Gunung Bromo (2.329 m dpl), adalah salah satu gunung dari
beberapa gunung lainnya yang terhampar di kawasan Komplek Pegunungan Tengger,
berdiri diareal Kaldera berdiameter 8-10 km yang dinding kalderanya
mengelilingi laut pasir sangat terjal dengan kemiringan ± 60-80 derajat dan
tinggi berkisar antara 200-600 meter.
Daya tarik Gunung Bromo yang
istimewa adalah kawah di tengah kawah dengan lautan pasirnya yang membentang
luas di sekeliling kawah Bromo yang sampai saat ini masih terlihat mengepulkan
asap putih setiap saat, manandakan Gunung ini masih aktif.
Sejarah Pembentukan
Menurut sejarah terbentuknya Gunung
Bromo dan lautan pasir berawal dari dua gunung yang saling berimpitan satu sama
lain. Gunung Tengger (4.000 m dpl) yang merupakan gunung terbesar dan tertinggi
pada waktu itu. Kemudian terjadi letusan kecil, materi vulkanik terlempar ke
tenggara sehingga membentuk lembah besar dan dalam sampai ke desa sapi kerep.
Letusan dahsyat kemudian menciptakan kaldera dengan diameter lebih dari delapan
kilometer. Karena dalamnya kaldera, materi vulkanik letusan lanjutan tertumpuk
di dalam dan sekarang menjadi lautan pasir dan di duga dulu kala pernah terisi
oleh air dan kemudian aktivitas lanjutan adalah munculnya lorong magma ditengah
kaldera sehingga muncul gunung - gunung baru antara lain Lautan pasir, Gunung
Widodaren, Gunung watangan, Gunung Kursi, Gunung Batok dan Gunung Bromo.
Legenda Masyarakat
Menurut legenda dijelaskan tentang
asal usul Suku Tengger ini. Dahulu di pulau Jawa di perintah oleh Raja
Brawijaya dari Majapahit yang mempunyai anak perempuan bernama Rara Anteng yang
menikah dengan Joko Seger, keturunan Brahmana. Ketika terjadi pergolakan di
pulau Jawa, sebagian masyarakat yang setia pada agama Hindu melarikan diri ke
pulau Bali. Sebagian lainnya menarik diri dari dunia keramaian dan bermukim di
sebuah dataran tinggi di kaki Gunung Bromo, dipimpin oleh Roro Anteng dan Joko
Seger, jadilah mereka suku Tengger, kependekan dari Anteng dan Seger.
Komplek Pegunungan
Gunung Bromo termasuk bagian salah
satu gunung yang berada di Komplek Pegunungan Tengger. Pada hamparan pasir yang
sangat luas (Laut Pasir) dengan gunung-gunung di tengahnya yaitu: G. Bromo
(2.392 m dpl), G. Batok ( 2.440 m dpl), G. Widodaren (2.614 m dpl), G. Watangan
(2.601 m dpl) dan G. kursi (2.581 m dpl). Dinding kaldera yang mengelilingi
laut pasir sangat terjal dengan kemiringan ±60-80 derajat dan tinggi berkisar
antara 200-600 meter. Di keliling kaldera Tengger terdapat beberapa gunung
diantaranya adalah G. Penanjakan (2.770 m dpl.), G. Cemorolawang, G. Lingker
(2.278m dpl.), G. Pundak Lembu (2.635 m dpl.), G Jantur (2.705 m
dpl.),G.Ider-ider (2.527 m dpl.) serta G.Mungal (2.480 m dpl.). Sedangkan pada
Komplek Pegunungan Jambangan terdapat G. Lanang (2.313 m dpl), G Ayek-ayek
(2.819 m dpl), G. Panggonan Cilik (2.883 m dpl), G Keduwung (2.334 m dpl), G
Jambangan (3.020 m dpl), G Widodaren (2.000 m dpl), G Kepolo (3.035 m dpl), G
Malang (2.401 m dpl), dan G Semeru (3.676 m dpl).
Menikmati Matahari Terbit
Salah satu atraksi yang paling
menarik di atas Gunung Bromo adalah Matahari terbit. Gumpalan awan yang menutup
langit perlahan - lahan tersibak oleh bola putih kekuning - kuningan. Cahaya
merah merona diufuk timur. Perlahan - lahan timbulah temberang yang kian
membesar hingga membentuk setengah lingkaran sang surya y\nang merah menyala.
Berangsur - angsur warnanya berubah menjadi keemasan. Udara sekitar mulai
menerang. Mulailah suatau hari dan kehidupan yang baru.
