga normal. Mereka
khawatir jika tiba-tiba sang anak mengantuk dan nafasnya hilang.
"Kebanyakan orang tua mungkin senang melihat anak-anak mereka tertidur di
siang hari. Tapi bagi kami itu adalah hal yang menakutkan."
Awal diagnosa penyakit itu, Jovie
diperiksa di rumah sakit tempat ia dilahirkan. Ia dulu diduga mengidap
meningitis. Tapi seorang ahli bedah melihat kasus serupa pada bayi lain sehingga
Jovie diuji untuk CCHS.
Jovie kemudian dibantu ventilator
selama 24 jam. Akhirnya, sekarang ia dianggap sudah cukup baik dan boleh
dirawat di rumah. Namun, ia masih harus menghabiskan sebagian besar hidupnya
dengan ventilator.
Kondisi Jovie masih harus dipantau
terus- menerus. Seorang profesional di bidang kesehatan tinggal bersamanya di
rumah sepanjang malam, untuk memastikan napasnya tetap stabil. Kedua orang tua
ini telah dilatih untuk memantau Jovie. Mereka harus tahu apa yang seharusnya
dilakukan jika tiba-tiba alat bantu pernafasan gagal berfungsi.
"Peralatan nafasnya perlu
dibersihkan setiap hari. Kita tidak boleh meninggalkan dia atau membiarkan
siapapun yang tidak terlatih untuk merawatnya," ujar ayah Jovie.
Walaupun dilanda kepiluan, mereka
bisa sedikit lega karena Jovie akhirnya bisa dirawat di rumah. Jovie terus
memakai ventilator itu selama 21 jam setiap hari. "Kami berharap? Jovie
tumbuh besar dan kuat, dia tidak akan perlu berada di ventilator sepanjang
waktu. Paling tidak, dia akan selalu harus memakai ventilator ketika tidur,
tapi kami berharap dia harus dapat tumbuh hidup normal."
Sumber : Republika.co.id
0 comments:
Post a Comment