Semuanya mengingatkan kita akan
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Kecuali di puncak Bromo, atraksi matahari terbit
bisa di lihat di Puncak Pananjakan.
Upacara Kasada (kasodo)
Pada tanggal 14 dan 15 bulan ke
duabelas (tahun Jawa) atau bulan Desember/Januari (tahun Masehi) diadakan
upacara Kasada. Dalam upacara ini dikorbankan sebagian hasil sawah, ladang dan
ternak masyarakat dengan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo sebagai tanda
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain Upacara Kasodo juga di kenal Upacara
Karo Dan Ayak-ayak.
Menuju Lokasi
Dari Surabaya. Untuk menuju Gunung
Bromo dari arah Pasuruan. Dari Surabaya kita naik bis menuju Probolinggo dan
turun di Pasuruan yang membutuhkan watu 1,5 jam. Selanjutnya naik colt menuju
Desa Tosari - Wonokitri.
Di Wonokitri kita dapat bermalam di
hotel atau losmen atau dapat juga langsung meneruskan per-jalanan menuju Gunung
Pananjakan atau masuk ke lautan pasir menuju puncak Gunung Bromo.
Bila dari arah Probolinggo, kita
naik colt atau bis menuju Sukapura, kemudian kita terus ke Ngadisari. Dari
Ngadisari naik kuda atau berjalan kaki menuju Cemoro lawang ± 3 km. Di Cemoro
lawang kita dapat bermalam di hotel atau losmen. Besuk pagi kita dapat
melanjutkan perjalanan ke kawah Gunung Bromo, yang dapat ditempuh dengan
berjalan kaki atau naik kuda yang disewakan oleh masyarakat setempat.
Kalau dari arah Malang kita bisa
lewat Jemplang, Ngadas. Dari Malang naik minibus menuju ke Tumpang (18 Km)
sekitar 30 menit. Dari Tumpang perjalanan kita lanjutkan dengan naik Jeep
menuju ke Jemplang sekitar 1,5 jam perjalanan melewati Desa Gubuk Klakah dan
Desa Ngadas. Disekitar perjalanan kita dapat menyaksikan pemandangan alam yang
berupa kebun-kebun penduduk yang berada di lereng-lereng gunung dan hutan alam
yang masih asli. Memasuki Desa Ngadas di sekitar jalan kita melewati hutan
cemara yang tertata rapi. Kondisi jalan dari Tumpang menuju Jemplang sekarang
sudah baik.
Dari Jemplang perjalanan kita
teruskan menuju ke Gunung Bromo melewati jalan berbatu dan lautan pasir selama
1 jam perjalanan dengan Trekking.
Bila lewat Purwodadi, dari Kota
Malang kita naik Bus atau minibus menuju ke Purwodadi selam 30 menit. Dari
Purwodadi kita naik minibus menuju ke Desa Tosari, melewati Desa Nonggojajar
selama 1,5 jam perjalanana. Dari Tosari kita teruskan menuju Wonokitri.
Menuju Kawah Gunung Bromo dapat
didaki melalui tangga buatan (249 buah), dari sini akan terlihat kawah Bromo
mengangah lebar dengan kepulan asap yang keluar dari dasarnya.
Sejarah letusan
Selama abad ke-20, gunung yang terkenal sebagai tempat
wisata itu meletus sebanyak tiga kali, dengan interval waktu yang teratur,
yaitu 30 tahun. Letusan terbesar terjadi 1974, sedangkan letusan terakhir
terjadi pada 2004.
Sejarah letusan Bromo:
2004, 2001, 1995, 1984, 1983, 1980, 1972, 1956, 1955,
1950, 1948, 1040, 1939, 1935, 1930, 1929, 1928, 1922, 1921, 1915, 1916, 1910,
1909, 1907, 1908, 1907, 1906, 1907, 1896, 1893, 1890, 1888, 1886, 1887, 1886,
1885, 1886, 1885, 1877, 1867, 1868, 1866, 1865, 1865, 1860, 1859, 1858, 1858,
1857, 1856, 1844, 1843, 1843, 1835, 1830, 1830, 1829, 1825, 1822, 1823, 1820,
1815, 1804, 1775, dan 1767.
Sumber : ForumkamiNET
Pakej Percutian Bromo, Pakej Pelancongan Surabaya Bromo, Agent Travel Surabaya Bromo, Pakej Tour Bromo Kawah Ijen, Mount Bromo Tour, Mount Bromo Ijen Crater Tour Package, Kawah Ijen Tour Package, Surabaya Bromo Ijen Tour Package, Bromo Ijen Tour, Surabaya Bromo Ijen Tour
ReplyDelete